Jangan salahkan pabrik kalau 'panci'nya ngga bisa nyetel MP3<http://rovicky.wordpress.com/2008/10/15/jangan-salahkan-pabrik-kalau-pancinya-ngga-bisa-nyetel-mp3/> 15 Oktober 2008 at 10:24 am | In Dongeng Geologi<http://id.wordpress.com/tag/dongeng-geologi/>, RuPa-RupI <http://id.wordpress.com/tag/rupa-rupi/> | <http://rovicky.wordpress.com/wp-admin/post.php?action=edit&post=1778> Tags: bursa <http://id.wordpress.com/tag/bursa/>, kertas tahayul<http://id.wordpress.com/tag/kertas-tahayul/>, saham <http://id.wordpress.com/tag/saham/> [image: Mulanya biasa saja]<http://rovicky.files.wordpress.com/2008/10/saham-0.jpg>
Mulanya biasa saja Dongeng "*kertas tahayul*" ! Seringkali kita sebel karena ternyata kok akhirnya begini atau begitu. Kita mestinya tahu segala sesuatu itu dibuat dan di*design *sesuai dengan tujuan awalnya. Kalau ternyata sekarang diselewengkan dan membuat salah kaprah, ya jangan trus ngamuk marah-marah yang ngga tepat. Banyak diantara kita yang saat ini kesel dan mungkin pingin protest terhadap perdagangan saham yang sekarang remuk, hancur, rontok, berantakan dan mengotori "*lantai*". Mulanya biasa saja Awalnya niatan menjual saham di bursa itu untuk mencari modal lain dan berbagi risiko dengan orang lain. Saham yang dijual ini awalnya merupakan manifestasi sebagian kepemilikan dari perusahaan. Tentunya dengan segala risiko keberhasilan dan kerugian. Sekali lagi sangat mungkin maksudnya supaya kita (pemilik modal cekak) bisa untung bareng-bareng. Diharapkan pemilik modal kecilpun bisa ikut-ikutan menikmati hasil … kalau berhasil tentusaja. Jadi keuntungan memiliki saham ini akan mendapatkan deviden atau keuntungan yang dibagi saat tutup buku di akhir tahun, juga nilai perusahaan yang meningkat karena sukses. Skalai lagi, ini kalau sukses. Wupst ! [image: Akhirnya kok begini ?]<http://rovicky.files.wordpress.com/2008/10/saham-1.jpg> Akhirnya kok begini ? Tetapi ternyata kepsesertaan modal ini hanya terjadi pada saat IPO saja, pada saat saham awal dijualnya saham kepesertaan modal. Setelah itu pergerakan naik turunnya harga saham bisa dipakai sebagai arena jual beli kertas yang menjadi "*barang tahayul*". Barang abstrak atau "*kertas tahayul *" inilah yang akhirnya cukup banyak berkeliaran di "*kaki lima*". Nah, seperti biasanya tentusaja ada orang '*pinter*' yang mencoba mengumpulkan pedagang "*kertas tahayul*" ini dari trotoar kaki lima. Dibuatlah "Pasar Bursa" eh "*Pasar Kertas Tahayul !*" di Indonesia namanya BEJ, di Wall street namanya NYSE, juga banyak dikota-kota lain dibuat *PASAR KERTAS TAHAYUL* !:) Pergerakan naik turunnya harga*"kertas tahayul*" ternyata bisa dipakai buat "*tebak-tebakan buah manggis*". Pergerakan naik turunnya harga kertas tahayul sudah bukan lagi mencerminkan untung ruginya perusahaan. Tetapi seperti sebuah komoditi. Ketika semua orang mau menjual … Blaik ! kertas tahayul ini menjadi seharga kertas koran bekas … Blaik !! * [image: :(] "Maksudnya dipakai buat judi, Pakdhe?" [image: :D] "Hust, kalau dibilang judi pasti dilarang atuh!"* Bahkan kerontokannya pasar jual beli "*kertas tahayul*" ini akhirnya dituding sebagai biang keladi kenapa terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin …. Gandrik !! Jadi syapa yang salah kalau sekarang "panci"nya ngga bisa buat nyetel MP3 ? rdp -- Dongeng hari ini : http://rovicky.wordpress.com/2008/10/15/jangan-salahkan-pabrik-kalau-pancinya-ngga-bisa-nyetel-mp3/