+ Sebaliknya, terlibat percakapan yang bermutu 
dan mendalam bisa membuat perasaan senang +
 
 
Ngobrol "Nggak Nyambung" Sebabkan Depresi

VIVAnews - Asyik mengobrol dengan teman, kolega, atau 
kerabat bisa membangkitkan kesenangan. Namun, bagaimana bila obrolan 
dengan mereka tidak bermutu alias "nggak nyambung?" Maka, 
siap-siap terkena depresi. 

Demikian survei tim peneliti di 
Amerika Serikat (AS). Menurut laman harian The Telegraph, 
mereka meneliti apakah senang atau tidaknya seseorang tergantung dari 
bermutu tidaknya isi percakapan. 

Dalam penelitian itu, para 
relawan mengenakan alat perekam tersembunyi untuk memonitor percakapan 
dengan teman dan kolega selama empat hari. Para peneliti kemudian 
mendengar isi rekaman dan bisa mendeteksi pembicaraan yang hanya 
sifatnya basa-basi maupun yang substantif (bermutu) bagi responden. 

Selain itu, para relawan pun diminta memberi penilaian atas perasaan dan kesan 
atas pembicaraan yang telah mereka lakukan, yang telah direkam oleh tim 
peneliti. Berdasarkan studi itu, tim peneliti mengungkapkan sejumlah 
penemuan yang menarik, yang dimuat dalam jurnal Psychological 
Science. 

Perasaan senang ternyata terkait dengan mengurangi waktu untuk sendirian dan 
menyempatkan lebih banyak waktu berbicara 
dengan orang lain. Partisipan mengaku mengalami perasaan paling senang 
saat memanfaatkan kurang dari 25 persen waktu untuk menyendiri dan lebih dari 
70 persen waktu untuk berbicara dibandingkan responden yang tidak 
senang.

Tim peneliti dari Universitas Azirzona dan Universitas 
Washington di St. Louis itu juga mengungkapkan bahwa respoden yang 
paling senang mengalami percakapan yang dalam dan bermutu. Sedangkan 
respoden yang paling tidak senang mengaku menghabiskan sepertiga dari 
waktu percakapan untuk berbasa-basi. 

Matthias Mehl, pakar 
psikologi dari Universitas Arizona, menilai bahwa penemuan-penemuan itu 
menandakan bahwa kehidupan yang menyenangkan adalah yang mampu 
bersosialisasi dan menikmati percakapan secara mendalam ketimbang 
melakukan percakapan yang tidak ada artinya. 

Tim peneliti 
menyimpulkan bahwa percakapan yang bermutu berpotensi membuat yang 
bersangkutan menjadi lebih bahagia. "Pembicaraan yang mendalam bisa 
membawa perasaan yang berarti dalam berinteraksi dengan teman, sama 
halnya dengan bersikap terbuka bisa membuat suatu hubungan menjadi lebih 
intim," demikian kesimpulan tim peneliti.  
Sumber:VIVAnews.
 
 
+++
Bisa olo Karena Depresi jadi Ngobrol "Nggak Nyambung"
 
 
Kasune,
Bolango.

(Pake myiphone olo kuat-kuat)


      

Kirim email ke