Tambahan dari saya, Tulisan Pak Awang jd mengingatkan riset saya 12 thn yg lalu saat tinggal di Tokyo. Betul sekali tinggian (rise) atau Rugositas (istilah Pak Awang) yang berada diatas oceanic crust di Selatan Jawa adalah Roo rises yg merupakan salah satu jenis dari Large Igneous Provinces (LIPs). LIPs ini dideskripsikan secara details oleh Coffin, M.F., Eldholm, K., 1994. Large igneous provinces: crustal structure, dimensions, and external consequences. Rev. Geophys. 32 (1), 1 – 36.
LIPs terdiri dari oceanic plateaus, rises, ridges, sea mounts, oceanic island, oceanic basin flood basalt dll yg berada di oceanic crust atau continental flood basalt, volcanic passive margin kalau di continent/island arc. LIPs menjadi popular 15 tahun lalu karena dihubungkan dgn teori Plume Tectonic atau Superplume. Jadi Rugositas di oceanic crust diluar MOR umumnya disebabkan oleh activitas plume atau hotspot. Thn 1998-1999, sy dn temen2 di Tokyo membuat database LIPs ini berdasarkan data awal dari Coffin+Eldholm, dan menghubungkannya dgn aktivitas plume. Data tsb kami gabungkan dgn rekonstruksi paleogeographic reconstruction dari Scottese (1988 dll), dan membuat suatu animasi pergerakan plate tectonic seperti yg dibuat oleh Robert Hall utk SE Asia. Animasi tersebut dipresentasikan di AGU Fall Meeting di San Francisco thn 2000-2001 dalam format Mac (movie player) (lihat di attachment), dan di publish dlm bentuk video, sayang copy video+VCD paleoogeographic tsb yg saya punya sdh rusak, bbrp paper yg publish sbb: Utsunomiya, N., Maruyama, S., Suzuki, N., Kadarusman, A, 2001. A history of Superplume from 1 billion years to present, Chikyu Monthly, vol. 23, No.7, 493-497 (in Japanese with English abstract). Utsunomiya, N., Maruyama, A., Suzuki, N., Kadarusman, A., Ohdate, 2000. A history of Rodinia supercontinent from 1 billion years to present, EOS, Transactions, American Geophysical Union. Suzuki, N., Kadarusman, A., Maruyama, S., 2000. Gossira continent: A new name of composite volcanoes formed at south Pacific Superplume during the Cretaceous, EOS, Transactions, American Geophysical Union Sebagian sy publish di : Kadarusman, et al, 2004. Petrology, Geochemistry and Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi Ophiolite, Indonesia. Tectonophysic v. 392, 55-83. Paper ini cukup popular krn pernah masuk dalam kategori “the most download paper” di Tectonophysic thn 2004, dan sampai saat ini memiliki citation index yg tinggi, belum popular di Indonesia, karena sangat spesifik ke oceanic crust contribution, yah belum sepopuler paper Prof. Sriwidiantoro di Science atau Paper Pak Katili. Mungkin yg pertama menghubungkan ophiolite dgn aktivitas superplume dgn rekonstruksi paleogeographic. Yang penting juga dipahami dalam merekontruksi karakteristik oceanic crust dalam rekontruksi gempa adalah memahami apa yg disebut sebagai “oceanic plate stratigraphy”, karena dari situ kita bisa perkirakan sifat dari oceanic crust/slab bukan hanya yg disebutkan Pak Awang dibawah ini, seperti conto history dari traveling time dan rigiditas dari plate tsb. Salam Ade Kadarusman ________________________________ Dari: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Kepada: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Terkirim: Rab, 27 April, 2011 14:05:25 Judul: Bls: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas gempa Ferdi dkk., Sambil menunggu tanggapan dari rekan2 lain, berikut ini beberapa tanggapan saya. 1. Rugositas (kasar halusnya) kerak samudera (oceanic slab) akan berpengaruh kepada konvergensi saat lempeng samudera ini menunjam/subduksi di bawah lempeng benua. Karena konvergensi-subduksi itu ibarat lempeng samudera berjalan di conveyor belt dan harus menunjam di bawah lempeng benua maka permukaan oceanic slab yang kasar yang dipenuhi dengan oceanic plateaux, rises, ridges, sea mounts dll maka akan mengganggu proses subduksi tersebut dibandingkan bila kerak mulus yang masuk menunjam di bawah benua. Hal ini akan berpengaruh kepada apa yang pernah diperdebatkan orang tentang continuous subduction atau halted subduction. Bila struktur2 positif (menonjol) di atas kerak samudera ini akan masuk ke dalam jalur palung, maka pasti akan terjadi perlambatan sesaat (dalam waktu geologi) dibandingkan bila kerak mulus yang masuk. Nah, perlambatan sesaat ini yang oleh penganut halted subduction dianggap mekanismenya. Apakah yang terjadi continuous subduction atau halted subduction barangkali bisa dicek di jalur volkanisme yang dihasilkannya, apakah juga membentuk jalur2 volcanic arc yang umurnya continuous atau beberapa periode yang diselingi masa istirahat. Dalam hubungan dengan seismisitas (kegempaan) saya pikir frekuensi meninggi dan meningkatnya intensitas gempa tak langsung berhubungan dengan rogositas oceanic slab ini. Kebanyakan gempa di area konvegensi adalah overriding plate EQ atau gempa yang tejadi di lempeng benua atau akresinya, atau paling dalam di area intercept antara oceanic slab dan kerak benua; sehingga rogositas kerak samudera tak langsung terkait kepadanya. Tetapi hubungan ini bisa diuji dengan melihat rogositas oceanic slab di area2 dekat hiposentrum/fokus gempa yang terjadi. Tetapi bahwa struktur2 positif yang terkonvergensi akan menyebabkan seismic gap zone lalu nanti setelah release akan diikuti oleh gempa besar saya pikir masuk ke dalam logika. Bila ada seamount atau oceanic plateau/rise masuk ke dalam zona subduksi, logis saja akan melambatkan proses subduksi untuk sementara. Saat itulah energi potensial terbangun, dan ekspresinya tak ada gempa untuk beberapa periode; tetapi saat semua ketahanan batuan terlampaui, maka akan terjadi release pressure dan perubahan energi potensial menjadi kinetik yang manifestasinya berupa gempa besar. Sebagai catatan saja, kerak samudera yang kini masuk ke bawah area Nias-Mentawai dan sekitarnya adalah struktur positif Wharton extinct MOR dan fracture/transform zone-nya bernama Investigator Ridge (Malod & Kemal, 1996 - Geol Soc Spec Publ. 106, p. 20). Keseringan gempa dan magnitudenya yang besar di area Nias-Mentawai apakah berhubungan dengan struktur2 positif oceanic slab yang menunjam di sebelah barat Nias-Mentawai ini atau tidak, dapat diselidiki lebih jauh. Di sebelah selatan Jawa terdapat kompleks oceanic rises/plateaux yang cukup besar bernama Roo Rises (yang dilingkari Ferdi). Secara logika dan berasumsi bila konvergensi lempeng samudera tetap ke arah utara ke bawah Jawa, maka kelak dalam periode geologi (yang bisa dihitung) semua Roo Rises ini akan menunjam di selatan Jawa. Tentu saat itu akan terjadi perlambatan subduksi bahkan mungkin menghentikannya sementara karena kesulitan menunjamkan semua struktur positif ini. Mekanisme hubungan kegempaan ya seperti yang tadi. Saat subduksi diperlambat atau terhenti akan terbentuk energi potensial yang semakin lama semakin besar; yang lalu bila sudah melebihi kapasitas resistansi, akan menjadi energi kinetik berupa gempa yang besar. 2. Pertanyaan ini sebenarnya berhubungan dengan oceanic slab EQ atau gempa yang berpusat dari kerak samudera yang menunjam di bawah benua. Ini pun dalam pendapat saya tak langsung berhubungan ke intensitas besaran gempa bila gempa itu gempa di kerak benua atau akresinya (overriding plate). Semakin jauh dari MOR, kerak samudera akan semakin tua dan berat. Semakin tua dan berat, kerak samudera pun akan semakin rigid; sehingga saat berkonvergensi akan membentuk sudut tekukan penunjaman (Wadati-Benioff) yang curam dibandingkan kerak samudera yang muda. Bila itu menyangkut slab EQ, maka logis saja kalau kerak samudera yang semakin jauh dari MOR-nya akan semakin banyak menjadi pusat gempa sebab gempa yang disebabkan patahan batuan akan lebih mudah terbentuk di kerak samudera yang rigid daripada yang plastis berdasarkan mekanika batuan. Sementara kerak samudera yang masih semi-rigid atau plastis atau semi-plastis, dekat dengan MOR lebih jarang terpatahkan sehingga tak sering menjadi pusat gempa. Dalam hubungan dengan gempa2 overriding plate, yang bila disebabkan tekanan konvergensi antara kerak samudera vs kerak benua, maka kerak samudera yang rigid, berat dan tua secara logika mekanika batuan pun akan memberikan tekanan yang lebih kuat dibandingkan dengan kerak samudera yang lebih muda, yang semi-rigid, semi-plastis dan relatif buoyant. 3. Arah pergerakan (slip vector) lempeng samudera Hindia saat ini di selatan/barat Sumatra dan selatan Jawa secara umum adalah 003 deg NE (McCaffrey, 1991, Geology, 19, p. 881). Maka berdasarkan posisi Pulau Sumatra yang sekitar BL-Tenggara dan Jawa yang arahnya sekitar B-T, maka arah subduksinya masing-masing menjadi oblique di sebelah selatan/barat Sumatra dan normal/tegal lurus di sebelah selatan Jawa. Di sebelah selatan Sumatra terdapat Wharton extinct spreading axis dan fracture (transform) zones-nya yang sebagian berupa struktur2 positif yang siap masuk dan sebagian sudah masuk ke zona subduksi Sumatra. Agak jauh ke barat terdapat ridge yang besar bernama Ninety East Ridge (karena terletak di sekitar 90 deg east longitude) yang tak akan masuk ke Palung Sumatra, tetapi dalam sejarah tektonik di kawasan ini kelihatannya ridge yang besar ini telah memainkan peranan penting dalam penekukan belokan tajam pegunungan (orocline, syntaxis) di daratan antara India dan Myanmar. Di selatan Jawa, seperti yang sudah ditulis pada butir 1 di atas terdapat kompleks Roo Rises yang nanti akan masuk Palung Jawa. Berdasarkan asumsi kecepatan konvergensi yang konstan (yang bisa diturunkan dari pengukuran time-lapse GPS survey), maka tentu saja kita bisa hitung kapan Wharton extinct MOR masuk ke Palung Sumatra dan kapan Roo Rises masuk ke Palung Jawa. Bila kita menggunakan kecepatan konvergensi sebesar 75 mm per year (McCaffrey, 1996, Geol Soc Spec Publ, 106, p. 7) untuk konvergensi tersebut maka bisa dihitung bahwa tak sampai 6,6 juta tahun lagi semua Roo Rise telah sampai ke Palung Jawa dan siap memperlambat atau bahkan menghentikan subduksi. Rise yang paling utara akan masuk sekitar 1 juta tahun lagi dari sekarang - hanya hitungan kasar. Kemudian, dari Sumatra ke arah Jawa pun umur kerak samudera semakin tua, dari sekitar 32-130 juta tahun (Hayes, 1978, geophysical atlas East and SE Asia, Geol Soc America), maka akan berlaku seperti yang saya tulis di butir no. 2 di atas. Demikian beberapa pendapat, semoga bisa dilengkapi atau dikoreksi oleh rekan2 lain. salam, Awang --- Pada Sel, 26/4/11, kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com> menulis: Dari: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com> Judul: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas gempa Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 26 April, 2011, 9:50 AM Salam Rekan Saya hendak menanyakan kepada rekan rekan yang berkecimpung dalam prediksi gempa di indonesia, 1. Apakah ada hubungan antara bentuk permukaan kerak samudra dengan banyaknya aktivitas gempa/tsunami yang terjadi di suatu daerah ? mis : kalau kerak samudranya yang bergerak ke arah palung subduksi kasar dan benjol benjol maka akan menambah intensitas dan besarnya gempa. 2.Apakah ada hubungan antara jarak zona subduksi dan mid oceanic ridge terhadap intensitas besaran gempa ? , misalnya kalau jarak mor dan palungnya cukup jauh maka kerak samudra akan mengalami proses pembekuan yang lebih lama sehingga untuk masuk ke bawah kerak benua menimbulkan benturan yang lebih besar dibandingkan dengan kerak samudra yang dekat dengan mornya. 3. Pada gambar yang saya sertakan , bagaimana arah pergerakan lempeng samudra terhadap pulau jawa dan sumatra apakah berarah W --> E, SW-->NE, S-->N ,atau tidak menentu ? Dari arah pergerakan tersebut dan bentuk permukaan kerak samudranya yang bergerak ke arah palung, apakah kita bisa perkirakan bahwa utara sumatra dan selatan jawa akan segera mengalami gempa yang cukup besar ? ( permukaan kekasaran samudra yang saya beri garis putus putus ) dan apakah kita bisa prediksi kapan terjadinya bila kita mengetahui kecepatan pergerakan kerak samudra tersebut ? Terima kasih atas sharingnya. -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29 September 2011 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------