--- In [EMAIL PROTECTED], <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Diskusi
'ALLAH' NAMA SIAPA? Sekembali dari pelayanan seminggu di Malaysia dan sempat membicarakan isu 'nama Allah' di sana, ada beberapa tanggapan e-mail yang diajukan terhadap artikel 'Allah' Nama Siapa? Berikut diskusinya: (Tanggapan-1) Sebutan bahwa Abraham semula berbahasa Aram itu salah, sebenarnya bahasa Ibrani itu sudah ada sebelum Abraham (ca 1800 sM) yaitu sejak Eber, karena ia sudah disebut sebagai orang Ibrani (Kej.14:13) demikian juga keturunanya (Kej.39:14,17;40:15;41:12). Baca saja Kej.31:47 dimana disebutkan bahwa Yakub sudah menyebut batu di Yegar-Sahaduta dengan 'Galed' dalam bahasa Ibrani. (Jawab-1) Memang pengagung nama Yahweh menganggap bahasa Ibrani ada dari kekal sampai kekal setidaknya sejak Eber, bahkan disebutkan bahwa: "Bahasa Ibrani adalah satu-satunya bahasa yang tertua" (Siapakah Yang Bernama Allah Itu, hlm.21), namun kita harus sadar bahwa sebutan 'orang Ibrani' tidak identik dengan 'bahasa Ibrani' karena sebagai bahasa ia berkembang lama sesudah nama Ibrani ada. Harus disadari bahwa Abraham berasal dari kawasan dan keluarga berbahasa Aram (Kej.24:4) seperti saudaranya Nahor, dan setelah berinteraksi dengan bangsa Kanaan maka bahasa Ibrani mulai tumbuh: "Bahasa Ibrani adalah cabang dari bahasa Kanaan dan Amorit, atau lebih tepat Kanaan dan Amorit adalah dialek-dialek nenek-moyang yang melalui pencampuran keduanya pertumbuhan bahasa Ibrani dapat dijelaskan." (Interpreters' Dictionary of the Bible, Vol.2, 553). Jadi dari percampuran bahasa Ibu yang Aramik yang diikuti Abraham, dengan pengaruh Kanaan dan Amorit berangsur-angsur tumbuh bahasa Ibrani, namun lambat mengingat bahasa Ibrani terdiri dari konsonan yang sukar diucapkan (menjadi bahasa tulisan sekitar abad-X SM mengikuti aksara 22 huruf Kanani dan kemudian mengikuti bentuk bulat aksara Aram). Ishak mengawini Ribka saudara Laban, cucu Nahor yang berbahasa Aram (Kej.31:20,47), Yakub anak Ribka mengawini Lea dan Rachel anak Laban yang berbahasa Aram juga, sehingga tidak heran kalau bangsa Israel keturunan Yakub mengikuti bahasa nenek dan ibu mereka dan mengaku keturunan Aram (Kej.24-29; Ul.26:5). Galed (Kej.31:47) bukanlah asli kata Ibrani melainkan kata Aram yang menjadi cikal bakal kata Ibrani. Perlu diketahui bahwa Laban juga menyebut 'Galed' (Kej.31:48) yang tentu bahasanya sendiri, dan dalam tafsiran mengenai Galed disebutkan: "Nowhere else in the Jacob-Laban cycle of stories is there the slightest suggestion that the two spoke different languages." (The Interpreters' Bible, Vol.I, 716). Lepas dari pengkultusan bangsa dan bahasa Ibrani, perlu disadari bahwa bahasa Ibrani itu tidak berasal dari kekal sampai kekal, tetapi ia berawal dari percampuran Aram-Kanani-Amorit dan pada masa Ibrani Kitab Suci (abad-XI - III SM) terus dipengaruhi bahasa Aram; pada masa Ibrani Miznah (abad-III SM - VII M) dipengaruhi bahasa Aram, Yunani dan Latin (Yesus berbicara bahasa Aram & Yunani, dan diatas salib ada tulisan dalam 3 bahasa itu); pada masa Ibrani Para Rabi (abad-VII - XIX M) dipengaruhi bahasa Arab; dan baru di abad-XIX menjadi bahasa Ibrani modern. Ingat, dalam Perjanjian Baru kalau disebut bahasa Ibrani (terjemahan hebraisti atau hebraik dialekto), yang dimaksudkan adalah bahasa Aram. (T-2) Dalam bahasa Arab, Allah adalah nama diri, jadi bukan berasal dari 'Al-Ilah.' Jadi dalam Kis.2:7-11 tentu orang Yahudi menyebut nama dalam bahasa Ibrani, bahasa ibu mereka, dan orang Arab juga menggunakan bahasa itu atau 'Al-Ilah.' Bila kita membaca Arabbible tidak satu nama pun yang ditulis 'Allah' semua ditulis 'Al Ilah,' jadi tidak semua orang berbahasa Arab menggunakan nama 'Allah' sebab sekarang sudah banyak yang menggunakan nama 'Al Ilah.' Konsep ini juga disebutkan oleh seorang dosen program studi Islamologi yang bergelar S2 bahwa 'Allah' bukan berasal 'Al Ilah.' Bisakah ditunjukkan bahwa nama 'Allah' sudah digunakan sebelum Islam? (J-2) Perlu disadari bahwa dalam Perjanjian Baru, bila ada terjemahan berbunyi 'bahasa Ibrani' itu adalah bahasa Aram ('hebraisti' = lidah orang Ibrani, dan 'hebraik dialekto' = dialek Ibrani). D.C. Mulder, pakar Perjanjian Lama, menyebutkan: "Di tanah Palestina sendiri bahasa Aramlah yang menjadi bahasa sehari- hari sejak abad IV/III sM.; bahasa Ibrani lama-kelamaan hanya dipakai sebagai bahasa suci dan bahasa agama." (Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama, hlm.214) Sedangkan Bruce M. Metzger, pakar Alkitab dan bahasa-bahasanya, menyebutkan: "Bahasa ibu orang Yahudi Palestina di waktu itu adalah Aram. Sekalipun para Rabi dan Ahli-Kitab masih menggunakan bahasa Ibrani klasik Perjanjian Lama, untuk mayoritas umat ini adalah bahasa mati. ... Barangkali karena rasa bangga yang salah, dan kemungkinan besar karena tidak dapat membedakan ketepatan ilmiah, bahasa Aram secara populer disebut sebagai bahasa "Ibrani". . Bahasa percakapan umum semitik orang Yahudi Palestina pada waktu Yesus adalah Aram." (The Language of the New Testaments, The Interpreters' Bible, Vol.7, hlm.43) Soal 'Allah' itu 'berasal 'Al Ilah' atau bukan, sekalipun ada dosen bergelar S2 menolaknya, umumnya umat Islam menyebut begitu. Baik Ensiklopedia Islam maupun Ensiklopedia Britannica menyebut 'Allah' sebagai kontraksi 'Al Ilah.' Apakah tepatnya 'Allah' = Al Ilah = Al Illah, atau Al Allah, tidaklah penting, sebab dalam bahasa lisan sebelum berkembang dalam bentuk tulisan, ucapan dan maksudnya sama. Menarik untuk diketahui bahwa dalam penemuan arkaeologis tua lebih dari satu milenium sebelum kelahiran Islam ternyata 'nama Allah' sudah disebutkan sebagai nama diri dalam beberapa inskripsi yang ditemukan. Artikel 'Allah Before Islam' dalam 'The Muslim World' (Vol.38, 1938, hlm. 239-248) mencatat bahwa suku-suku Arab kuno 'Lihyan' dan 'Thamudic' yang bermukim di Jazirah Arab bagian Utara, meninggalkan inskripsi bertuliskan banyak nama 'Allah' sebagai nama diri. Pendahulu suku 'Lihyan' adalah suku 'Dedan' yang dalam Alkitab disebutkan sebagai keturunan Ketura, isteri Abraham (Kej.25:1-3). Kita mengetahui bahwa bahasa Arab diturunkan dari bahasa Nabatea Aram dan semula ditulis dalam inskripsi yang menjadi kata benda bukan 'ilah' tetapi 'allah!' "The Syrian, however, raised the common noun for "god", allah, to the dignity of a proper name by affixing the determining element "a": allaha="the god", then "God". . When the Lihyanites took over the proper name, Allaha, they arabicized it by dropping the determining element "a"." (The Muslim World, hlm.247). Bagaimana dengan Arab-bible? Arab-bible (ini beda dengan Arabic-bible, terjemahan resmi Lembaga Alkitab Arab) menurut pengakuan situs mereka sendiri, mengunakan Arabic Bible yang dikeluarkan Bible Society dan hanya mengganti nama 'Allah' dengan tafsiran mereka sendiri yaitu 'Al- Ilaah.' Arabbible dihasilkan kelompok yang alergi terhadap Islam dan Arab dan menonjolkan Yudaisme dengan mengagungkan nama YHWH dan Elohim. Menggunakan Arabbible sebagai acuan untuk menyalahkan 'Arabic Bible' sama halnya dengan menyalahkan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dengan menggunakan 'Kitab Suci Torat dan Injil' atau 'Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan' yang diterbitkan kalangan Yahwist di Indonesia yang juga alergi terhadap Islam dan Arab, padahal keduanya menjiplak tanpa izin 99,99% terjemahan LAI kemudian mengganti semua nama TUHAN dengan Yahwe/Yahweh dan nama Allah dengan Eloim/Tuhan. Kalau kedua kelompok Yudaik Indonesia itu mengganti nama 'Allah' saja saling berbeda (Yahwe/Eloim vs Yahweh/Tuhan), bagaimana perbedaan keduanya kalau keduanya menerjemahkan seluruh Alkitab? (T-3) Nama YHWH telah ada sebelum Musa, dan memang Dia-lah sang Pencipta (Kej.2:4-5), dan tentu saja sebelum ada Israel. Orang sudah menyebut nama YHWH sebelum Enos (Kej.4:26), bahkan Hawa sudah menyebutkan nama YHWH (Kej.4:1), dan selanjutnya nama itu sudah banyak dicatat Alkitab sebelum Musa. Berbeda dengan terjemahan LAI "dengan nama-Ku TUHAN aku belum menyatakan diri," KJV dan WEB menyebut dalam Gen.6:2 "but by my name JEHOVAH was I not known to them," dan NIV "and by my name THE LORD did I not let myself be known to them?" (J-3) Soal nama YHWH sebelum Musa, bagi pembaca awam tentu dengan mudah mencari ayat-ayat yang mengandung nama itu dalam kitab Kejadian, namun bagi pembaca yang mengerti, masalahnya tidak sesederhana itu. Kita harus menyadari bahwa dari masa terjadinya sampai masa ditulis sebagai kitab suci, ada selang sekitar satu milenium dimana sudah berkembang teologi. Ayat Kel.6:2 tepat seperti yang diterjemahkan oleh LAI (demikian juga terjemahan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia) termasuk terjemahan seperti KJV, WEB, dan NIV, namun dalam NIV tidak ada tanda tanya, demikian juga dalam naskah aslinya kalimat itu tidak bersifat tanya. Tanda tanya NIV dalam tanggapan adalah tambahan penanggap. Para pengangung JHWH memang menambahkan tanda tanya dengan maksud untuk mengubah arti ayat itu seakan-akan YHWH sudah memperkenalkan namanya sebelum Musa tetapi dilupakan sehingga ditanya kembali. Ada dua terjemahan pengagung nama Yahweh yang sering digunakan untuk mendukung pendapat mereka, dan keduanya diberi tanda-tanya! "was I not known to them?" (The Scriptures dan Hebraic Roots Version). Mungkinkah nama yang begitu dahsyat dan menumbuhkan fanatisme begitu saja dilupakan? Ada beberapa petunjuk bahwa sebelum Musa memang YHWH hanya menyatakan dirinya dengan nama diri 'El,' yaitu: (a) Mempelajari sifat 'El' dan 'YHWH,' ada sifat baru yang ditunjukkan nama 'Yahweh,' yaitu sebagai Tuhan yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Tuhan 'Yahweh' adalah khas Israel, Tuhan yang dinamis, pemberi keteguhan iman bagi Israel dan yang menyatukan mereka menghadapi penindasan perbudakan Mesir. Tuhan yang menyatakan diri dengan nama baru khas padang gurun 'Sinai' itu bisa kita lihat di banyak kitab lain seperti Hos.2;13:4; Yes.43:3; Yer.2:1 dst; Yeh.20; Am.2:10 dst; 5:25; dan yang juga dinyanyikan penyair-penyair kuno Israel yang menyanyikan nyanyian kemenangan seperti dalam Hak.5 dan Mzm.68:8 dst.; (b) Adanya nama YHWH dalam kitab Kejadian, adalah proses penyesuaian teologis Yahwist kepada nama yang baru dikenal karena nama El juga digunakan bangsa-bangsa lain untuk menyebut Tuhan Tertinggi. Agar nama 'Yahweh' tidak sekedar disebut eksklusif sebagai 'Tuhan Israel' maka diperpanjang sampai ke kitab Kejadian dimana disebut bahwa "Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN" (Kej.4:26. Enos artinya manusia) untuk menunjukkan bahwa Yahweh juga Tuhan umat manusia. Bahkan keberadaan nama 'Yahweh' itu kemudian dikaitkan dengan Penciptaan langit dan bumi (Kej.2:4-7), dan kemudian menghiasi banyak halaman kitab Kejadian; "Yahwis mempunyai pandangan lain. Menurutnya, Yahweh adalah Allah seluruh umat manusia sejak awal kejadian dunia, dan 'ibadat kepada Yahweh' didirikan oleh Enos, sebagai wakil umat manusia pada zaman awal sekali (Kej.4:26). Pandangan yang demikian tidak sesuai dengan kepercayaan bahwa Yahweh baru bertemu dengan Israel di padang gurun. Tampaknya, pandangan Yahwis itu merupakan pandangan teologis dan bukan ingatan historis. Pandangan teologis ini sesuai dengan cara pemikirannya, yaitu bahwa penyataan yahweh bersifat universal dan berlaku untuk seluruh dunia." (Th. C. Vriezen, Agama Israel Kuno, hlm.125). (c) Petunjuk lain bahwa Tuhan dengan nama YHWH belum dikenal di kitab Kejadian bisa dilihat dari fakta bahwa selama berada di Kanaan, para leluhur dengan Tuhan mereka 'El' rukun-rukun saja berdampingan dengan orang Kanani (yang menyembah Baal), padahal sesudah Keluaran generasi Israel secara tegas dengan pimpinan YHWH merasa perlu membasmi orang-orang Kanani; (d) Abraham belum mengenal nama 'YHWH karena itu ia memberi nama anaknya dengan label 'El' bukan 'Yah', yaitu Isma'el' (Kej.16:11). EL Shadday memberi Yakub nama baru Isra'el' (Kej.32:28;35:9-12) mendorong Israel membuat mezbah untuk 'El Elohe Yisraeel' (Kej.33:20) dan mendirikan tugu dan menamai tempat itu 'Bet'El'' (Kej.35:15); (e) Ujian iman Abraham (yang dirayakan Islam sebagai 'Idul Adha') menunjukkan nama 'Yahweh' tidak dikenal dalam jalur bangsa Arab keturunan 'Ismael' dan juga menunjukkan bahwa nama 'Yahweh' belum dikenal Abraham; dan (f) Absennya nama yang mengandung nama 'Yah' dalam kitab Kejadian (Abi'yah', Eli'yah'), dan hanya nama-nama yang berlabel 'El' (Bab'El', Mehuya'el', Metusa'el' (Kej.4:18), dan Isra'el' (Kej.32:28)), menunjukkan bahwa memang di masa kitab Kejadian baru nama 'El' yang dikenal. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa nama Yahweh baru dikenal Israel pada masa Keluaran. (T-4) Artikel 'Allah' Nama Siapa memperjelas pengertian saya mengenai 'nama Allah,' namun saya berfikir siapakah mereka yang menjadi pengagung nama Yahweh yang begitu berapi-api menolak 'nama Allah?' (J-4) Kelompok yang mengagungkan nama YHWH dan sangat alergi terhadap nama 'Allah' adalah kelompok yang terpengaruh semangat Yudaisme dan melakukan ibadat yang berbau Yahudi/Ibrani. Mereka juga antipati terhadap LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) karena menggunakan 'nama Allah,' bahkan ada yang menyebut LAI sebagai Lembaga Alat Iblis. Mereka terdiri dari banyak kelompok yang saling berbeda, bahkan dalam salah satu literatur mereka ditulis: "Akhir-akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia. Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai pengajaran tentang "tefilah" [doa harian], "ibadah shabat", "pembaruan tata ibadah". Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]" (Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4) Yang jelas kelompok pengagung nama YHWH berbeda dengan kekristenan yang umum, karena mereka menganut Unitarian Sabelianisme simultan, yaitu pandangan ke'Tuhan'an yang berbeda dengan kaum Trinitarian. Mereka menganggap bahwa YHWH adalah Tuhan pencipta langit dan bumi; Nama YHWH = nama Elohim, Firman = Daya Cipta, Roh Kudus = Daya Hidup; dan Bapa, Anak, Roh Kudus = predikat YHWH. Dan, ketiganya satu pribadi dan realitas (Memashurkan Nama Elohim Yang Benar, Nafiri Yahsua Ministry, hlm.12-29) Salam kasih dari Herlianto www.yabina.org [Non-text portions of this message have been removed] --- End forwarded message ---