Pak Toti, Lagi-lagi membaca tulisan Bapak, saya pingin buru2 pulang. Terus terang saja, Perancis dengan segala kemegahan dan kemewahannya, masih Gorontalo yg memberi keteduhan di hati saya, entah karena di tanah tersebut terbaring begitu banyak para "Kekasih Tuhan" Waliyullah (Jupanggola, Hubulo, Tanaiyo, Tailayabe, Duhelo pitulolango, Babu ta mela, Bapu Alumeni, dsb, dsb) juga begitu banyak nilai adat warisan leluhur sebagai kearifan lokal, belum lagi ditambah dengan nilai2 artistik sebagai artefak peradaban gorontalo. Mohon masukannya Pak Toti, Insya ALLAH balik ke Bappeda Limboto, saya akan menyusun program pelestarian nilai2 kearifan lokal gorontalo, entah melalui pendidikan atau apalah namanya, nanti kita akan diskusikan. Terus terang (CURHAT nih), saya sudah jenuh menyusun program pengentasan kemiskinan, karena begitu program ini dimulai dan masyarakat dapat memperlihatkan tanda2 kemajuan/kesejahteraan, eh..eh.. BBM naik lagi..akhirnya masyarakat kembali miskin. Menurut saya sebagai tenaga perencana, biarlah masyarakat berdaya upaya sendiri dalam membangun ekonominya, pemerintah cukup hanya melakukan sentuhan2 kecil saja. Ada 3 hal besar yang perlu dilakukan oleh Pemerintah (baca Gorontalo) : 1. Pendidikan (fondasi peradaban). Negara2 maju kayak Perancis tidak mempunyai lagi Dinas PU, karena semuanya sudah terbangun, hanya pendidikan penelitian dan pengembangan saja yg terus digalakan. Konteks gorontalo, lihat saja Etalase Perikanan dan Agropolitan yg merupakan program Unggulan Provinsi dengan pembangunan sarana2 perikanan pertanian dan segala macam tetek bengek. Hasil penelitian saya selama 3 bulan di Sumalata (Maret-Mei 2008) 46% petani dan nelayan berpenghasilan dibawah dari Rp350.000 perbulan, dan 46% juga berpenghasilan antara Rp350.000 - 750.000 per bulan, dan sisanya hanya 8% yg berpenghasilan di atas Rp. 750.000. Mudah2an Prof. Winarni sebagai Kepala Bappeda Provinsi benar2 terbuka mata hatinya melihat fenomena ini. Sebenarnya belum etis saya mempublikasikannya, karena ujian saya tanggal 27 Juni nanti. Serta penemuan saya terhadap 3 spesies baru mangrove yg ada di Deme I dan 2 lainnya di Kasia, serta beberapa spesies ikan dan burung yg akan mengalami kepunahan di daerah tersebut.
2. Kebudayaan. Disinilah nilai-nilai kearifan adat perlu dan perlu dilestarikan dan dikembangkan. 3. Agama. Ini yg terpenting, setelah Pak David terpilih jadi Bupati, saya memberikan selembar kertas, semua guru2 ngaji yg ada di desa2 kabupaten gorontalo diberikan honor oleh daerah semenjak beliau jadi Bupati, jadi bukan hanya Imam dan petugas2 masjid yg ada dipusat kecamatan saja yg mendapatkan honor. Tahun ke empat (1999) Pak David jadi Bupati, semua 4 Imam Wilayah yg berada di masing2 kecamatan sudah naik haji semua. ALHAMDULILLAH. Agama harus ditanamkan dini kepada anak2, karena saya sangat risau, bila 50 tahun kemudian gorontalo seperti perancis dimana orang tuanya memberikan Kondom kepada anak putrinya yg sudah menginjak 16 tahun ke atas. Wah jadi banyak nih tulisan..oke gitu dulu..wassalaam. Insya ALLAH setelah ujian akhir bulan ini saya segera angkat kaki dari negeri Napoleon ini. Mohon alamat Pak Toti dan Nomor HPnya. Fany Salamanya : +62 81384280820 (Nomor Indonesia) +33 613843430 (Nomor Perancis) ----- Pesan Asli ---- Dari: toti lamusu <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Cc: henry dju'una <[EMAIL PROTECTED]> Terkirim: Selasa, 17 Juni, 2008 17:58:37 Topik: [GM2020] 'molo'opu' upacara adat yang dapat dijual jika anda sempat menyaksikan mimoza tv malam ini , anda akan menyaksikan salah satu upacara adat yang sangat menarik yakni 'upacara molo'opu' atau 'merangkul petinggi baru' . seorang ponakan saya yang juga pernah melewati upacara yang sama ketika ybs. menjadi camat , dengan disaksikan dari keluarga sebelah ibunya dari suku bugis sangat kagum dengan upacara ini . karena selama hidupnya belum pernah menyaksikan upacara adat seperti ini . gorontalo memang ketinggalan dibandingkan dengan suku-suku yang lain dalam hal memelihara adatnya . nggak usah ada yang mengernyit kening atau bereaksi keras dengan apa yang saya amati . contoh , di makassar , jika ada warga masyarakat yang hendak menikahkan anaknya , undangan diantarkan oleh sepasang muda-muda dengan mengenakan pakaian adat . undangan di bawa dan diantarkan di atas baki/nampan untuk disampaikan kepada keluarga yang diundang . di tahun 60an saat hari h , undangan kaum ibu semuanya mengenakan 'baju bodo' . tidak ada yang mengenakan pakaian selain baju bodo tadi . kembali ke upacara molo'opu , jika yang duduk di diparsbud gorontalo baik ditingkat kota maupun propinsi cukup kreatif , upacara ini dapat dijual kepada wisatawan , baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing . sayang , sejak maulid lalu , ketika festival walimah yang diselenggarakan oleh diparsbud kota gorontalo , dan juga dilanjutkan dengan festival danau limboto (yang diselenggarakan di patung pak nani ) dan pada waktu festivalnya malahan banyak lagu inggeris/asing yang dilantunkan oleh petinggi-petinggi diparsbud dari seluruh propinsi gorontalo , saya jadi skeptis dan tidak dapat berharap banyak dari pariwisata gorontalo yang 'hanya jalan di tempat' . sejak dicanangkannya 'gorontalo visit year 2009' ('instead of 'visit gorontalo 2009' ) oleh sdr. nurdin mokoginta dan dicanangkan oleh iwan fals di limboto dan juga lewat mimoza channel saya langsung menyurati bapak gubernur bahwa tahun kunjungannya diselenggarakan di tahun yang keliru , bertepatan dengan tahun indonesia menyelenggarakan pemilu 2009 . gubernur tanggap , sayang surat saya hanya kandas dimeja sdr. nurdin mokoginta . dan guru inggeris yang menjadi kepala diparsbud yang saya sms menjawab 'biar saja di tahun 2009 , karena akan menjadi atraksi buat wisatawan juga . bagaimana menjadi atraksi wisatawan asing kalau asuransi mereka tidak akan dibayar jika mengalami musibah di indonesia ? travel warnings diterbitkan oleh berbagai negara , terus kita berharap mendapatkan kunjungan darimana ? kalau ke indonesia saja mereka tidak akan berkunjung , boro boro mau ke gorontalo ? festival adat dan budaya danau limboto yang diselenggarakan di patung pak nan bulan mei i juga adalah sebuah pemborosan cuma-cuma yang tidak ada manfaatnya . dalam pidato yang demikian banyak dan panjang , demikian luhur niat dan cita-cita penyelenggaraan , sayang dalam pelaksanaannya hanya asal saja ada perayaan tanpa nilai yang dapat memperkaya batin penduduk gorontalo apalagi menjadi sebuah tontonan yang menarik buat wisatawan (baik asing maupun wisatawan nusantara) . saya dapat mengerti betapa kecewanya tata siti zumbrum yang jauh-jauh datang dari switzerland bersama keluarganya untuk menyaksikan pesta adat di tahun sebelumnya 2007 . dan seperti yang saya saksikan tahun ini , pesta atau festival ini sangat mengecewakan penyelenggaraannya . salah satu target yang dapat dijaring adalah gorontalo perantauan yang jumlahnya sama dengan jumlah penduduk negeri . media yang dapat dimanfaatkan adalah kontak keluarga , internet , sms dsbnya . target nomor 2 , wisatawan nusantara dari propinsi lain .dan target no. 3 adalah wisatawan asing . sejauh ini , saya melihat wisatawan yang datang adalah wisatawan yang ingin melihat apa yang telah dilakukan gubernur bapak fadel muhammad . dan bukannya promosi yang dilakukan oleh diparsbud gorontalo . jika anda ke bandara gorontalo , 3 tahun terakhir ini saya bolak balik , dan menyempatkan diri menggunakan toilet/kamar kecil yang saya saksikan adalah toilet yang kotor dan jorok . bagaimana akan menjadi pelabuhan embarkasi haji pula ? sanggupkah kita mengurus hal-hal yang demikian sederhana ? sanggupkah kita membuat tontonan adat kita menarik minat untuk ditonton ? atau dalam bahasa yang lain , sanggupkah kita menciptakan tontonan yang menarik ? sejauh ini yang saya lihat tidak ada usaha yang sungguh-sungguh untuk membangun pariwisata gorontalo . saya sudah ketemu dengan sdr. a.w. thalib dan yang terakhir sdr. hendry dju'una untuk memberikan saran bagaimana kita mengemas tontonan supaya menarik wisatawan datang dan berkunjung . bagaimana kita dapat membuat dulohupa atau bantayo pobo-ide menjadi pusat budaya dan tempat dimana kita dapat menyaksikan pertunjukan adat , yang membuat ke 2 balai adat ini mempunyai 'income' nya sendiri dan memberikan sumbangan bagi hidupnya budaya dan adat kita . laos , sebuah negara komunis saja bisa memiliki program 'stay another day' , jadi wisatawan dibujuk untuk tinggal lebih lama , masak kita nggak bisa ? dalam 6 bulan ke depan kita akan memasuki 'gorontalo visit year 2009' yang dicanangkan sdr. nurdin mokoginta dan diamini oleh sdr. fritz ano yang menjadi guru inggeris . sudahkah kita membenahi toilet umum yang ada di bandara jalaluddin yang menjadi gerbang masuk gorontalo ? adakah pendidikan yang kita lakukan buat mereka yang menjadi waiter dan waiters di restoran-restoran kita ? pelayanan kita sangat buruk untuk tidak mengatakan cukup beradab . dan uti dan no'u yang menjadi duta wisata dan ujung tombak atau 'public relations' kita , sudahkah mereka melangsungkan tugasnya dengan benar ? ada uti yang marah-marah , nomornya nggak boleh diberikan , entah alasannya kenapa , yang paling buruk dari ibu yovi yang duduk di diparsbud gorontalo ketika saya butuh salah satu nomor tilpon , tidak menggubris sama sekali . saya takutnya , yang duduk di diparsbud gorontalo baik di kotamadya maupun di propinsi tidak perduli apakah pariwisata gorontalo jalan ditempat atau berlari kencang memberikan lapangan kerja bagi anak-anak negeri ini (karena pariwisata jalan atau tidak jalan , toh gaji jalan terus) . semoga ada yang terbangun dengan tulisan ini . mari kita bangun bersama pariwisata gorontalo ! salam , tot --- On Tue, 6/17/08, toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com> wrote: From: toti lamusu <toti_lamusu@ yahoo.com> Subject: Re: Bls: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Tuesday, June 17, 2008, 7:58 AM akan merupakan sumbangan yang amat berharga buat komunitas gorontalo maju2020 jika bung fadly bisa menyertakan photo-photo dari ikan temuannya , seandainya sudah discann , saya yakin bahwa komunitas gorontalo maju akan sangat gembira karena bisa menyaksikan ikan-ikan endemis yang disebutkan dalam tulisannya . salam , tot --- On Tue, 6/17/08, fany salamanya <fany_gorontalo@ yahoo.co. id> wrote: From: fany salamanya <fany_gorontalo@ yahoo.co. id> Subject: Bls: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Tuesday, June 17, 2008, 5:12 AM Mantap Kak penelitiannya, kabarnya Prof Bambang bagaimana? Insya ALLAH sehat selalu..AMIEN. Rencana mau lebaran dimana tahun ini? ----- Pesan Asli ---- Dari: Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED] com> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Selasa, 17 Juni, 2008 11:24:39 Topik: Re: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! Selamat Pak Fadly Anda Layak dapat Bintang .... Sukses selalu. Taufik --- On Tue, 6/17/08, Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> wrote: From: Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> Subject: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Tuesday, June 17, 2008, 2:19 AM Sumber : http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 06/17/15141353/ ditemukan.spesies. baru.ikan. air.tawar Ditemukan Spesies Baru Ikan Air Tawar Selasa, 17 Juni 2008 | 15:14 WIB JAKARTA, SELASA - Peneliti ikan dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Fadly Y Tantu dan Jusri Nilawati, menemukan beberapa spesies ikan air tawar yang berasal dari danau-danau dan sungai-sungai di bagian tengah Sulawesi. Di kawasan Danau Malili saja, ujar Jusri, terdapat 32 jenis ikan endemis, di antaranya lima jenis ikan yang baru ditemukan spesiesnya. Jenis-jenis tersebut meliputi tiga famili Telmatherinidae, yaitu spesies Telmatherina whitelips, T bagangensis, dan T exilis, serta dua famili Gobiidae, yaitu spesies Glossogobius spilii dan Mugilogobius flavus. Jenis-jenis ikan ini merupakan hasil koleksi dari penelitian yang dipimpin Prof Dr Bambang Soeroto, MSc. Spesies ikan-ikan tersebut dikoleksi setelah ia melakukan serangkaian penelitian sejak tahun 2000 hingga 2008 ini. "Sampai saat ini penelitian masih berlanjut," kata Fadly, Minggu (15/6). Temuan itu telah dia sampaikan pada Seminar Ikan V yang diselenggarakan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) di Institut Pertanian Bogor, awal Juni lalu. Masih banyak Berdasarkan survei yang dia lakukan sejak tahun 2000 di perairan air tawar di Sulawesi, Tantu meyakini masih ada peluang akan bertambahnya jenis-jenis baru yang belum dideskripsikan. Saat ini kedua peneliti tersebut sedang mengerjakan beberapa spesimen ikan yang diduga sebagai spesies yang belum pernah dideskripsikan. Menurut Fadly, keberadaan ikan-ikan endemis perairan Sulawesi perlu dilestarikan, mengingat jenisnya beragam dan belum teridentifikasi. Namun kenyataannya, ia melihat kelestariannya mulai terancam oleh upaya introduksi jenis-jenis ikan dari luar wilayah. "Ikan-ikan endemis di danau-danau Malili sedang mengalami ancaman invasi oleh ikan- ikan introduksi, seperti mujair, nila, ikan sapu-sapu, dan ikan louhan yang digemari masyarakat," ujarnya. Dari survei yang dilakukan Fadly dan Jusri, ditemukan 20 jenis ikan introduksi di kawasan Danau Malili. "Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena ikan- ikan itu akan menjadi ancaman serius bagi keberadaan ikan-ikan endemis," kata Fadly menambahkan. (YUN/ KOMPAS) Riset Biota Endemik di Danau Malili Selasa, 4 Maret 2008 | 19:33 WIB JAKARTA, SENIN - Kerja sama riset yang dilakukan peneliti dari Universitas Tadulako Palu dan Wisconsin University Amerika Serikat serta Simon Fraser University Kanada menemukan beberapa ikan endemik dari kompleks Danau-danau Malili di Sulawesi Tengah. Selama ini di bagian tengah Pulau Sulawesi terdapat beberapa danau yang unik pembentukannya, yaitu terbentuk dari proses pergeseran kerak bumi dan pengangkatan dasar laut selama beribu hingga berjuta tahun lalu. Karena proses evolusi itu terbentuk Danau Lindu, Danau Poso, dan danau-danau yang berada dalam kompleks Danau Malili (Matano, Mahalona, Towuti, Masapi, dan Lantoa). Danau tersebut kaya akan biota endemik yang tidak ditemukan di danau-danau lain. Dalam kompleks Danau Malili saja, jelas Fadly Y Tantu, dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, ditemukan biota-biota endemik, yaitu 32 jenis ikan, 9 jenis udang air tawar, 87 jenis diatom, 26 jenis gastropoda, dan 5 jenis kepiting air tawar. Hilangnya biota danau Penelitian terbaru menemukan hilangnya beberapa biota endemik itu, yaitu Xenopoecilus sarasinorum dari Danau Lindu dan ikan moncong bebek (Adrianichthys kruyti) dari Danau Poso. "Hilangnya ikan-ikan itu disinyalir akibat introduksi atau ditebarkannya beberapa eksotik dari luar kawasan ke dalam danau, antara lain ikan mas, mujair, tawes, sepat, lele, dan gurami," kata Fadly, yang penelitiannya di kompleks Danau Malili. Ia juga menemukan adanya jenis-jenis cichlid Afrika, seperti mujair, nila, dan louhan. Dia menemukan dalam lambung ikan louhan penuh dengan sisik ikan dan larva ikan. Temuan ini menjadi kekhawatiran, ikan introduksi menjadi pemangsa bagi ikan asli. Ia mengkhawatirkan kasus hilangnya ikan asli Danau Lindu dan Danau Poso akan terulang lagi pada ikan asli penghuni kompleks Danau Malili. Ikan introduksi ini berpotensi mengancam keberadaan ikan asli, karena ikan asing itu menjadi pesaing makanan, tempat, dan bahkan pembawa penyakit bagi ikan asli danau. "Kami berpendapat program pemerintah melalui dinas perikanan yang melakukan introduksi ikan ke danau-danau itu telah gagal karena telah menyebabkan hilangnya biota endemik danau tersebut," ujar Fadly. (KOMPAS/YUN) ________________________________ Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. http://id.toolbar.yahoo.com/