Oom tots, untung adolf hitler cepat
tumbang saat menguasai eropa, kalau saja tentara sekutu tidak segera 
mengalahkan  torang  pe saudara tua (jepang), yang jadi CS le
Hitler di Indonesia, bisa jadi orang indonesia te hitler bikin model postur
bangsa arya yang gagah tinggi tegap dan tentu tidak kombongi (meski te hitler
kenyataannya kapende ju) hehe.
 
Soal sampah di pojok pertigaan
sebelum belok di rumah li om tots itu memang aduhai baunya, kebetulan hampir
setiap hari ana jaga lewat akang mo pigi di kantor. Ana biasanya tahan napas
sejak mo babelok dari SD, sampe di kantor. Saya cukup kaget ternyata ada orang
sekitar yang masih mempunyai perkekucingan   seperti
Oom Tots.
 
Kalo  soal Kombongi, nde kapan2 Oom tots tamba
kasana “referensi” mata dengan jalan2 di daerah persawahan, apalagi jelang
potong padi (sayang so lewat), di sana masih bisa kita temukan postur2 orang
gorontalo yang kekar, kulit hitam legam, suar malele di sekujur tubuh mereka, 
puru
kotak-kotak (kalo yang di kantor2 itu dorang pe puru bo satu kotak). Ini adalah
tipe manusia pekerja gorontalo. Dimana budaya tubuh masih bersatu dengan tanah
yang dipijak (meski belum tentu itu tanah masih dorang punya) . Sementara Di 
kota,
atau  di kampung2 gorontalo yang sok kekota-kotaan,
budaya tubuh orang-orangnya sudah terkait entah kemana; Kebanyakan duduk, suka
ba khayal banyak doi sehingga terpaksa banyak ba akal komeng pa rakyat banyak.
 
Masih soal kombongi, saya sendiri
sempat beli trimmer untuk mengecilkan perut saya yang sudah agak mancung, tapi
susah am, ternyata saya pe suar Cuma lebe banyak kaluar pas abis makan, dengan
abis ehm2 di tempat tidur. Alhasil itu trimmer cuman tataro taro sampe ba abu
juw.. 
 
 salam

terrajana




________________________________
Dari: toti lamusu <toti_lam...@yahoo.com>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 10 April, 2010 11:30:09
Judul: [GM2020] gorontalo dan 'kombongi'

  
kalau pagi hari , sesudah shalat subuh saya suka jalan kaki menuju tempat 
pelelangan ikan di pabeam untuk membeli ikan untuk makanan kucing . bukan 
kusing ras ,hanya kucing yang dari tetangga atau yang dibuang warga gorontalo 
yang bengis dan tanpa peri kemanusiaan .

sisi timur dari sdn 46 adalah lokasi yang dipilih tata kota sebagai tempat 
buangan sementara sampah kota , semerbak bau sampah terasa aromanya hampir 
selama sampah belum diangkat oleh mobil truk klh . bukan hanya sampah yang 
dibuang di lokasi tersebut .

sering sekali anak-anak kucing , di buang di lokasi yang sama . yang paling 
menyedihkan anak-anak kucing yang belum sanggup mencari makan dan masih harus 
menyusui ke ibunya juga dibuang di lokasi yang sama , tanpa rasa belas kasih 
sedikitpun . terakhir sebelum saya meninggalkan gorontalo , ada kejadian bengis 
. 4 ekor anak kucing yang masih menyusui dibuang tanpa induknya dan terbayang 
akibat dari perbuatan bengis dan keji tersebut . maut yang akan menjemput 
anak-anak kucing tersebut . rupanya sudah 2 hari anak-anak kucing tersebut 
mencoba bertahan , saya membantu membawakan susu (sisa susu fadila nisa) dan 
sampai mencoba meminumkan dengan semprotan jarum suntik , nyawa mereka tidak 
tertolong . hari ke 3 ke 4 anak kucing tersebut sudah terkapar dibalut embun 
pagi . menyedihkan memang banyak warga gorontalo yang sangat bengis dengan 
hewan dan itu berlaku buat yang mayoritas dan bahkan dari kaum minoritas yang 
dalam ajarannya mengajarkan bahwa mengasihi
 semua mahluk dan  berharap semua mahluk hidup damai dan bahagia .

nah kembali ke judul tulisan kombongi , di gorontalo banyak sekali warga kota 
yang kombongi . sebelum ke tempat pelelangan ikan di lapangan taruna banyak 
anak-anakmuda pebasket . sangat beda dengan pebasket di jawa yang potongan 
tubuhnya langsing di gorontalo yang di lapangan taruna gendut-gendutnya minta 
ampun ditambah badan yang gombyor dan itu tadi gendut.

pindah lokasi . kalau pulang dari tpi di kantor polisi (kampung tenda) ada apel 
pagi beberapa kali dalam sepekan . wah , parade polisi-polisi gendut yang 
kurang gerak sangat kasat mata .

di kantor gubernur di botu juga akan terlihat banyak petinggi gorontalo yang 
udah pendek , dengan perut gendut yang tampak kurang gerak dan tidak sehat .

barangkali sudah waktunya ibu-ibu pkk merubah 'mind-set' dari menu makanan di 
gorontalo dengan menambah variasi jenis sayuran yang dimakan . jangan 'kando 
mololaita' . hari ini kangkung ,besok kangkung , lusa kangkung dan tula 
kangkung lagi . he he he .

dila bolo poyingo juw , saatnya untuk merubah postur gorontalo yang tampak 
kasat mata 'ma kodo-kodo'o boli kombongi' he he he ,

salam ,

tot        
 

 

Kirim email ke