--- On Fri, 10/9/09, bakri arbie <daya...@yahoo.com> wrote:
From: bakri arbie <daya...@yahoo.com> Subject: Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ini Cara Orang Jepang Selamat dari Gempa To: alumnipran...@yahoogroups.com Cc: "arbie bakri" <arbieba...@yahoo.com> Date: Friday, October 9, 2009, 1:47 AM --- On Thu, 10/8/09, Octo GPH <dieng_j...@yahoo.com> wrote: From: Octo GPH <dieng_j...@yahoo.com> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ini Cara Orang Jepang Selamat dari Gempa To: surabayacommun...@yahoogroups.com, xta...@googlemail.com, "Ade Choiriyah" <antik_8...@yahoo.co.id>, "Ade Panji" <rusita...@yahoo.com>, "amien budiarto" <diar.cang...@yahoo.com>, "Andre Jkt" <misan...@yahoo.com>, "Andri Revelino" <k14...@yahoo.com>, "Anggoro Lova" <aak_a...@yahoo.com>, "Ari Chimpluy" <awibis...@yahoo.com>, "Bayu Indri" <nihaps...@yahoo.com>, "da' She Land Riyanto" <antz_...@yahoo.com>, "Danik Susilowati" <danik_susilow...@careind.or.id>, "Dasilan Woro" <riven_bel...@yahoo.co.id>, "dayak atun lovers" <alinsa...@yahoo.com>, "Dewi Naning" <iwedcut...@yahoo.co.id>, "Diana UI" <debo_fortu...@yahoo.co.id>, "dieng apung" <dieng...@plasa.com>, "Dieng Laras Yuniardi" <dejune3...@yahoo.com>, "Dwi A Ariyani" <dua...@yahoo.com>, "f asisi sukoeksi w" <nang....@gmail.com>, "Fajar Lingkar" <mataharipagi...@yahoo.co.id>, "Forum Pembaca Kompas" <forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com>, "Gunawan Lazzarus" <lazzarus_mach...@yahoo.com>, "Gustav Palu" <gustav...@telkom.net>, "Hadid K2" <velvet.al...@rocketmail.com>, "Hapsari Wulandari" <hapsari.wuland...@bms.com>, "Harjito Atun-lovers" <jitomach...@yahoo.com>, "hendri" <hen...@highcamp.web.id>, "Heri Kecil (KIH Sby)" <herisant...@yahoo.com>, "Indri Bayu" <nihaps...@yahoo.com>, "Iqbal K2" <venomous_roc...@rocketmail.com>, "Irfan Budiman Atun-lovers" <bebe...@yahoo.com>, "Kiki K2" <tsumma.mani...@yahoo.co.id>, "Kwin ttk" <ck_to...@yahoo.com>, "Leny K2" <leny.l...@ymail.com>, "Lisa Jkt" <lisanovi...@yahoo.co.id>, "mapala unibra" <orange...@impalaunibraw.org>, "Mardiani ICMC Yunita" <yunita_mardi...@yahoo.com>, "Maulin GP" <mauli...@yahoo.com>, "Melanie K2" <inonk_can...@yahoo.com>, "Ndog Jogja" <handoko_si...@yahoo.co.id>, "Peni Setyaningsih Lingkar" <diajeng...@yahoo.com>, "Qtink Benetton" <teguh_qt...@yahoo.com>, "Ratna Budiani" <greeny_ra...@yahoo.co.id>, "Resly Benetton" <rei...@yahoo.co.id>, "Reza Sjafirman Chaniago PI" <bikers_oldmech...@yahoo.co.id>, "Roby Ribet" <roby_xp...@yahoo.com>, "Rudi Dahlan Atun-lovers" <rudidah...@gmail.com>, "Shelly Bandung" <shell_...@yahoo.com>, "Siska Madiun" <bonces_ci...@yahoo.co.id>, "syifa latah" <team-b...@tikijne.co.id>, "Tati Depok" <tati9...@yahoo.com>, "Tatik Jogja" <tatikfari...@yahoo.co.id>, "Tegar Jogja" <tegar_adhahida...@yahoo.com>, "Teta GP" <vita_aman...@yahoo.com>, "Tondo Lingkar" <daunhijau...@yahoo.co.id>, "Tono" <aaw...@yahoo.com>, "Uung Hendru Bhuwono" <bhuw...@yahoo.com>, "Wanti Amoy" <sweet_appe...@yahoo.co.id>, "Yeni" <yeni992...@yahoo.com>, "Yudi Pecun K2" <you_p...@yahoo.com> Date: Thursday, October 8, 2009, 9:56 PM Best Reggard,OKTO > >----- Forwarded Message ---- >From: ariful amir <jaca...@yahoo. com> >To: Riana Nedyawati <nedyaw...@un. org>; Lingkung <lingkun...@yahoogro >ups.com>; Lingkar groups melir <ling...@googlegroup s.com>; moektijasih un ><moektijasih@ un.org> >Sent: Fri, October 9, 2009 11:37:46 AM >Subject: Ini Cara Orang Jepang Selamat dari Gempa > > >VIVAnews - >795.000 orang, termasuk perdana menteri, ikut simulasi bencana tiap tanggal 1 >September. > > Bencana gempa yang terjadi secara >terus-menerus di Indonesia seharusnya cukup untuk menyadarkan >masyarakat, betapa rentannya wilayah kita terhadap bencana. > >Kita >harus lebih waspada. Tak ada salahnya kita belajar dari Jepang, negara >yang terlalu sering diguncang gempa, memiliki lebih dari 100 gunung >api, dan dihajar topan tiap tahunnya. Hidup dalam ancaman kematian >adalah kodrat masyarakat Jepang. > >Namun, mereka tak menyerah. >Pengalaman menghadapi bencana dahsyat dan kesadaran adanya ancaman >gempa membuat pemerintah dan masyarakat negara matahari terbit itu >melakukan persiapan menghadapi bencana yang lebih baik dari negara >lain. > >"Jaman dulu, kondisi Jepang seperti Asia Tenggara ketika >diterjang bencana," kata Guru Besar Universitas Gunma, sekaligus kepala >laboratorium penelitian bencana, Profesor Toshitaka Katada, seperti >dimuat laman Manila Bulletin. > >"Ribuan orang tewas setiap tahun. Itu terus terjadi sampai sekitar 50 tahun >lalu," tambah dia. > >Pemerintah >Jepang lalu bertindak. Sejak bencana angin topan 1959 yang menewaskan >5.000 orang, angka kematian turun menjadi ratusan dan bahkan belasan. >Perkecualian, bencana gempa di Kobe tahun 1995 yang menewaskan 6.400 >orang. > >Pasca bencana Kobe, kewaspadaan dan kesiagaan makin >ditingkatkan. "Pemerintah selalu berusaha melindungi warga dari >bencana, sebagai wujud pertanggungjawaban negara," kata dia. > >Bentuk >pertanggungjawaban juga diwujudkan dengan membangun tanggul di >sungai-sungai, dan membangun tembok pelindung banjir dan longsor, >bahkan tsunami. > >Tak hanya itu, pelatihan bencana dilakukan >secara serius. "Sekitar 795.000 orang, termasuk perdana menteri, ikut >dalam simulasi bencana tiap tanggal 1 September, di hari yang sama pada >tahun 1923 terjadi gempa dahsyat Kanto yang menewaskan 140.000 orang di >Tokyo," tambah Katada. > >Jepang punya sistem peringatan dini >paling baik di dunia. Selain itu, pemerintahan yang baik dan penegakan >hukum juga jadi faktor krusial yang menyelamatkan jiwa masyarakat >Jepang. Maksudnya? > >"Kemungkinan kecil gedung sekolah atau rumah >sakit rubuh saat gempa. Sebab, fasilitas publik dibangun tanpa ulah >nakal dan korupsi para penyelenggara negaranya." > >Berikut cara orang Jepang menyelamatkan diri dari gempa, yang tentu saja patut >kita tiru: > >1. >Masyarakat Jepang rajin melakukan pelatihan bencana. Di dekat pintu, >mereka mempersiapkan ransel yang berisi air botolan, makanan kering >atau makanan kalengan, obat-obatan P3K, uang tunai, pakaian kering, >radio, senter, dan beberapa baterai pengganti. > >Masyarakat bisa >menambahkan suplemen, kacamata, obat-obatan khusus, atau makanan bayi >dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa bahkan dijual di >supermarket. > >2. Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan mata >pelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar. > >3. >Kekayaan Jepang sebagian diinvestsasikan untuk membangun gedung dan >infrastruktur tahan gempa. Mahal memang, tapi menurut ahli, kebijakan >ini terbukti telah menyelamatkan ribuan jiwa. > >4. >Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih secara khusus untuk >mengumumkan terjadinya bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. >Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di >tempat-tempat penampungan. > >5. Masyarakat >Jepang tahu mereka harus melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar >tidak kejatuhan benda-benda keras. Lalu, di bawah lindungan meja, itu, >dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap >terbuka untuk mengurangi resiko terjebak di antara reruntuhan. > >6. >Penduduk Jepang dianjurkan menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan >sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. >Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa. > > >7. Masyarakat Jepang mengaktifkan peringatan >gempa di telepon genggamnya. Anak-anak di sekolah memiliki pelindung >kepala tahan api di mejanya masing-masing. Tak hanya itu, simulator >gempa canggih juga digunakan untuk membiasakan anak-anak dengan getaran >gempa. > >8. Pemerintah Jepang memastikan pusat >energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi >bergetar dalam batas tertentu.