sekedar pelepas penat...

sumber : http://tamtomotivation.blogspot.com/2007/10/pohon-tua.html

Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya
rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol
keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding
dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.Pohon itupun, menjadi tempat hidup
bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup
pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami
telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu.

Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya
yang panjang. Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut.
Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang
itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan.
"Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh.
Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan.
Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini
mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya.
Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi
mau mampir dan singgah untuk berteduh.Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan,
mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada
lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku
miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan.
"Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan
siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap
kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan
tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang
panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.

"Cittt...cericirit...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata, ada seekor anak
burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya.

"Cittt...cericirit...cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak
burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran
burung-burung baru. Satu... dua... tiga... dan empat anak burung lahir ke
dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.Keesokan harinya,
beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka,akan membuat
sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung
dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana.

Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering,
ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah,
kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan
berbinar.Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah,
hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat
akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua
itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya
rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan
Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun
kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun, yakinlah, Allah Maha
Tahu yang terbaik buat kita.Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di
saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang
sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat
disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya
Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk
menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang
menguji kesabaran yang dimiliki.Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita
hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya
buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama
orang-orang yang sabar

Kirim email ke