Wiend, Salam kenal kembali. Blok Banten secara fisiografis dari utara ke selatan, oleh Baumann et al. (1973 -IPA Proceedings) tersusun oleh Seribu Platform yang merupakan tinggian, Rangkasbitung segment yang merupakan lereng atau hinge belt, West Malingping Low-Badui Segment yang merupakan palung terusan sebelah barat dari Palung Bogor dan Bayah High yang merupakan tinggian. Beberapa peneliti memberikan batas Banten Block ke sebelah timur terhadap sisa Jawa Barat adalah Teluk Pelabuhan Ratu di sebelah selatan dan Teluk Jakarta di sebelah uatra. Mungkin batas ini benar. Di sebelah selatan terdapat fault trend yang sejajar dengan Teluk Pelabuhan Ratu berarah BD-TL, memisahkan Bayah High dengan Jampang Segment di sebelah timur. Di sebelah utara, Seribu Platform dibatasi ke sebelah timurnya oleh suatu gradien gayaberat yang curam. Di sebelah selatan Banten Block terdapat beberapa pasangan rendahan (low) dan tinggian (high) yang arahnya lebih kurang U-S. Dari barat ke timur tinggian-rendahan itu adalah Ujung Kulon High-East Ujung Kulon Low, Honje High-West Malingping Low, Bayah High-Cibadak Pelabuhanratu Low. Melihat urutan stratigrafinya, Bayah High kiranya sudah menjadi tinggian sejak post Oligosen Bawah, atau oleh pengangkatan mid-Oligocene. Sementara West Malingping Low masih terus menjadi rendahan sampai Plio-Pleistosen, terbukti sedimen Cimanceuri (Pliosen) tebal diendapkan di dalam rendahan ini, sementara sedimen termuda di tinggian Bayah adalah bagian atas Formasi Bayah berupa batupasir Eosen Atas yang merupakan endapan fluvial-delta mengandung batubara. Berdasarkan data vitrinite reflectance pada singkapan batubaranya, yaitu 0.55-0.6 %, maka ditafsirkan bahwa Tinggian Bayah dulunya pernah tenggelam sampai kedalaman 5000-7000 ft. Batupasir Bayah di Tinggian Bayah punya kualitas yang baik berdasarkan dua sumur coring DDH-1 dan DDH2 yang dibor oleh Amoco di Tinggian Bayah. Tetapi, tak ada sealingnya sebab sejak Oligosen tengah, tak ada lagi pengendapan di sini. Jadi Bayah High tak akan jadi tempat akumulasi hidrokarbon, mungkin di flank Tinggian Bayah bisa saja terjadi akumulasi, selama ada sedimen yang lebih muda diendapkan dan bisa berfungsi sebagai sealing; atau mengharapkan sealing olef fault. Sementara Malingping Low, saat ini bisa berfungsi sebagai kitchen dengan maturity level awal matang-optimum matang. Batuan induknya adalah Upper Bayah coals dan Lower Cijengkol coals. Keterangan tambahan tentang Banten Block, silakan disimak di ulasan berikut. salam, Awang
[iagi-net-l] Melihat Kembali Tektono-Volkanik Banten Block Awang Satyana Mon, 25 Oct 2004 22:07:38 -0700 Bagian barat Pulau Jawa ini menarik secara geologi, sekarang hampir seluruhnya masuk ke dalam Provinsi Banten. Dan di geologi, wilayah ini pun biasa disebut Banten Block. van Bemmelen sejak tahun 1949 telah menyebut wilayah ini sebagai Banten Block dan membuat batasnya berupa garis hampir selatan-utara dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai Teluk Jakarta. Bukan sekedar garis batas wilayah, ternyata adalah juga garis batas geologi. Kata van Bemmelen, terdapat perbedaan arah struktur yang menyolok antara struktur2 di Banten Block yang didominasi arah Utara-Selatan dengan struktur2 Jawa yang didominasi Barat-Timur. Publikasi2 selanjutnya memang menunjukkan hal itu. Publikasi2 tektonik terbaru menunjukkan bahwa Pulau Jawa pernah menyatu dengan Sumatra, sehingga orientasi Pulau Jawa pun hampir seperti Sumatra. Lalu sejak sekitar Mio-Pliosen kedua pulau saling berpisah, Pulau Jawa terputar anti-clockwisely sedangkan Sumatra terputar clockwisely, membuka Selat Sunda semakin melebar ke arah selatan mirip2 triangle zone. Penelitian terbaru paleomagnetik Jawa menunjukkan bahwa bagian timur Pulau Jawa (datanya belum lengkap, jadi baru diketahui bagian timurnya saja) pernah menduduki paleo-latitude lebih ke selatan di banding sekarang - jadi membenarkan bahwa Pulau Jawa pernah terotasi anti-clockwisely. Kelihatannya, pemisahan Sumatra dan Jawa ini meninggalkan banyak "luka" geologi baik di Banten maupun di Lampung, berupa segmented basements di kedua wilayah tersebut yang berarah utara-selatan, sehingga di Banten misalnya ditemukan sistem horst dan graben seperti Ujung Kulon High - Ujung Kulon Low - Honje High - West Malingping Low. Di Selat Sunda, di pusat pemisahan ini, lebih parah lagi segmentasi-nya. Dan kondisi ini diperparah dengan aktifnya Sesar Mendatar Sumatra yang dextral dan Sesar Mendatar Ujung Kulon (di offshore baratdaya Pelabuhan Ratu). Kedua sesar mendatar ini saling berposisi step-over, seperti ber-estafet dari Sesar Sumatra ke Sesar Ujung Kulon. Daerah estafet adalah Selat Sunda, akibatnya akan tebentuk extensional stress pada kedua sesar dextral tersebut di wilayah Selat Sunda, dan terbukalah Selat Sunda melalui mekanisme pull-apart basin, sebagai konsekuensi dua sesar mendatar yang membentuk releasing stepover. Segmentasi kerak di wilayah Lampung, Selat Sunda,dan Banten jelas akan terpengaruh ini, juga pemisahan Sumatra-Jawa. Konsekuensi lain, adalah banyak sintetic faults yang besar-besar yang juga punya sifat releasing, baik di Lampung dan di Banten. Nah, ini lalu berimplikasi ke "banjir lava basal" di Lampung dan Banten karena sesar2 sintetik ini menjadi konduit untuk lepasnya magma naik ke permukaan. Di Lampung ada Rajabasa dan Sukadana complex, di Banten ada Danau Complex dengan Gunung Karang dan Pulasari puncak2nya. Ini adalah kompleks gunungapi berupa backarc volcanism yang dikontrol sistem sesar yang rifting. Di Selat Sunda sendiri, dua arah sesar utara-selatan dan sesar arah Sumatra berpotongan, dan di salah satu perpotongannya, muncul Gn. Krakatau yang paroxysmal letusannya pada 1883, pantas saja, dikontrol dua sesar. Lalu karena ada proses penenggelaman di Selat Sunda itu, tertariklah garis palung di depannya lebih ke arah utara, membuat pola konkaf pada palung, suatu hal yang tidak lazim sebab palung secara umum adalah konvex ke arah samudera. Di luar itu, di Banten Block juga ada Bayah Dome yang terkenal itu, yang batuan tertuanya (volkanik) katanya seumur dengan Jatibarang Fm. di Cirebon. Maka di banyak publikasi ditariklah garis volcanic arc Eosen dari Bayah ke Cirebon. Benarkah semudah itu menghubungkannya ? Mestinya tidak sesederhana itu, maka perlu melihat kembali sejarah keseluruhan Banten Block. Masih banyak yang mesti dikerjakan dari wilayah ini. Sayang, terlalu sedikit yang peduli, tak sebanding dengan keindahan dan kekomplekan geologi tempat kita tinggal... Salam, awang[iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)Awang Satyana Fri, 23 Sep 2005 13:21:29 -0700Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang... Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis menumpahkan sedimennya di terumbu selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement "Seribu Platform". Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT. Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga. Dua tempat ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan. Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di Bayah dan Ciletuh/Jampang. Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi. Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik batas itu. Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca dan tafsirkan. "Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte" salam, awang Re: [iagi-net-l] Melihat Kembali Tektono-Volkanik Banten BlockAwang Satyana Thu, 28 Oct 2004 01:29:34 -0700Pak Daru, Terima kasih atas input-nya. Setahu saya, paper yang khusus membahas secara detail sistem segmented basements menjadi highs - lows sejak dari Ujung Kulon sampai Bayah belum pernah ada. Ada beberapa masuk di pembahasan regional seperti dari Bauman et al. (IPA, 1973) : Contribution to the Geological Knowledge of Southwest Java, kemudian ada paper tentang West Malingping Low yang diargumentasikan sebagai West Malingping High oleh Aloy et al (IAGI, 1992). Kalau mengacu kepada paper Soeria-Atmadja et al. (1994) : Tertiary Magmatic Belts in Java, umur2 yang Pak Daru sebut sebagai gap di Honje complex (10-4.95 Ma), pada saat itu di regional Jawa justru merupakan satu periode volkanik aktif (12-2 Ma, Late Miocene-Late Pliocene, yang menyambung ke Kuarter). Kalau pada periode itu di Honje malah tidak aktif menarik sekali. Saya pikir, pada gap itu (10-4.95 Ma, Mio-Plio) Jawa tengah lepas dari Sumatra dan wajar volkanik tak bermain sebab ada crustal disturbance di barat Honje - Selat Sunda pada saat itu, tidak ada subduction yang normal di wilayah itu pada gap ini. Jadi, saya pikir malah gap itu bisa berhubungan dengan lepasnya Jawa dari Sumatra. Salam, awang Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menarik Pak Awang....... Dari sisi batuan volkanik (igneous)-nya, Honje Complex terdiri dari 3 kelompok, secara urutan umur adalah (1) Honje volcanics, andesitic-basaltic yang berumur 10 - 11Ma (bertepatan dengan mulai membengkoknya pelurusan Sumatra - Jawa di Selat Sunda), (2) dacitic tuff dan associated rhyolite complex, yang dalam paper saya (dkk) kita sebut sebagai Cibaliung Tuff, berumur 4.95Ma (Jawa dan Sumatra sudah memisah), serta (3) basalt flows yang menorobos zona-zona struktur sebagai back arc rift basalt (?), yang ini belum ada dating-nya tapi lebih muda dari Cibaliung Tuff. Yang menarik adalah adanya time gap sekitar 5 juta tahun antara Honje volcanic dan Cibaliung Tuff dimana tidak ada aktifitas vulkanism. Apakah ini ada kaitannya dengan meredanya tectonic event pada kurun waktu tsb, sehingga volcanism juga mereda? Saya belum tahu. Untuk konsep "high and low" di seputaran Ujung Kulon - Honje - West Malingping, apakah Pak Awang punya paper detil ttg ini? Salam -Daru --- Pada Sab, 30/1/10, Wiend Akhmad <bneiw...@yahoo.com> menulis: Dari: Wiend Akhmad <bneiw...@yahoo.com> Judul: [Geo_unpad] Bertanya mengenai Banten Block Kepada: geo_un...@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 30 Januari, 2010, 7:40 AM Assalamuallaikum Akang Teteh Geologi Perkenalkan nama saya Wiendra Akhmad, Geologi 2006 Saya ingin bertanya mengenai kondisi geologi Banten Block, khususnya Bayah High dan Malingping Low. Selain itu bagaimana hubungan antara Bayah High dan Malingping Low tersebut?. Terima Kasih, Wiendra A.F. __._,_.___ Reply to sender | Reply to group Messages in this topic (1) Recent Activity: New Members 1 Visit Your Group Start a New Topic Please Visit Our Website @ http://geounpad.ac.id/ and Our Forum @ http://forum.geounpad.ac.id/ Moderators: Budhi Setiawan '91 <bu...@wgtt.org> Edi Suwandi Utoro '92 <edsu...@chevron.com> Sandiaji '94 <sandi...@elnusa.co.id> Wanasherpa '97 <wanashe...@premier-oil.com> Satya '2000 <tri.nugr...@medcoenergi.com> Andri'2004 <andri_ma...@yahoo.com> MARKETPLACE Going Green: Your Yahoo! Groups resource for green living Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use . __,_._,___ "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com"