Lewat Mas Funco, HPMIG dianggap sudah memuja Fadel. Walaupun, yang memuja Fadel sebetulnya bukan hanya HPMIG, tetapi ada juga institusi lain yang harusnya bersikap kritis. Ironisnya, yang sudah memuja-muja itu menolak menyebut Fadel sebagai dewa. Lalu apa dong namanya? Mungkin lebih tepat disebut selebritis. hee hee... Saya mengikuti pembahasan Fadel bukan kali ini saja, tetapi sudah sejak bergabung sebagai anggota milis ini. Mungkin masih ingat, dulu saat Presiden SBY berencana me-reshuffle kabinet, masyarakat Gorontalo sudah heboh duluan, bahwa Fadel akan ditarik menjadi salah satu menteri. Bahkan, ada anggota milis yang mengaku mendengar langsung dari sumber-sumber terdekat SBY di Jakarta. Lucunya, di media massa di Gorontalo, tersaji rupa-rupa reaksi masyarakat (entah murni atau tidak) atas informasi tersebut. Ada yang menolak atau tidak mau ditinggal pergi Fadel, ada juga yang merelakan ditinggal Fadel demi untuk kemajuan bangsa. Ketika akhirnya Fadel tidak masuk kabinet, tersiarlah kabar bahwa Fadel menolak ditarik ke kabinet karena tidak mau meninggalkan rakyat Gorontalo. Fadel masih mencintai rakyat Gorontalo. Disini menjadi penting untuk dibahas, antara kata "tidak mau" atau "tidak dipakai". Nah, sekarang muncul lagi Fadel yang konon dicalonkan jadi presiden pada pemilu 2009. Saya lagi menunggu, apa reaksi masyarakat di Gorontalo. Apakah akan kembali menunjukkan "romantisme" heroik seorang Fadel? Mudah-mudahan kali ini tidak membuat saya tersenyum geli...? hi hi hi
Mohon maaf kalau ada yang tersinggung. iing ____________________________________________________________________________________ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ