Dear HUers,

selain situasi alam kita yang rentan dan telah menelan banyak korban (lihat 
forward di bawah) juga hari ini ada berita ttg aksi teroris yg melukai dan 
menelan nyawa ratusan orang di Mumbai India. 

Apakah ada ide untuk berbuat sesuatu demi semakin harmonisnya alam dan 
kesembuhan orang-orang yang terluka? Misalnya meditasi untuk keselarasan alam 
secara rutin dalam waktu tertentu (seminggu sekali, misalnya) dan/atau mengirim 
distance healing (DH) bersama-sama bagi para korban yang terluka? Bisa nggak ya 
DH ini diberikan sepihak dari pihak pemberi saja ya? Atau ada kurir yang 
menawarkan DH kita pada para korban ini?


salam HLL
lino
-------- Original Message --------
Subject:        [Staff-JRS-Ido] Bencana akan Meluas
Date:   Thu, 27 Nov 2008 09:23:01 +0700
From:   ninuk <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To:       Maillist internal JRS Indonesia <[EMAIL PROTECTED]>
To:     Maillist internal JRS Indonesia <[EMAIL PROTECTED]>
References:     <[EMAIL PROTECTED]>
<[EMAIL PROTECTED]>



Untuk baca-baca. Kawans Tapaktuan baru bisa baca versi cetaknya besok...
= = =

Bencana Akan Meluas
Data Penelitian Tak Digunakan untuk Kebijakan Pencegahan
Kamis, 27 November 2008 | 00:50 WIB

Jakarta, Kompas - Bencana lingkungan yang melanda berbagai daerah di Tanah Air
diperkirakan akan terus meluas dan mengkhawatirkan apabila faktor pencegahan
tidak menjadi fokus penanganan. Secara geologis, klimatologis, dan geografis,
wilayah Indonesia tergolong rentan.

Kajian geologis menunjukkan, batuan belum padat atau solid mendominasi struktur
batuan di Indonesia. Hujan di atas normal bertempo lama, didukung kemiringan
bukit, dan terbatasnya tutupan lahan menimbulkan gerakan tanah.

”Secara geologis, wajar banyak longsoran, banjir bandang, atau jenis gerakan
tanah lain di Indonesia. Namun, itu bergantung kondisi lain juga,” kata
peneliti pada Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Adrin Tohari, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (26/11). Posisi Indonesia dalam
sabuk vulkanis (ring of fire) mendasari kerentanan itu.

Deputi III Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Peningkatan Konservasi Sumber
Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Masnellyarti Hilman,
menyebutkan, tanpa aksi perbaikan lingkungan, bencana alam di masa datang akan
bertambah parah.

Saat ini saja bencana alam sudah melanda banyak tempat. Tata ruang dan
konservasi menjadi solusi tak terhindarkan.

*Paling rentan*

Data Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH): *penduduk di Jawa dan Sumatera
paling rentan terkena dampak banjir dan longsor*. Kepadatan penduduk
berdampingan dengan meningkatnya potensi bencana.

Data luasan tutupan lahan hutan KNLH 2007/2008 menunjukkan, Jawa hanya 7
persen, Nusa Tenggara (25 persen), Sumatera (25 persen), Bali (27 persen),
Kalimantan (44 persen), Sulawesi (64 persen), Maluku (73 persen), dan Papua (81
persen). Tanpa konservasi, lahan kritis akan terus bertambah.

Berdasarkan potensi gerakan tanah, wilayah Jawa Barat paling rentan banjir dan
longsor. Di sana, zona patahan rapat dengan dominasi kontur perbukitan,
khususnya di kawasan selatan.

Secara nasional, sebanyak 27 dari 33 provinsi terdeteksi rawan banjir dan
longsor.

*Bisa dihindari*

Menurut Adrin, dampak gerakan tanah dapat dihindari. Syaratnya, pemerintah
fokus mencegah, bukan menanggulangi.

Data potensi gerakan tanah dimiliki pemerintah dan setiap bulan dikirim ke
daerah. Data lebih rinci, yang memasukkan prakiraan curah hujan, kemiringan, dan
sifat tanah pun ada.

Sayangnya, lanjut dia, data-data yang bisa dan mudah diakses itu jarang
digunakan pemerintah sebagai dasar pengambilan keputusan. Pemerintah reaktif,
bergerak pascabencana.

Model penanganan bencana semacam itu diharapkan diubah, seiring meningkatnya
intensitas dan jenis bencana alam terkait perubahan iklim

_______________________________________________
staff-all mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://jrs.or.id/mailman/listinfo/staff-all_jrs.or.id





      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Quote: 
** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will 
become scientific. Disagreements between science and religion will come to an 
end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are 
derived from the same source, and are only modifications of the One Universal 
Energy **
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke