Bung Uyan pernah dengar atau menggunakan e-QSO yang sedang digunakan 
oleh organisasi ORARI dan RAPI sekarang? Di e-QSO bisa bercakap-cakap 
(ma persis bahasa lo malaysia juuuu) dengan teman-teman di seluruh 
nusantara. Bo cuma ba tanya suuup, soalnya gaptek suuup. Hehehe...

Salam
Ridwan Ibrahim



--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Sofyan Uli <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ini ada artikel menarik sebuah teknologi yang bisa
> mengubah peradaban suatu bangsa.
> 
> Anda tentu mengenal barcode? Sebuah kode-kode tertentu
> yang diekspresikan dengan susunan garis-garis hitam
> (bar) dan putih (space) yang berbeda ketebalannya
> seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Kebutuhan terhadap
> identifikasi keberadaan suatu barang (item) secara
> otomatis (Auto-ID) di bidang industri, perdagangan dan
> distribusi logistik melahirkan penggunaan barcode ini
> lebih dari 30 tahun yang lalu.
> 
> Buku-buku dan produk-produk yang dijual di toko buku
> dan supermarket misalnya selalu dilengkapi dengan
> barcode untuk memudahkan identifikasinya saat
> pendataan atau pembayaran di kasir dengan menggunakan
> sebuah alat pembaca (reader). Satu set barcode terdiri
> dari beberapa kode, dimana satu kode terdiri dari 7
> unit garis warna hitam atau putih yang jika
> berdampingan akan terlihat garis hitam atau putih yang
> lebih tebal.
> 
> 1. Dari barcode menuju ke RFID
> 
> Walau terbukti murah dan dapat dipakai di berbagai
> bidang, barcode ini ternyata mempunyai banyak
> kelemahan yaitu selain karena hanya bisa
> diidentifikasi dengan cara mendekatkan barcode
> tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai
> kapasitas penyimpanan data yang sangat terbatas dan
> tidak bisa diprogram ulang sehingga menyulitkan untuk
> menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar
> untuk sebuah item.
> 
> Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah
> menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip. RFID
> yang merupakan singkatan dari Radio Frequency
> Identification merupakan teknologi identifikasi baru
> yang dalam pengoperasiannya terjadi kontak antara
> transponder (tag) atau divais pembawa data yang
> terbuat dari silikon chip dilengkapi sebuah radio
> antena kecil dan reader yang terhubung dengan sistem
> komputer. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak
> dilakukan secara kontak langsung atau mekanik
> melainkan dengan pengiriman gelombang electromagnet.
> Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di kartu
> telepon atau kartu bank yang juga menggunakan silikon
> chip, kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang
> cukup jauh.
> 
> Sekarang ini RFID tag standard biasanya mampu
> menyimpan tidak lebih dari 128 bit. Sebagian besar
> memori tersebut dipakai untuk kode produk elektronik
> yang berisi informasi produsen, jenis produk, dan
> nomor serial. Karena setiap RFID tag adalah unik, maka
> dua buah kaleng minuman ringan dengan jenis yang sama
> akan memiliki kode yang berbeda, dimana sebaliknya
> jika menggunakan barcode semua produk sejenis akan
> menggunakan kode yang sama. Perbedaan lain antara
> barcode dan RFID adalah, RFID tag memerlukan sumber
> tenaga listrik untuk menggerakan sirkuit rangkaian
> terpadu di dalam tag tersebut, dan biasanya dan
> tentunya RFID tag tidak bisa menggunakan baterai yang
> membuat biayanya menjadi mahal. Pemecahannya adalah
> dengan cara mengirimkan energi listrik melalui medan
> electromagnet dari reader ke RFID tag. Sebaliknya
> reader dapat membaca banyak RFID tag dalam waktu
> bersamaan dalam jarak antara beberapa cm sampai 10
> meter atau lebih.
> 
> 2. Aplikasi sederhana RFID
> 
> Untuk sebuah produk hasil pertanian yang dijual di
> supermarket, jika selama ini dengan menggunakan
> barcode hanya data jenis produk yang mampu tersimpan,
> di masa datang diharapkan RFID tag mampu menyimpan
> tidak hanya data jenis produk namun juga misalnya
> untuk sebuah produk beras dapat diketahui daerah asal
> produksi beras, kapan beras itu pertama kali ditanam
> dan dipanen, metode penanaman dan pembuatannya, bahkan
> nama dan data petaninya secara otomatis. Keuntungan
> lain adalah kasir maupun pembeli dapat mengetahui
> total harga barang yang ada di keranjang belanja dalam
> waktu sekejap, atau bahkan kasir bisa mengetahui
> barang-barang yang mungkin saja dikutil oleh pembeli
> yang tidak diletakkan di keranjang belanja.
> 
> Aplikasi lain penggunaan RFID misalnya dalam
> pengiriman barang yang selalu dapat diawasi secara
> real time (waktu sebenarnya) dalam waktu yang tak lama
> lagi dapat terwujud. Mr. Tanaka yang tinggal di Tokyo
> akan mengirimkan paket kepada rekan bisnisnya Ms.
> Colin di London, dimana paket tersebut dilengkapi RFID
> tag sehingga bisa selalu diamati rute perjalanannya.
> Mr. Tanaka dapat mengetahui lokasi-lokasi paket
> tersebut pada waktu tertentu dengan mengaksesnya
> melalui internet saat paket itu mulai dikirim dari
> rumah Mr. Tanaka di Shibuya sampai ke Bandara Narita,
> dia juga tahu kapan paketnya diangkut ke dalam pesawat
> JAL di Narita dan kapan paketnya diturunkan dari
> pesawat di Bandara Heathrow, lalu akhirnya paket itu
> ada dalam perjalanan dari bandara sampai di kediaman
> Ms. Colin di London. Hal ini semua bisa dilakukan
> karena paket yang dilengkapi RFID tag itu
> teridentifikasi oleh reader-reader yang terpasang pada
> gate-gate yang dilaluinya, yang tak mungkin dilakukan
> jika proses identifikasi itu tidak secara otomatis dan
> tidak menggunakan gelombang electromagnet.
> 
> 3. Ubiquitous network
> 
> Mungkin dalam beberapa waktu terakhir kita pernah
> mendengar istilah ubiquitous computing, atau
> ubiquitous network. Kata ??biquitous??menurut kamus
> Merriam-Webster bisa diartikan sebagai ??da di
> berbagai tempat dalam waktu yang sama?? Sehingga
> konsep ubiquitous computing, atau ubiquitous network
> itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit misalnya
> sebagai kemampuan akses ke sebuah network (internet)
> di mana saja. Konsep ubiquitous network diharapkan
> akan menjadi semakin luas di masa depan berkat
> hadirnya teknologi RFID. Teknologi yang ada saat ini
> hanya mampu mengenal dan mengidentifikasi
> divais-divais elektronik yang terhubung dengan
> internet dengan IP address saja.
> 
> Di masa depan, dengan berkembangnya pemanfaatan
> teknologi RFID ini, tidak hanya divais-divais
> elektronik seperti computer, PDA atau telepon seluler
> tetapi juga bahkan diharapkan semua barang-barang
> non-elektronik yang ada di sekitar kita dapat
> diidentifikasi secara otomatis. Perkembangan ini juga
> seiring dengan lahirnya teknologi internet protocol
> baru yang disebut IPv6 yang menggunakan 128 bit
> address yang berarti mampu mengakomodasi lebih dari
> 3x1038 alamat. Sementara IPv4 yang ada saat ini
> hanya memiliki 32 bit address sehingga alamat-alamat
> yang tersedia terasa sudah sangat terbatas. Teknologi
> RFID ini diharapkan dapat mewujudkan suatu
> infrastruktur baru yang mengubah gaya hidup dan
> peradaban suatu kelompok masyarakat di masa depan
> seperti juga perubahan-perubahan yang terjadi pada
> gaya hidup masyarakat sejak lahirnya komputer dan
> internet.
> 
> 4. Problematika dan etika
> 
> Tak lama lagi, lingkungan kita akan mengenal diri kita
> bahkan tanpa kita sadari berkat teknologi- teknologi
> IPv6, RFID atau teknologi sensor lainnya. Laporan
> menunjukkan bahwa di banyak negara jumlah telepon
> seluler melampaui telepon biasa (non-seluler), bahkan
> di negara-negara tertentu perbandingan antara jumlah
> saluran telepon seluler dan total saluran telepon
> sudah melampaui angka 90%. Masyarakat di Tokyo
> misalnya, sebagian besar dari mereka selalu terhubung
> dengan internet dengan membawa telepon seluler di saat
> bepergian. Nantinya, informasi-informasi yang ada di
> RFID tag di pesawat telepon seluler kita, dan
> reader-reader yang tersebar di seluruh pelosok kota
> misalnya di setiap ticket gate di stasiun-stasiun
> kereta, akan diperbaharui dengan adanya komunikasi
> antara RFID tag dan RFID reader, saat kita melintas di
> dekat gate-gate tersebut. Dengan cara ini, seorang
> boss di kantor dapat mengecek apakah salesman-salesman
> di kantornya bekerja baik menawarkan produk-produk
> perusahaan itu kepada pelanggan atau tidak. Sebuah
> keuntungan bagi perusahaan namun pelanggaran privasi
> bagi salesman yang merasa selalu diamati langkahnya.
> 
> Sebelum kita menilai apakah teknologi seperti ini
> melanggar privasi atau tidak, mari kita melihat kasus
> lain. Sebuah SD di provinsi Wakayama di Jepang akan
> mencoba penggunaan RFID tag yang akan dipasang di tas
> sekolah dan tag nama di seragam siswanya. Sementara
> RFID reader akan dipasang di pintu gerbang sekolah,
> dan berbagai lokasi di dalam sekolah. Dengan cara ini
> reader akan mencatat apakah ada murid yang membolos
> atau tidak dan mengirim e-mail secara otomatis kepada
> orang tua murid yang membolos itu. Cara ini juga dapat
> mencegah jika ada orang yang tidak dikenal masuk ke
> dalam lingkungan sekolah atau terjadi tindakan ijime
> atau penindasan/kenakalan di antara sesawa murid yang
> marak terjadi di sekolah-sekolah di Jepang. Dengan
> tambahan instalisasi RFID reader di jalur-jalur yang
> dilalui murid-murid diharapkan dapat mencegah kasus
> penculikan dan menjamin keselamatan murid-murid.
> 
> Kalau beberapa waktu lalu perkembangan RFID masih
> terhambat dengan mahalnya harga sebuah RFID tag,
> sekarang RFID tag sudah dapat diproduksi dengan harga
> 5-cent (dalam satuan dollar Amerika). Dalam waktu yang
> tak lama, diharapkan harga RFID tag bahkan bisa jatuh
> harganya sampai 1 cent atau lebih murah lagi. Sehingga
> meluasnya pemanfaatan dan penerapan teknologi RFID
> sudah tidak akan disangsikan lagi, karena biaya
> penerapan teknologi baru ini sudah tidak menjadi
> persoalan.
> 
> Persoalan yang tersisa adalah distribusi informasi
> yang berhubungan dengan privasi seseorang. Karena
> penyalahgunaan wewenangan akses informasi ini akan
> melebihi dari penyadapan suara atau apa yang bisa
> diamati oleh seorang admin terhadap user nya pada
> sebuah internet network. Seseorang akan tercatat semua
> gaya hidupnya dengan terinstalisasinya RFID reader di
> berbagai pelosok kota, di mulai dari pagi hari saat
> keluar rumah sampai pulang saat malam hari, karena
> dalam sehari dia menggunakan kendaraan umum sebagai
> alat transportasinya, juga karena dia harus belanja di
> supermarket atau convenient store untuk kebutuhannya,
> dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini harus
> menjadi pelopor dengan menetapkan peraturan yang dapat
> mencegah terjadinya pelanggaran privasi oleh pengguna
> maupun penyelenggara sistem identifikasi ini. Juga
> sektor industri pembuat sistem RFID ini tentunya juga
> harus mampu menyediakan teknologi yang menggunakan
> teknologi nirkabel (wireless) ini mengakomodasi
> bandwidth yang cukup untuk kebutuhan dan dapat diakses
> dengan cepat dan aman. Hanya reader yang terautorisasi
> sajalah yang dapat mengakses tag.
> 
> Perusahaan Hitachi tahun lalu mengeluarkan produk baru
> untuk RFID tag yang disebut μ-chip yang tak lebih
> besar dari sebongkah garam. Berbeda dengan RFID tag
> yang ada sebelumnya yang menggunakan external antena,
> μ-chip yang 0.4x0.4-mm2 ini menggunakan internal
> antena yang dibuat di dalam silicon chip. Dengan
> ditambah kemasan yang baik, μ-chip dapat dipasang
> tidak hanya di produk yang dijual di supermarket,
> namun juga di uang kertas untuk mencegah pemalsuan
> mata uang mengingat terbatasnya foundry di dunia ini
> yang bisa memproduksi silikon chip. Atau bisa juga
> RFID-tag itu diselipkan di tag merek-merek pakaian
> atau langsung ke tekstil itu sendiri sehingga kita
> bahkan bisa tahu misalnya waktu terakhir kita mencuci
> pakaian itu di mesin cuci. Yang tentu menjadi
> berbahaya kalau RFID-tag di pakaian kita bisa terbaca
> oleh suatu reader yang tidak berhak sehingga semua
> jenis pakaian yang kita kenakan termasuk pakaian dalam
> tentunya. Kasus ini bukan mengada-ada, karena
> pelanggaran privasi serupa ini menyebabkan
> kekhawatiran di kalangan masyarakat yang menyebabkan
> terjadinya demonstrasi menentang penggunaan RFID di
> sebuah kota di Jerman beberapa waktu yang lampau.
> 
> Kasus penerapan teknologi RFID ini lah yang mungkin
> bisa disebut sebagai contoh dibutuhkannya kode etik
> dalam dunia teknologi dan engineering, seperti juga
> adanya kode etik dalam lingkungan kedokteran, hukum,
> maupun sastra.
> 
> Danardono Dwi Antono 
> 
> Artikel lainnya bisa dibaca di
> http://www.dudung.net/teknologi-informasi/rfid-sebagai-peranti-
pengenal-identitas.html
> http://herman.gubukopensource.org/2007/09/09/bagaimana-rfid-bekerja/
> 
> 
> 
>       
______________________________________________________________________
_____
> Nama baru untuk Anda! 
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan 
@rocketmail. 
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>


Kirim email ke