Sebuah gempa dalam (pusat gempa 568 km) berkekuatan 6,2 Mw terjadi di Laut Flores, Indonesia hari Sabtu 9 September 2006 pukul 12:13:11 WITA. Mekanisme pematahan batuan akibat gempa ini adalah sesar normal. Detail data gempa adalah seperti di bawah ini (USGS) : Earthquake Details Magnitude 6.2 (Strong) Date-Time · Saturday, September 9, 2006 at 04:13:11 (UTC) = Coordinated Universal Time · Saturday, September 9, 2006 at 12:13:11 PM = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.194°S, 120.118°E Depth 568.3 km (353.1 miles) Region FLORES SEA Distances 205 km (125 miles) NE of Raba, Sumbawa, Indonesia 235 km (145 miles) SSE of Ujung Pandang, Sulawesi, Indonesia 1305 km (810 miles) WNW of DARWIN, Northern Territory, Australia 1485 km (920 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 6.5 km (4.0 miles); depth +/- 6.3 km (3.9 miles) Parameters Nst=210, Nph=210, Dmin=>999 km, Rmss=0.94 sec, Gp= 43°, M-type=teleseismic moment magnitude (Mw), Version=6 Source USGS NEIC (WDCS-D) Event ID usskaf
Flores secara tektonik unik, ia diapit oleh dua jalur subduksi. Di sebelah utara, kerak samudra SW Banda menunjam di bawah Flores membentuk jalur subduksi yang selama ini dikenal dengan nama Flores Thrust. Di sebelah selatan, kerak samudra Hindia menunjam di bawah Sumba dan Flores membentuk jalur subduksi yang selama ini dikenal dengan nama Palung Sunda. Meskipun ke sebelah selatan terdapat barier tektonik mikro-kontinen Sumba yang lepas pada Paleogen Awal dari Sundaland melalui strike-slip fault besar Adang-Walanae-Sumba Fracture, gempa hari ini di Laut Flores menunjukkan bahwa frontal subduction khas Jawa-Nusa Tenggara memang terjadi. Begitu juga, kalau kita periksa sebaran pusat-pusat gempa di Laut Flores. Gempa sedalam sampai lebih dari 300 km hanya akan terjadi di model frontal subduction dengan kemiringan bidang Wadati-Benioff yang semakin curam di bawah sisi benua, dalam hal Jawa-Nusa Tenggara kemiringan itu akan semakin dalam ke arah utara. Plotting pusat gempa 9 September 2006 ini di Laut Flores menunjukkan keakuratan peta tektonik Hamilton (1979). Tahun 1979, Hamilton menaruh kontur zone seismik Benioff di utara Jawa sampai ke Busur Banda. Kontur terdalam adalah 600 km, dan gempa di Laut Flores ini yang sedalam 568 km persis duduk di antara garis kontur 500 km dan 600 km pada peta Hamilton (1979). Mempelajari histori sebaran pusat gempa di sekitar Laut Flores sampai ke Samudra Hindia (USGS) akan menggiring kita kepada pendapat bahwa subduksi kerak samudra Banda dari utara Flores kelihatannya tidak aktif menggenerasikan gempa di wilayah ini, dibandingkan subduksi kerak samudra Hindia di sebelah selatan. Dan, bahwa keberadaan mikro-kontinen Sumba kelihatannya tak menjadi barrier terhadap Flores. Mengherankan, keberadaan mikro-kontinen sedimensi Sumba wajarnya bisa menjadi chocking effect (penyumbat dan pencekik) terhadap slab pull di wilayah ini. Tetapi, tsunami dahsyat di Maumere 1992, mestinya itu dibangkitkan atau berhubungan dengan Flores Thrust sebab pusat gempa sedangkal < 30 km di Laut Flores akan berhubungan dengan subduksi Banda crust bukan dengan subduksi Indian oceanic crust yang di wilayah ini akan punya kedalaman pusat gempa > 400 km. Kelihatannya, masih harus dikaji lagi masalah tektonik di wilayah ini : ekstruksi Sumba dari Sundaland/NW shelf of Australia ? double subduction Flores Thrust dan Sunda Trench, chocking effect Sumba terhadap continuing slab pull yang tidak berjalan, dan beberapa implikasi lainnya terhadap kegempaan. salam, awang --------------------------------- Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.