Assalamu alaykum, 

Saudara or saudari 

Anda lupa sebutkan festival bunggo dan tumbilotohe. Orang 2 gorontalo dengan 
adanya festival 2 semacam ini malah semakin jauh dari mesjid diakhir 2 bulan 
ramadhan tanpa adanya festival ini umat islam digorontalo mayoritas selama 
bulan puasa sibuk belanja dsb, urusannya senggol dsb. 

JAdi nggak usah heran dengan menara masjid baiturrahin lebih rendah dari stupa 
bahkan didepannya ada gereja juga yng menjulang tinnggi. 

Hanya terjadi diidnonesia, karena mayoritas umat islam itu masih bodoh dan 
miskin. 
Hitung saja kekayaan orang budha digorontalo dan bandingkand dengan pribumi ?
KAlo dengan kristen mah pasti udah ketinggalan jauh. 

Ini berlaku diseluruh dunia. 

Wassalam 

M. Jahja 





 
--- Pada Jum, 4/9/09, toti lamusu <toti_lam...@yahoo.com> menulis:

Dari: toti lamusu <toti_lam...@yahoo.com>
Judul: [GM2020] hulodundo to hulondalo
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 4 September, 2009, 4:03 PM






 




    
                  ini pengamatan saya selama berada di gorontalo april lalu , 
nggak usah panas dan menjadi berang dengan pengamatan saya . karena apa yang 
saya tuliskan adalah kenyataan :

1) patung ikon gorontalo , pak nani wartabone di cat hitam . dan itu di depan 
hidung gubernur gorontalo . entah buta atau 'he could not care less'  

2) kota 'serambi manado' sudah menjadi lengkap dengan saat selesainya 
pembangunan klenteng , stupanya akan menjadi lebih tinggi dari puncak menara 
masjid baiturrahim . big deal ? islamic centre yang ada diu via salavia roma 
saja harus merendahkan menaranya untuk tidak bisa lebih tinggi dari puncak 
kubah gereja santo petrus .

3) kalau masuk gorontalo dari laut , yang akan terlihat adalah sebuah klenteng 
di tanjung kramat (sisi/semenanjung barat) , yang entah bagaimana izin 
pendirian klenteng tersebut bisa didapatkan
 sementara penganut buddhist di tanjung tersebut tidak sampai 100 kepala 
keluarga .(seperti ketika izin kami mendirikan masjid di kompleks bumi asih 
indah , jatiasih , pondok gede)  

4) penuylisan nama jalan menuju suwawa 'jalan hj. nani wartabone' . apakah pak 
nani berubah kelamin ? bukankah cukup dengan penulisan h. nani wartabone ? 
seingat saya hj adalah singkatan untuk 'hajah' . sama uniknya dengan ejaan 'hi' 
untuk menunjukan haji .

5) kalau ke kampung bugis jalan yang dulunya bernama jalan mongondow tiba-tiba 
disulap menjadi jalan farid liputo . entah apa jasa farid liputo buat gorontalo 
, yang lebih unik , jalan farid liputo adalah jalan yang bercabang . dari satu 
jalan utama bermuara menjadi 2 . unik kan ?

6) setiap ahad pagi di depan lapangan taruna ada senam yang menggunakan lagu 
pujian rohani nasrani yang digubah . entah sengaja atau mungkin membiasakan 
warga gorontalo dengan lagu 'come and sing a song of joy' tentang
 kelahiran kristus . curasinya lebih dari 6 menit , lagu yang cukup panjang . 
terakhir ketika ulang tahun pks saya sampaikan kepada beberapa petinggi pks , 
tampaknya mereka juga tidak peduli .

7) festival danau limboto yang bikinnya di lapangan taruna . dan udah menginjak 
tahun ke 3 he he he .

8) hampir semua masjid kalau bikin menara bikinnya di arah jalan , bukannya ke 
halaman belakang masjid , malah ditepi jalan . coba bayangkan berapa banyak 
pemborosan kalau jalan di masjid tersebut harus dilebarkan . berapa banyak uang 
jemaah yang diboroskan lagi ?

nggak usah marah , kita melihat dari sudut dewasa betapa 'hulodu' plus tiadanya 
kordinasi antar instansi di gorontalo .

salam ramadhan ,

tot 
masih banyak laghi , muda 
 

        
        

        
         
        
        




      
 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      &quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com&quot;

Kirim email ke