e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 10 Maret 2014
Bacaan : Matius 7:1-5
Setahun: Ulangan 28
Nats: Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena
      dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
      dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
      diukurkan kepadamu. (Matius 7:1-2)

Judul:

                       MENGHAKIMI DIRI SENDIRI

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "menghakimi" berarti
  mengadili atau berlaku sebagai hakim. Seyogyanya orang yang
  menghakimi adalah orang yang sikap dan tindakan hidupnya benar
  sehingga ia dapat menghakimi dengan adil. Nyatanya, kita justru
  menemukan kondisi yang sebaliknya. Banyak orang menghakimi
  sesamanya, padahal ia sendiri melakukan kesalahan yang sama.
  Penghakiman semacam ini menunjukkan kemunafikan.


  Perintah Yesus agar tidak menghakimi merupakan teguran atas
  kemunafikan orang Farisi yang gemar menghakimi kesalahan orang lain,
  namun mengabaikan kesalahan sendiri (ay. 1, 5). Yesus mengingatkan
  bahwa standar yang kita gunakan dalam menghakimi orang lain juga
  akan digunakan untuk menghakimi sikap dan tindakan kita (ay. 2).
  Jadi, jauh lebih baik kita memperhatikan sikap dan tindakan kita
  daripada menghakimi sikap dan tindakan orang lain (ay. 4). Kita
  perlu waspada sebab salah satu cara termudah untuk menutupi
  kelemahan dan kesalahan sendiri adalah dengan menghakimi kelemahan
  dan kesalahan orang lain.


  Sikap dan tabiat buruk orang lain tampak jelas, padahal sebenarnya
  kita memiliki keburukan yang sama. Kita lebih mudah memaafkan
  kesalahan diri sembari membesarkan kelemahan orang lain. Kala kita
  mulai fokus pada kesalahan orang lain, berhentilah sejenak dan
  ujilah diri sendiri. Jangan-jangan kita sedang menutupi kesalahan
  pribadi. Dengan menguji diri sendiri, kita termotivasi untuk
  memaafkan kesalahan orang lain dan tetap mengasihinya. --Rony Sofian
  /Renungan Harian

                    SAAT KITA MENGHAKIMI SESAMA,
   KITA KEHILANGAN KESEMPATAN UNTUK MEMAAFKAN DAN MENGASIHI MEREKA.

e-RH Situs:                                  http://renunganharian.net
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2014/03/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
                      https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:                   http://alkitab.sabda.org/?Matius+7:1-5

  Matius 7:1-5

   1  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
   2  Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu
      akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
      diukurkan kepadamu.
   3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan
      balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
   4  Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
      mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di
      dalam matamu.
   5  Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
      engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
      dari mata saudaramu."

Bacaan Alkitab Setahun:
        http://alkitab.sabda.org/?Ulangan+28
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Ulangan+28


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

 Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
     Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA

Kirim email ke