Mas Rizal yang baik,
Selamat atas kesuksesan anda. (maaf masih dalam tanda kutip karena
saya terpaksa menganggap ini masih wacana pribadi anda yg menyatakan
sukses).
Sudah sejak awal (ketika dioperasikan HUMPUSS) saya melihat bahwa Cepu
ini sudah kontroversial. Awalnya Blok Cepu ini sebuah
Mas Rovicky yang kita kenal baik,
dan Mas Rizal yang juga baik (semoga dibacanya),
serta sahabat kita semua yang baik pula.
Membicarakan Blok Cepu tidak akan habis bila tidak ada
solusi yang bijak dari para pemerhatinya. Lebih baik
lagi bila saling bertemu dan saling menghargai.
Di satu pihak
Sedikit koreksi untuk saya, umurnya adalah Early Pliocene, seperti kata mas
Awang... bukan Late Pliocene-Pleistocene (maklum, buru-buru nulisnya) sekitar
N18-19 di Blow zone .
Pada umur yang kira-kira setara, di tempat dan oleh company lain dikenal
nama-nama seperti Ledok, Kawengan,
Rekan rekan
Mulai terkuak salah satu halangan adalah regulasi , sebagai
profesional yang cendekia tentunya kita sudah harus mulai berfikir
(walaupun mungkin bukan kita yang akan langsung mengerjakannya),paling
tidak kita sudah mulai memetakan kearah itu.
Saya kira akan banyak disiplil ilmu
Sdr. Rovicky mungkin tidak membaca e-mail saya. Seperti saya katakan pada
waktu kontrak TAC ditanda-tangani di dalam kontrak dicantumkan peta dan
koordinat2 daerah kerja. Disitu jelas dicantumkan bahwa lapangan2 tua
Kawengan, Ledok dan Nglobo itu dikeluarkan (carved out) dari wilayah kerja
Rekan
Setelah membaca tulisan Rizal Malarangen, saya bertambah yakin betapa
pentingnya kita menyusun Buku Putih mengenai Cepu Tragedy.
Dengan tanpa malu malu sdr Rizal Malarangeng memotong ceritera Cepu dan
mendongengkan-nya mulai dari tengah tengah yaitu masa dead lock .
yang terjadi
Trimkasih koreksinya Pak Koesoema.
Wah saya ngikuti dongeng Cepu ini sampek mumeth ;(
Yang saya kawatirkan sekarang justru apakah proyek ini nanti bisa
berjalan mulus. kalau yg satu memveto mungkin langkahnya juga akan
tersendat-sendat. Moga-moga saja Pertamina menjadi legowo menerima
dan EMnya
Pak Koesoema setelah saya membaca ulang tulisan Rizal Malarangeng
tentang perlunya sesegera mungkin memproduksi/mendapat income dari
minyak cepu :
--- quote ---
Jika gagal, kita harus menunggu lagi hingga 2010, yaitu berakhirnya
masa kontrak Exxon, dan baru bisa menikmati hasil dari Blok Cepu
Abah,
Sulitnya jaminan suplai batubara ini kabarnya juga terjadi di pasokan untuk
listrik, si pemasok lebih seneng jual keluar(ekspor) dibandingkan jual ke DN
walaupun harus membayar pinalti karena sudah kontrak.
Dalam skala yang lebih kecil dan dg teknologi yang relatif sederhana pun
seperti
Cerita ini masih sama dengan cerita kesukaan kita menjual bahan
mentah dan enggak mau memrosesnya terlebih dulu yah Pak. Lebih enak
ambil kemudian jual daripada diolah dulu, kemudian baru dijual.
Padahal kalo diolah lebih dulu kan katanya menambah nilai jual dan
menambah lapangan pekerjaan karena
Pak Kusuma ysh.,
Membaca suratnya Pak Rizal Malarangeng dan juga penjelasana dari Bapak,
ijinkanlah saya untuk bertanya lagi.
Apakah penundaan selama 2 tahun ini mengakibatkan pembengkakan biaya?
Apakah biaya itu akan masuk ke dalam sunk cost yang sesudah produksi nanti
akan menjadi
Vick,
Mungkin lebih baik Rizal juga dilibatkan dalam diskusi ini
A R I E F B U D I M A N
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
Home: (021) 809 2618
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent:
Setuju dengan Pak Koesoemadinata tentang materi kasus Cepu untuk bahan tesis
atau disertasi. Saya pernah lontarkan ide untuk penulisan studi kasus ini di
milis ini untuk sekolah bisnis MBA/MM. Kalau HBS bisa dan sangat produktif,
kenapa kita tidak bisa. Penulisan kasus untuk bidang hukum juga
beberapa jam lalu saya baru membaca sedikit tentang sengkang basin di west arm
sulawesi, ternyata menurut (grainge davies, IPA, 1983)... basement cekungan
ini adalah pre-miocene (probably Eocene) volcanic Langi Formationhal ini
tentunya sangat berbeda bila kita bandingkan dengan basement
Sudah aku FW ke Rizal.
Dan Rizal meminta Pak Koesoema memberikan pendapatnya lewat Media. Aku rasa
Rizal cukup terbuka kok, walopun kurang sreg ketika disebut ... kurang
mengerti
Tertohok urat malunya juga kali ya Rif
RDP
On 3/29/06, Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
Vick,
Sedikit komentar mengenai kokas, yang diperlukan adalah batubara yang
memiliki coking properties dan ini tidak ekivalen dengan nilai kalori
yang tinggi. Beberapa coking properties yang penting misalnya:
- CSN (min. 6 utk prime coking coal dan min. 3 utk semi soft coking coal)
- Phosphorus max 01.%
16 matches
Mail list logo