----- Forwarded Message ----
From: bakri arbie <daya...@yahoo.com>
To: alumnipran...@yahoogroups.com
Cc: arbie bakri <arbieba...@yahoo.com>
Sent: Tue, August 24, 2010 12:19:25 PM
Subject: Re: [AlumniPrancis] PLTN - Listrik


Yth Pak Agus

Terima kasih atas perhatian pak Agus.
Kalau diperlukan lebih detail bisa diskusi atau kalau di Perguruan Tinggi bisa 
berupa ceramah PLTN.
Terima kasih semoga barokah buat kita bersama.Amiin.

Wassalam,
Bakri Arbie.




________________________________
From: agus supangat <supb...@yahoo.com>
To: alumnipran...@yahoogroups.com
Sent: Tue, August 24, 2010  10:26:23 AM
Subject: Re: [AlumniPrancis] PLTN - Listrik

  
Pak Bakri Ysh.

Trima kasih atas pencerahannya dan semoga share ilmu yang bermanfaat ini  
dibalas dengan berlipat ganda dalam bulan yang penuh barokah dan penuh bonus 
ini.



  
Yth Pak Agus dan rekan milis,

Pertama terima kasih atas pertanyaan pak Agus.Saya akan coba jawab secara umum.

Berdasarkan kwalifikasi umum PLTN sudah menuju tahap generasi ke 4,yang disebut 
sebagai inovative
reactor.Langsung ke generasi kedua yaitu filosofi disain "defense in 
depth",atau 
pertahanan berlapis tentang kemungkinan lepasnya radiasi ke lingkungan yang 
mengakibatkan paparan radiasi kepada manusia dan lingkungan diluar reaktor.
Inti dari keselamatan PLTN adalah, kwalitas yang prima mulai dari 
desain,konstruksi,operasi dan perawatan,ini adalah persyaratan utama.Jadi harus 
serius untuk setiap tahap, tak boleh main dengan spesifikasi dan kwalitas.
Dalam desain, selalu diperhitungkan dimana  kemungkinan terjadinya suatu pemicu 
dan bagaimana urutan kejadian sehingga bisa terjadi sesuatu paparan radiasi 
bagi 
personil maupun manusia dan lingkungan di sekitar reaktor.Ilmunya adalah risk 
analysis yang terbagi dalam fault tree analysis dan root cause analysis,
sebenarnya adalah probabilistik dan bukan deterministik.

Dalam perhitungan seandainya ada sistem yang terlalu lemah dalam pertahanan 
terhadap radiasi,maka dibuat redundansi, hingga 3 ,misalnya pendingin darurat 
reaktor,ada 3 paralel, berfungsi untuk mencegah
pemanasan teras,terutama bahan bakar reaktor agar tidak mencapai atau mendekati 
900 derajat Celsius.
Mengapa ?
Karena PLTN biasa beroperasi pada temperatur 350 derajat Celsius.Usaha untuk 
tidak mendekati 900 derajat, adalah upaya agar tidak terjadi reaksi eksotermik, 
sehingga bisa terjadi pelelehan kelongsong bahan bakar nuklir.Seperti diketahui 
barir/penghalang pertama dari radioaktif adalah kelongsong bahan bakar  nuklir.
Penghalang kedua adalah sistem primer, ketiga bejana tekan reaktor dan keempat 
adalah sungkup bundar atau persegi yang biasanya kelihatan sebagai bangunan 
kokoh beton setebal 2 meter.
PLTN Chernobyl masih termasuk generasi pertama sehingga belum ada barir 
ke-empat,sehingga tidak bisa menahan radiasi keluar lingkungan pada saat 
terjadi 
kecelakaan parah.Saat ini tidak ada lagi PLTN  yang tidak punya barir ke-4.

PLTN generasi kedua memperkuat atau memperkecil risiko dengan redundansi,baik 
sistem kontrol,
sistem ventilasi yang mengatur tekanan udara agar tekanan selalu lebih rendah 
dari luar agar tidak ada radiasi yang bocor keluar.PLTN generasi ketiga untuk 
beberapa hal mulai menggantikan dengan sistem pasif,yaitu seperti pendingin 
darurat tidak menggunakan pompa-pompa aktif,namun menggunakan gejala 
pendinginan 
alamiah, seperti natural convection dll. Karena, natural convection,gravitasi 
dan tekanan pasti berfungsi maka tidak  perlu redundansi lagi.Hal ini menghemat 
sistem dan komponen.

PLTN generasi ke-4, ada berbagai kombinasi, seperti yang sedang saya pelajari 
sekarang adalah fast reactor dengan pendingin Pb-Bi.Mengapa ?
Karena fast reactor bisa/dapat menggunakan bahan bakar bekas PLTN sekarang 
seperti Plutonium untuk menjadi bahan bakarnya sehingga Uranium.Thorium yang 
ada 
di alam ini bisa mengatasi keperluan listrik dunia selama 6000 tahun (dengan 
demand tahun 2000-an).
Tentang keselamatan PLTN generasi ke-4 Pb-Bi,tekanan hanya sedikit diatas 1 
atmosfir, jadi tidak ada risiko meledaknya reaktor.Temperaturnya bisa 
beroperasi 
disekitar 400 derajat C sehingga lebih 

tinggi efisiensinya.

Mengenai PLTN yang bisa lolos di Indonesia adalah PLTN generasi kedua dan 
ketiga,karena risikonya 

sudah mencapai 10 pangkat -7, artinya 1 diantara 10 juta risiko lepasnya zat 
radioaktif ke lingkungan dan 10 kali lebih kecil dari risiko kapal terbang yang 
mencapai  10 pangkat -6.
Mestinya PLTN generasi ke-4 akan lebih kecil lagi risikonya,namun belum ada 
yang 
full commercial sehingga belum ada yang fixed hitungan risikonya.Yang ada ialah 
penggunaan dalam kapal selam tipe Alpha dari Rusia yang sempat bikin heboh 
Amerika dan sekutunya karena kelincahan operasinya.
Rusia sempat membuat 8 kapal selam nuklir tipe ini ditahun 70-an dan 80-an.
Saat ini sedang membuat prototype untuk PLTN komersil,mirip dengan Hyperion 
reactor dari USA.
Perancis pernah menggebu-gebu dengan fast reactor, karena masalah operasi yang 
belum efisien,sehingga mereka tetap pada PLTN generasi kedua dan ketiga.

Kalau kecelakaan skala maksimum PLTN generasi ketiga adalah lebih baik sedikit 
dari generasi ke-2,
namun berdasarkan risk analisys saya kira masih sekitar 10 pangkat -7, untuk 
lepasnya zat radioaktif ke lingkungan dan 10 pangkat -9 untuk masyarakat 
disekitarnya.Maaf kalau saya pakai data sebelum pensiun,namun tidak  akan jauh 
berbeda nilanya.Event scale yang pak Agus inginkan sebenarnya di ambil dari 
fault tree analysis sehingga membuat skala 1,type kecelakaan yang menyebabkan 
risiko terendah sampai tertinggi,yaitu paparan radiasi yang keluar dari sistem 
reaktor.Detailnya saya mesti cek lagi referensi.

Isu lain dari PLTN adalah limbah, yang sebenarnya dapat menjadi bahan bakar 
nuklir untuk PLTN generasi ke-4.Ketakutan untuk menggunakan Pu dari bahan bakar 
bekas menjadi bom adalah ketakutan
lain,namun Indonesia berbeda dengan Iran dan Korea Utara ,dimana IAEA dan 
masyarakat Internasional bisa menerima Indonesia seperti negara Asia lain 
seperti Jepang,Korea Selatan dan Taiwan yang sudah mengoperasikan PLTN sejak 
tahun 70-an.Isu lain adalah financial risk dengan adanya perizinan 4 tahap,
sehingga risiko delay untuk milyaran $ cukup menjadi perhatian investor.
Amerika sedang mengupayakan one step licence sedangkan Korea Selatan 
mengatasinya dengan  standard
reactor yang mereka hasilkan setelah puluhan tahun masa operasi PLTN-nya, 
sehingga sudah teruji.
Mungkin rekan dari BATAN bisa bantu tentang events scale.

Semoga bermanfaat,
Bakri Arbie.

--------------


From: agus supangat <supb...@yahoo.com>To: alumnipran...@yahoogroups.comsent: 
Tue, August 24, 2010 8:29:52 AMSubject: [AlumniPrancis] PLTN - Listrik


  
Pak Bakrie,

Mohon pencerahannya :

        * Kalau untuk pembangkit listrik di Indonesia, kira-2 reaktor kelas 
berapa yang 
berpeluang lolos dari berbagai penentangan dan penolakan ?
        * Reaktor kelas 3 bisa menimbulkan accident skala maksimum berapa ?  
salam

agus supangat




 



      

Kirim email ke