*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
From: Che Azis Baharum
Date: Mon Jul 3, 2000 00:51am
Subject: Aisyah Binti Abu Bakar r.a

AISYAH BINTI ABU BAKAR r.a

Rasulullah SAW membuka lembaran kehidupan rumah tangganya dengan Aisyah r.a
yang telah banyak dikenal.  Ketika wahyu datang pada Rasulullah SAW, Jibril
membawa khabar bahwa Aisyah adalah isterinya di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana diterangkan didalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah r.a, "
Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutra hijau kepada Nabi SAW,
lalu berkata.” Ini adalah isterimu di dunia dan di akhirat."

Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah SWT yang menerangkan
kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.

Aisyah dilahirkan empat tahun sesudah Nabi SAW diutus menjadi Rasul.  Semasa
kecil dia bermain-main dengan lincah, dan ketika dinikahi Rasulullah SAW
usianya belum genap sepuluh (10) tahun.  Dalam sebagian besar riwayat
disebutkan bahwa Rasulullah SAW membiarkannya bermain-main dengan
teman-temannya.

Dua tahun setelah wafatnya Khadijah r.a datang wahyu kepada Nabi SAW untuk
menikahi Aisyah r.a.  Setelah itu Nabi SAW berkata kepada Aisyah, " Aku
melihatmu dalam tidurku tiga malam berturut-turut.  Malaikat mendatangiku
dengan membawa gambarmu pada selembar sutra seraya berkata, “ Ini adalah
isterimu.”  Ketika aku membuka tabirnya, tampaklah wajahmu.  Kemudian aku
berkata kepadanya, “  Jika ini benar dari Allah SWT , niscaya akan
terlaksana."

Mendengar khabar itu, Abu Bakar dan isterinya sangat senang, terlebih lagi
ketika Rasulullah SAW setuju menikahi puteri mereka, Aisyah.  Beliau
mendatangi rumah mereka dan berlangsunglah pertunangan yang penuh berkah
itu.  Setelah pertunangan itu, Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama para
sahabat, sementara isteri-isteri beliau ditinggalkan di Makkah. Setelah
beliau menetap di Madinah, beliau mengutus orang untuk menjemput mereka,
termasuk didalamnya Aisyah r.a.

Dengan izin Allah SWT menikahlah Aisyah dengan mas kawin 500 dirham.  Aisyah
tinggal dikamar yang berdampingan dengan masjid Nabawi.  Dikamar itulah
wahyu banyak turun, sehingga kamar itu disebut juga sebagai tempat turunnya
wahyu.  Dihati Rasulullah SAW, kedudukan Aisyah sangat istimewa, dan tidak
dialami oleh isteri-isteri beliau yang lain.  Didalam hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik dikatakan, " Cinta pertama yang terjadi
didalam Islam adalah cintanya Rasulullah SAW kepada Aisyah r.a."

Didalam riwayat Tirmidzi dikisahkan " Bahwa ada seseorang yang menghina
Aisyah dihadapan Ammar bin Yasir sehingga Ammar berseru kepadanya, “ Sungguh
celaka kamu.  Kamu telah menyakiti isteri kecintaan Rasulullah SAW.".

Sekalipun perasaan cemburu isteri-isteri Rasulullah SAW terhadap Aisyah
sangat besar, mereka tetap menghargai kedudukan Aisyah yang sangat
terhormat.  Bahkan ketika Aisyah wafat, Ummu Salamah berkata, 'Demi Allah
SWT, dia adalah manusia yang paling beliau cintai selain ayahnya (Abu
Bakar)'.  Di antara isteri-isteri Rasulullah SAW, Saudah bin Zum'ah sangat
memahami keutamaan-keutamaan Aisyah, sehingga dia merelakan seluruh malam
bagiannya untuk Aisyah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Aisyah sangat memperhatikan sesuatu
yang menjadikan Rasulullah SAW rela.  Dia menjaga agar jangan sampai beliau
menemukan sesuatu yang tidak menyenangkan darinya.  Karena itu, salah
satunya, dia senantiasa mengenakan pakaian yang bagus dan       selalu
berhias untuk Rasulullah SAW.

Menjelang wafat, Rasulullah SAW meminta izin kepada isteri-isterinya untuk
beristirahat dirumah Aisyah selama sakitnya hingga wafat.  Dalam hal ini
Aisyah berkata, " Merupakan kenikmatan bagiku karena Rasulullah SAW wafat
dipangkuanku.".  Bagi Aisyah, menetapnya Rasulullah SAW selama sakit
dikamarnya merupakan kehormatan yang sangat besar karena dia dapat merawat
beliau hingga akhir hayat.  Rasulullah SAW dikuburkan dikamar Aisyah, tepat
ditempat beliau meninggal.

Sementara itu, dalam tidurnya, Aisyah melihat tiga buah bulan jatuh ke
kamarnya.  Ketika dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, Abu Bakar
berkata, " Jika yang engkau lihat itu benar, maka dirumahmu akan dikuburkan
tiga orang yang paling mulia dimuka bumi."  Ketika Rasulullah SAW wafat, Abu
Bakar berkata, " Beliau adalah orang yang paling mulia diantara ketiga
bulanmu."  Ternyata Abu Bakar dan Umar dikubur dirumah Aisyah.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Aisyah senantiasa dihadapkan pada cobaan yang
sangat berat, namun dia menghadapinya dengan hati yang sabar, penuh kerelaan
terhadap taqdir Allah SWT dan selalu berdiam diri di dalam rumah semata-mata
untuk taat kepada Allah SWT.

Rumah Aisyah senantiasa dikunjungi orang-orang dari segala penjuru untuk
menimba ilmu atau untuk berziarah kemakam Nabi SAW.  Ketika isteri-isteri
Nabi SAW hendak mengutus Ustman menghadap khalifah Abu Bakar untuk
menanyakan harta warisan Nabi SAW yang merupakan bagian mereka, Aisyah
justru berkata, " Bukankah Rasulullah SAW telah berkata, ' Kami para nabi
tidak meninggalkan harta warisan. Apa yang kami tinggalkan itu adalah
sedekah."

Dalam penetapan hukum pun, Aisyah kerap langsung menemui wanita-wanita yang
melanggar syariat Islam.  Didalam Thabaqat, Ibnu Saad mengatakan bahwa
Hafshah binti Abdirrahman menemui Ummul Mukminin Aisyah r.a.  Ketika itu
Hafshah mengenakan kerudung tipis.  Secepat kilat Aisyah menarik kerudung
tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal.

Aisyah tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari
Al Qur'an dan Sunnah. Aisyah adalah orang yang paling dekat dengan
Rasulullah SAW sehingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau.
Aisyah pun memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah SAW
jika menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu ayat.  Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ia memperoleh ilmu langsung dari Rasulullah
SAW.

Aisyah termasuk wanita yang banyak menghafalkan hadis-hadis Nabi SAW,
sehingga para ahli hadis menempatkan dia pada urutan kelima dari para
penghafal hadis setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik dan Ibnu
Abbas.

Dalam hidupnya yang penuh dengan jihad, Sayyidah Aisyah wafat pada usia 66
tahun, bertepatan dengan bulan Ramadhan,th ke-58 H, dan dikuburkan di Baqi'.
Kehidupan Aisyah penuh dengan kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, pengabdian
sepenuhnya kepada Rasulullah SAW, selalu beribadah serta senantiasa
melaksanakan solat malam.  Selain itu, Aisyah banyak mengeluarkan sedekah
sehingga didalam rumahnya tidak akan ditemukan wang satu dirham atau satu
dinar pun.  Dimana sabda Rasul, " Berjaga dirilah engkau dari api neraka
walaupun hanya dengan sebiji kurma." (HR. Ahmad).

Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia


* About eGroups | Privacy Policy | Terms of Service | No Spam! |
International | Contact Us
Copyright © 1998-2000 eGroups, Inc. All rights reserved.




 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: "Abdullah bin Abdul Jalil" <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke