menjawab pertanyaan seseorang tentang forearc basin, barangkali ada gunanya 
untuk rekan2 IAGI-net.
   
  salam,
  awang

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Date: Wed, 14 Mar 2007 00:38:29 -0700 (PDT)
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
   
  Forearc basin tentu tidak hanya ada di selatan Jawa, tetapi juga di sebelah 
barat Sumatra; yaitu di semua cekungan di depan busur volkanik (fore [volcanic] 
arc). Di Sumatra, misalnya ada cekungan bernama 
Meulaboh-Nias/Sibolga-Mentawai/Bengkulu. Di selatan Flores ada Sawu Basin. Di 
utara Sulawesi ada Minahasa Basin, dan sebagian orang juga menunjuk Cekungan 
Waipoga-Waropen di Papua utara, itu semua adalah forearc basin.
   
  Gradien geotermal yang rendah dan kualitas reservoir klastik yang tak terlalu 
bagus adalah hal2 utama yang mesti dipikirkan untuk risiko eksplorasi di 
forearc basin. Gradien geotermal yang rendah terjadi akibat di wilayah ini 
mantle convection cell bergerak menurun menjauhi kerak Bumi (downwelling) 
mengikuti jalannya subduction, sehingga heat flow akan rendah. Pemanasan juga 
tak bisa terlalu diharapkan dari konduktivitas termal sedimen2 karena biasanya 
punya kolom air laut yang dalam yang akan berperan sebagai cooling effect dalam 
konduktivitas termal. Kualitas reservoir yang tak bagus akibat terlalu dekatnya 
provenance sedimen yang didominasi endapan volkanik dengan tempat deposisinya, 
sedimen tak matang, tak ada recycling sedimen ala backarc basin yang bisa 
membersihkan reservoir dari mineral2 tak stabil dan lempung.
   
  Semua forearc basin yang telah dibor rata2 punya GG 1.5 deg F/100 ft. Ada 
beberapa anomali tentu, tetapi tak banyak. Forearc basin Bengkulu menunjukkan 
GG yang agak tinggi daripada biasanya (2-2.5 deg F/100 ft). tetapi, Bengkulu 
harus juga dipikirkan bukan true forearc basin, melainkan  backarc basin yang 
disegmentasi Bukit Barisan, maka GG-nya agak tinggi.
   
  Belum ada penemuan minyak di forearc basin, ada beberapa rembesan seperti di 
Bengkulu dan Banyumas, juga sebagian Rangkasbitung selatan. Tetapi basin2 ini 
adalah polihistory basins yang tak selamanya sebagai forearc. Gas biogenik 
sudah ditemukan di Nias (Keudapasi, Meulaboh, Singkel, Suma, Ibu Suma, dll.) 
berasal dari terumbu berumur Miosen Tengah-Atas, tetapi tak komersil karena ada 
masalah dengan sealing. Gas biogenik diperkirakan berasal dari black shales 
Nias Beds berumur Oligo-Miosen. Tak mungkin akan digenerasikan gas biogenik 
dari source Oligo-Miosen kalau GG-nya > 1.5 deg/F. Tetapi, kenyataannya 
biogenic gas yang dihasilkan sebab ini cool basin.
   
  Terumbu karbonat Miosen berkembang dengan baik di Cekungan Meulaboh-Nias dan 
Bengkulu (Eburna reef). Data seismik dan sumur ada. Karbonat Kalipucang di 
Banyumas Basin memang tumbuh di tinggian Old Andesite Oligo-Miosen, tetapi 
belum tereksplorasi dengan baik. Data seismik dan sumurnya masih minim. Maka 
kalau mau mempelajari karbonat terumbu di forearc basin pilihlah di Bengkulu 
Basin atau Nias Basin.
   
   
  salam,
  awang



 
---------------------------------
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food & Drink Q&A.

Kirim email ke