Pak Kartiko, Pak Argo dan anggota milis ysh,

Betul sekali pak memang sebuah keniscayaan riset yang didukung industri
akan berkembang lebih pesat (hukum pasar) daripada yg tidak terkait langsung.

Jenis riset dasar kebumian (khususnya kebencanaan) memang memerlukan
keberpihakan pemerintah. Sepakat dengan Pak Argo bahwa ini merupakan
long-term investment yang return-nya baru (mungkin) dirasakan sesudah
beberapa generasi ke depan.

Paradigma mitigasi bencana kita masih rehabilitasi dan rekonstruksi.
Contoh kongkrit pemerintah menyimpan dana 300M (?) pertahun yang
hanya bisa dikeluarkan apabila bencana terjadi. Seharusnya apabila
menggunakan logika mitigasi, dana ini bisa dikeluarkan di awal
sebagai (investasti) untuk keperluan penelitian, pendidikan masyarakat dll,
sehingga (cost) yang dikeluarkan (dan ini harus keluar sebagai amanat
UU no 24 ) apabila bencana betul-betul terjadi akan lebih rendah.

kenapa?

Karena korban lebih sedikit, bangunan yang rusak lebih sedikit dll.

Ada fakta yang menarik di beberapa negara maju. Bahwa semakin banyak mereka
mengeluarkan dana (investasi) di awal untuk mengeluarkan riset, yang pada
akhirnya mengurangi dampak bencana. Maka semakin sedikit dana yang harus
dikeluarkan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.


Semoga kita pun menuju kearah sana.

salam,
irwan meilano


2011/9/11 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>:
> Pak Mirzam dan Pak Irwan
>
> Masalah diminati atau tidak saya rasa banyak juga didorong oleh nilai
> komersial dari riset tersebut. Riset riset kebumian yang berhubungan dengan
> perminyakan atau pertambangan banyak berkembang karena didukung dana dari
> industri terkait.
>
> Saat ini mungkin harus dicari dulu nilai tambah dari riset gunung api yang
> berkaitan dengan industri (mis :geothermal/geowisata )selain tentunya untuk
> mitigasi bencana alam,  sehingga aplikasinya bisa diarahkan ke industri
> tersebut.
>
> Bayangkan kalau industri geothermal berkembang...mungkin akan banyak survey
> dan pengambilan data di sekitar gunung api yang akan menjadi tambahan data
> penting sehingga riset tentang gunung api juga berkembang.
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke