Mantap Kak penelitiannya, kabarnya Prof Bambang bagaimana? Insya ALLAH sehat selalu..AMIEN. Rencana mau lebaran dimana tahun ini?
----- Pesan Asli ---- Dari: Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 17 Juni, 2008 11:24:39 Topik: Re: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! Selamat Pak Fadly Anda Layak dapat Bintang .... Sukses selalu. Taufik --- On Tue, 6/17/08, Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> wrote: From: Tuturuga <belimbingbotol@ yahoo.com> Subject: [GM2020] Hidup, Kak Fadly! To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Tuesday, June 17, 2008, 2:19 AM Sumber : http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 06/17/15141353/ ditemukan.spesies. baru.ikan. air.tawar Ditemukan Spesies Baru Ikan Air Tawar Selasa, 17 Juni 2008 | 15:14 WIB JAKARTA, SELASA - Peneliti ikan dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Fadly Y Tantu dan Jusri Nilawati, menemukan beberapa spesies ikan air tawar yang berasal dari danau-danau dan sungai-sungai di bagian tengah Sulawesi. Di kawasan Danau Malili saja, ujar Jusri, terdapat 32 jenis ikan endemis, di antaranya lima jenis ikan yang baru ditemukan spesiesnya. Jenis-jenis tersebut meliputi tiga famili Telmatherinidae, yaitu spesies Telmatherina whitelips, T bagangensis, dan T exilis, serta dua famili Gobiidae, yaitu spesies Glossogobius spilii dan Mugilogobius flavus. Jenis-jenis ikan ini merupakan hasil koleksi dari penelitian yang dipimpin Prof Dr Bambang Soeroto, MSc. Spesies ikan-ikan tersebut dikoleksi setelah ia melakukan serangkaian penelitian sejak tahun 2000 hingga 2008 ini. "Sampai saat ini penelitian masih berlanjut," kata Fadly, Minggu (15/6). Temuan itu telah dia sampaikan pada Seminar Ikan V yang diselenggarakan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) di Institut Pertanian Bogor, awal Juni lalu. Masih banyak Berdasarkan survei yang dia lakukan sejak tahun 2000 di perairan air tawar di Sulawesi, Tantu meyakini masih ada peluang akan bertambahnya jenis-jenis baru yang belum dideskripsikan. Saat ini kedua peneliti tersebut sedang mengerjakan beberapa spesimen ikan yang diduga sebagai spesies yang belum pernah dideskripsikan. Menurut Fadly, keberadaan ikan-ikan endemis perairan Sulawesi perlu dilestarikan, mengingat jenisnya beragam dan belum teridentifikasi. Namun kenyataannya, ia melihat kelestariannya mulai terancam oleh upaya introduksi jenis-jenis ikan dari luar wilayah. "Ikan-ikan endemis di danau-danau Malili sedang mengalami ancaman invasi oleh ikan- ikan introduksi, seperti mujair, nila, ikan sapu-sapu, dan ikan louhan yang digemari masyarakat," ujarnya. Dari survei yang dilakukan Fadly dan Jusri, ditemukan 20 jenis ikan introduksi di kawasan Danau Malili. "Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena ikan- ikan itu akan menjadi ancaman serius bagi keberadaan ikan-ikan endemis," kata Fadly menambahkan. (YUN/ KOMPAS) Riset Biota Endemik di Danau Malili Selasa, 4 Maret 2008 | 19:33 WIB JAKARTA, SENIN - Kerja sama riset yang dilakukan peneliti dari Universitas Tadulako Palu dan Wisconsin University Amerika Serikat serta Simon Fraser University Kanada menemukan beberapa ikan endemik dari kompleks Danau-danau Malili di Sulawesi Tengah. Selama ini di bagian tengah Pulau Sulawesi terdapat beberapa danau yang unik pembentukannya, yaitu terbentuk dari proses pergeseran kerak bumi dan pengangkatan dasar laut selama beribu hingga berjuta tahun lalu. Karena proses evolusi itu terbentuk Danau Lindu, Danau Poso, dan danau-danau yang berada dalam kompleks Danau Malili (Matano, Mahalona, Towuti, Masapi, dan Lantoa). Danau tersebut kaya akan biota endemik yang tidak ditemukan di danau-danau lain. Dalam kompleks Danau Malili saja, jelas Fadly Y Tantu, dosen Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, ditemukan biota-biota endemik, yaitu 32 jenis ikan, 9 jenis udang air tawar, 87 jenis diatom, 26 jenis gastropoda, dan 5 jenis kepiting air tawar. Hilangnya biota danau Penelitian terbaru menemukan hilangnya beberapa biota endemik itu, yaitu Xenopoecilus sarasinorum dari Danau Lindu dan ikan moncong bebek (Adrianichthys kruyti) dari Danau Poso. "Hilangnya ikan-ikan itu disinyalir akibat introduksi atau ditebarkannya beberapa eksotik dari luar kawasan ke dalam danau, antara lain ikan mas, mujair, tawes, sepat, lele, dan gurami," kata Fadly, yang penelitiannya di kompleks Danau Malili. Ia juga menemukan adanya jenis-jenis cichlid Afrika, seperti mujair, nila, dan louhan. Dia menemukan dalam lambung ikan louhan penuh dengan sisik ikan dan larva ikan. Temuan ini menjadi kekhawatiran, ikan introduksi menjadi pemangsa bagi ikan asli. Ia mengkhawatirkan kasus hilangnya ikan asli Danau Lindu dan Danau Poso akan terulang lagi pada ikan asli penghuni kompleks Danau Malili. Ikan introduksi ini berpotensi mengancam keberadaan ikan asli, karena ikan asing itu menjadi pesaing makanan, tempat, dan bahkan pembawa penyakit bagi ikan asli danau. "Kami berpendapat program pemerintah melalui dinas perikanan yang melakukan introduksi ikan ke danau-danau itu telah gagal karena telah menyebabkan hilangnya biota endemik danau tersebut," ujar Fadly. (KOMPAS/YUN) Dapatkan situs lowongan kerja - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=lowongan+kerja&cs=bz&fr=fp-top