Pertanyaan yang mirip sama, ditanyakan kepada mufti Mesir, Ali Jum'ah.
Pertanyaannya sebagai berikut;

Penanya: Saya pergi kesalah satu negara di eropa, sedangkan saya dalam
keadaan berpuasa, ketika saya tiba dinegara tersebut, saya mendapati
bulan Ramadan belum usai, padahal dinegera saya mestinya telah usai.
Apakah saya boleh berbuka puasa menurut negara saya, atau saya harus
berpuasa lagi sesuai negara yang saya tuju?

Mufti Mesir: Selamanya seseorang harus mengikuti tempat dimana dia
berada. Artinya, dia harus menyesuaikan waktu berpuasa dan berbuka,
baik itu menyesuaikan hari maupun bulan. Kadang, permulaan bulan
Ramadan pada suatu negara, berbeda dengan negara lain, ada yang duluan
dan ada yang terakhir. contohnya; saya baru berpuasa 28 hari,
sedangkan dinegara yang saya tuju, sudah idul fitri, maka saya harus
mengikuti negara itu. berhari raya, dan bagi saya hutang puasa sehari.
(ket; puasa dalam islam hanya ada dua macam; 29 hari atau 30 hari).
Demikian halnya, bila saya berada di Aljazair atau negara bagian
barat, lalu saya bepergian kenegara bagian timur, maka saya berbuka
puasa ketika waktu azan magrib tiba dinegara yang saya tuju.

Sekali lagi, bahwa seseorang mengikuti atau menyesuaikan diri dengan
tempat dimana dia berada. Baik hitungan hari maupun bulan.

Contoh lainnya, jika saya bepergian ke Amerika, maka kemungkinan puasa
saya dalam sehari itu 30 jam, dan saya tidak akan berbuka kecuali jika
telah terbenam matahari.

Tatkala saya bepergian dengan pesawat ke negara bagian barat, satu
hari bisa panjang waktunya, maka saya harus mengikuti matahari. Jika
mataharinya terbenam, maka saya berbuka, dan kalau belum terbenam,
maka saya tetap puasa. Dan apabila, telah nampak bulan pertanda 1
sawwal telah tiba, maka saya berbuka, dan selama bulan belum nampak,
maka saya tetap berpuasa.

Demikianlah, seseorang menyesuaikan waktu setempat dimana dia tinggal.

Fatwa tersebut saya terjemahkan dari: Kitab Kumpulan Fatwa
Kontemporer, Karya Ali Jum'ah; mufti Mesir. Halaman 91-92, Juz 2.
Cetakan Pertama, tahun 2007.

Salam.
     


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, "imusafir" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: Deny, Rijadi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, September 08, 2008 2:01 PM
> To: Muzamil, Achmad
> Subject: Sholat dan Puasa Selama Perjalanan Panjang
> 
> 
> Pak Muz, kebetulan adik saya akan melakukan perjalanan cukup lama (28
> jam) selama bulan puasa ini. Karena perjalanan memakai pesawat, adik
> saya berniat untuk puasa. Yang menjadi pertanyaan adalah:
> 
> 1. Bagaimana menentukan waktu sahur dan berbukanya? Apakah dengan
> melihat jam sendiri (buka setelah kira2 11 jam puasa) atau disesuaikan
> dengan jadwal waktu dimana pesawat melintas?
> 
> 2. Bagaimana untuk menentukan waktu sholat? Apakah diperkirakan dengan
> jam sendiri atas juga memperhatikan waktu ketika pesawat melintas.
> 
> Terima kasih atas jawabannya.
> 
> 
> Wassalam,
> 
> 
> Assww,   Pak Deny,     Musafir boleh tidak puasa tapi harus diganti hari
> lain, apalagi perjalanan panjang seperti pak Deny katakan. akan tetapi
> shalat tidak bisa ditinggal dalam keadaan bagaimanapun selama pikiran
> masih sehat.   Contoh singkat, (kalau mau puasa)   Jakarta-Surabaya,
> beda waktu +/- 25 menit, kalau jalan ke Surabaya bukanya / mulai puasa
> lebih awal 25 menit artinya mengikuti waktu setempat. buka / sahur /
> mulai puasa pakai waktu setempat ketika kita berada. patokan kapan waktu
> maqrib untuk buka puasa dan kapan waktu subuh itulah mulai puasa
> ditempai dimana kita sedang berada. lihat link ini untuk waktu seluruh
> dunia   http://prayer.al-islam.com/ <http://prayer.al-islam.com/>   
> Dalam musafir Sebaiknya shalat dijamak, baik jama' taqdim atau
> jama'ta'khir (dhuhur-ashar; maqrib-isya'),  dengan jama' di qoshar juga,
> khusus yg 4 rakaat saja yg diqoshar. waktu shalat  pakai  waktu setempat
> ketika kita mau shalat. Kalau mau perjalanan, sebaiknya bawa kompas yg
> bisa menentukan arah kiblat dan jadwal untuk seluruh dunia, di print
> saja kota2 mana yg mau dilalui. Lakukan shalat baik ketika duduk di
> pesawat dengan shalat duduk dengan tayammum di badan2 pesawat, kalau
> sedang landing langsung cari arah kiblat ambil wudhu di Toilet bandara
> dengan memakai waktu shalat waktu di Bandara setempat langsung dijamak.
> Untuk waktu shalat sedunia, bisa di klik di link dibawah ini:  
> http://prayer.al-islam.com/ <http://prayer.al-islam.com/>        Allahu
> A'lam, Salam, Achmad Muzammil
>


Kirim email ke