Cerita dibawah banyak mengandung kejanggalan, Saya berikan dua yang paling 
paling menonjol :
Pertama, umur pak Asmadi usianya sudah KEPALA EMPAT, lebih dekat ke 40 awal 
sekitar 41 atau 42 karena kalau diatas 46 lbh tepat kita pakai kata MENJELANG 
50. Anak2nya berpendidkan sarjana, seandainya anaknya ada 3 orang maka yang 
sulung umurnya sekitar 27 tahun. Jadi 41 dikurangi 27 adalah 14.  Karena paling 
cepat bisa punya anak setelah satu dua tahun menikah, Artinya pak Asmadi yang 
hebat ini menikah di usia sekitar 12 TAHUN ???
Kedua, Istri pak Asmadi pejabat eselon 3. Yang saya tau hanya pejabat eselon 1 
atau 2 yang biasanya dilantik oleh mentri. Kalau seluruh pejabat eselon 3 harus 
dilantik menteri maka waktunya hanya habis keliling Indonesia untuk melakukan 
pelantikan di daerah2, hehehe..


KSKSS
Iqbal



Sent from my iPhone

On May 24, 2010, at 12:00 AM, Putra Gorontalo <gorontalo.pu...@yahoo.com> wrote:

Seri : Keluarga

Oleh Sya2

Belum terlalu lama saya mengenalnya, baru sekitar 3 bulan lalu semenjak saya 
memutuskan untuk berlangganan ojeg dengannya. Tarif ojegnya lebih murah 
dibanding dengan yang ditawarkan tukang ojeg lainnya. Jika yang lain meminta Rp 
7000, dia hanya meminta Rp 5000 untuk pengganti jasa mengantarkanku dari 
stasiun Tanah Abang menuju kantorku di Slipi.

Pak Asmadi namanya, usianya sudah kepala empat, ia mengaku sudah delapan belas 
tahun menjalani profesinya sebagai tukang ojeg. Pertemuan yang hampir tiap hari 
dengannya, membuat saya tahu tentang sedikit kisah hiudpnya, kadangkala saya 
dibuat kagum ketika darinya saya peroleh kata-kata bijak, nasehat, layaknya 
seorang bapak yang sedang menasehati anaknya.

Siapa menyangka kalau tukang ojeg yang hanya lulusan SLTA itu mempunyai seorang 
isteri yang berpangkat eselon 3 di salah satu kantor pemerintahan di Jakarta. 
Isterinya adalah lulusan pasca sarjana dari salah satu universita negeri di 
Jakarta. Ketiga anak yang dimilikinya semua juga berpendidikan sarjana, hanya 
Pak Asmadi sendiri yang hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTA. Dari 
hasil menarik ojeg itulah Pak Asmadi membiayai anak-anaknya kuliah.

Kadangkala Pak Asmadi juga mencari tambahan penghasilan lain misalnya dengan 
berdagang kambing ketika mendekati hari raya Idul Adha. Awalnya, saya berpikir 
hal ini sebagai sebuah kemustahilan, di benak ini selalu saja timbul pertanyaan 
”Bagaimana mungkin Pak Asmadi seorang tukang Ojeg itu bisa memiliki seorang 
Isteri yang berpendidikan dan berjabatan tinggi di kantor pemerintahan?”.

Ada rasa tak percaya sampai di kemudian hari Pak Asmadi memperlihatkan pada 
saya foto Isterinya sedang dilantik oleh salah satu menteri. ”Ini mbak, foto 
isteri saya waktu dilantik oleh Pak Mentri, dan yang satunya itu foto saya 
sewaktu mendampinginya...” Tunjuk Pak Asmadi. Terlihat foto seorang wanita yang 
sedang bersalaman dengan seorang menteri, dan sebuah foto lagi menampilkan foto 
bersama seluruh jajaran pejabat dengan para pasangannya, kulihat Pak Asmadi 
memang ada di situ dengan baju batik coklatnya. Dari wajahnya memancar senyum 
bahagia begitu pula dengan isterinya.

****

Saya sering melihat rubrik kontak jodoh di salah satu media cetak di Ibukota. 
Bukan, Bukan karena saya berniat ingin mencari jodoh lagi, tapi hanya sekedar 
iseng yang benar-benar iseng. Siapa tahu ada teman yang mengiklankan diri di 
situ, kan bisa jadi bahan ledekanku untuknya. Salah satu contoh isi iklan 
perjodohan yang sering kulihat itu adalah seperti ini misalnya: Seorang wanita, 
25 tahun, Sarjana, tinggi badan 160 cm, bb 43 kg, berkulit putih mulus, wajah 
manis, Islam, pintar mengaji, keibuan dan Pandai Memasak Mendambakan: Seorang 
laki-laki, perjaka tulen, minimal 26 tahun, lulusan pasca sarjana, 
berpenghasilan tetap (swasta/PNS), tinggi badan minimal 170 cm dengan berat 
badan seimbang, Islam taat, Pandai mengaji dan bersifat kebapakan.

Coba kita lihat iklan tersebut, dan perhatikanlah. Niscaya kita akan menemukan 
sebuah fakta bahwa seorang wanita pada umumnya menginginkan pasangan (calon 
suami) yang memiliki spesifikasi yang lebih baik dari spesifikasi yang 
dimilikinya. Baik itu dari segi fisik, tingkat pendidikan atau hal-hal kasat 
mata lainnya. Menurut saya hal ini sangat wajar. Karena bagaimanapun juga 
seorang lelaki akan menjadi pemimpin dalam sebuah rumah tangga, jadi semakin 
bagus kualitasnya akan semakin baik bagi keluarganya kelak. Begitu kondisi 
idealnya.

****

Kembali kepada kisah Pak Asmadi dan isterinya, saya menjadi tersadarkan bahwa 
ternyata tidak semua wanita melihat kualitas calon suami hanya dari kasat mata 
yang tampak saja. Rasa penasaran saya muncul menggelitiki hati, membuat saya 
secara diam-diam ingin menyelidiki apa alasan Isteri Pak Asmadi begitu bangga 
dan mencintai suaminya yang ”hanya” seorang tukang ojeg dan hanya berpendidikan 
setingkat SLTA.

Sementara isterinya adalah wanita karir yang sukses yang memiliki pendidikan 
dan jabatan yang tinggi. Tidak ada rasa malu padanya akan ”kesenjangan” itu. 
Suatu hari dalam perjalanan menuju kantor, Pak Asmadi mengajukan sebuah 
pertanyaan pada saya

”Mbak, tahu ngga resep saya supaya tidak pernah mengalami kecelakaan di jalan 
atau supaya tidak pernah kena razia polisi jalan?” Saya pura-pura berpikir 
lantas menjawab ”hmm... tidak tahu pak, apa resepnya?” ”Berdzikir mbak..” 
jawabnya. ”Berdzikir itu mengingat kepada Allah, bisa dilakukan di mana saja, 
kalau kita sehabis melaksanakan sholat baik itu sholat fardhu atau shola 
sunnah, usahakan jangan langsung kAsmadir dan berdiri, dzikirlah terlebih 
dahulu.

Dzikir juga tidak hanya dilakukan setelah sholat, tapi bisa di mana saja, 
termasuk di jalan raya ketika mengendarai sepeda motor seperti saya ini” ”Bapak 
rajin ber-dzikir? ” saya bertanya untung memancing. “Alhamdulilah mbak, setiap 
selesai sholat saya selalu berdzikir, bahkan dalam perjalanan saya dari rumah 
sampai ke stasiun saya juga selalu berdzikir, kalau tidak salah ada dalam 
Al-quran perintah untuk mengingat Allah dalam keadaan duduk maupun beridir, itu 
artinya dalam keadaan apapun kita harusnya selalu mengingat Allah kan mbak?”

“Iya, betul pak, Berdzikir dengan mengingat Allah membuat hati kita merasa 
tenang dan tentram, itulah mungkin yang membuat Bapak jadi tidak pernah 
mengalami kecelakaan saat mengendaria sepeda motor, karena saat itu Bapak 
berdzikir sehingga pikiran dan hati Bapak menjadi tenang, berkendaraan pun jadi 
tenang “ jawabku menyimpulkan. Ternyata dari Pak Asmadi, terdapat banyak 
hikmah. Saya bisa memunguti hikmah-hikmah itu untuk diri saya. Sekaligus 
menyadari bahwa Pak Asmadi ternyata orang yang taat beragama lagi berakhlak 
mulia, wajarlah jika sang isteri begitu mencintainya.

***

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasullullah pernah bersabda ”Jika datang 
kepada kalian orang laki-laki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya maka 
nikahkanlah dia, karena jika tidak maka akan menjadi fitnah di bumi dan juga 
kerusakan.” Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, meskipun pada diri orang 
tersebut terdapat kekurangan?” Beliau menjawab, ”Jika ada orang laki-laki yang 
kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian, maka nikahkanlah dia” 
Artinya, jika kalian tidak menikahkan orang laki-laki yang taat beragama lagi 
berakhlak mulia meskipun tidak kaya atau tidak terhormat atau tidak kufu’, 
sedang kalian lebih menyukai orang laki-laki yang kaya, terhormat, lagi 
terpandang meskipun tidak taat beragama dan tidak berakhlak mulia, niscaya hal 
tersebt akan mengakibatkan kerusakan yang parah.

Mungkin akan banyak wanita yang hiduo tanpa suami dan banyak pula laki-laki yan 
hidup tanpa isteri. Akhirnya banyak perzinaan san tersebar pula perbuatan keji. 
Rasulullah SAW menyebutkan akhlak bersaaan dengan agama, karen akhlak berperan 
sangat penting sekali dalam kehidupan rumah tangga. Rasulullah tidak cukup 
hanya dengan menyebutkan agama saja, Sebab, terkadang ada orang yang taat 
beragama tetapi akhlaknya tidak cukup baik untuk kehidupan rumah tangga, bahkan 
berakhlak tercela dan berwawasan sempit serta fanatik sehingga dia akan 
meletakkan agama di sampingnya dan menggauli isterinya dengan akhlak yang tidak 
baik.

Akhirnya muncul kesan bahwa tingkah laku bururk itu disebabkan oleh agama. 
Padahal yang demikian itu merupakan keyakinan yang salah, karena Agama 
memerintahkan untuk mempergauli isteri secara baik.

***

Kini terjawablah sudah rasa kepenasaran saya. Isteri Pak Asmadi ternyata 
benar-benar telah menjalankan sabda Rasullullah SAW tersebut. Menentukan suami 
pilihannya adalah seorang yang taat beragama dan berakhlak mulia meskipun tidak 
kaya, tidak terhormat atau tidak se kufu’ dengannya. Satu pelajaran berharga 
yang bisa saya ambil darinya.

sumber : www.eramuslim.com



Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic
Messages in this topic (1)
RECENT ACTIVITY: New Members 1
Visit Your Group
Majulah Gorontalo kita!
MARKETPLACE
Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the 
Yahoo! Toolbar now.





      

Kirim email ke