Merayu Si Genit LuSi (dari logis hingga
magis)<http://rovicky.wordpress.com/2006/11/01/merayu-si-genit-lusi-dari-logis-hingga-magis/>

Ditulis oleh Rovicky <http://rovicky.wordpress.com/> on November 1st, 2006

[image: dam.gif]Wah sudah buanyak sekali poroposal usulan pengendalian Si
Genit Lusi ini. Pertimbangannya pun juga bermacam-macam.

  - Ada yang berpikir *ekonomis *hingga berpikir *politis*
  - Ada pula yang berdasarkan *geologis *ada pula memilih *ekologis*
  - Sampai pula yang mengaku dengan pikiran *logis *tetapi juga dengan
  cara *magis*

Kalau dikelompokkan mungkin bisa dibagi dalam beberapa kategori. Nah aku
buat saja versiku, nanti bisa ditambah lagi, usulmu apa ?
Dua kelompok besar yaitu usulan logis dan usulan non-logis, karena aku ngga
ngerti soal yang magis ini, makanya di*babar* duluan aja deh, takut kalau
ada yang tersinggung

*Usulan NonLogis* :

Boleh saja toh, mengusulkan penanggulangan cara non logis, lah wong
kenyataannya yang katanya orang paling logis (tuh
geologis<https://rovicky.wordpress.com/wp-admin/> [image:
:(] ) sudah angkat kaki, dan angkat tangan kok. Mereka yang mengaku para
ahli logika ini secara aklamasi langsung menyatakan itu gunung lumpur (mud
volkano), gejala alam yang ngga mungkin disetip apalagi disetop. Lah, kalau
yang ngaku normal (logis) aja ngga mampu tentunya yang paranormal boleh dong
menunjukkan usulannya.

Coba saja dipikir, orang yang sakit aja pergi ke dokter dulu, tapi kalau
dokternya sudah menyatakan angkat tangan, ya pergi ke pengobatan alternatip
*tak iye*, wajar kan ?. Minum obat sudah kagak sembuh, *ya uwis* pakai
jampi-jampi pun boleh lah. Toh ada juga yang sembuh, kan ?.

  - Yang *agamis*:
  [image: 
pray2.gif]<https://rovicky.wordpress.com/files/2006/10/pray2.gif>[image:
  pray3.gif] <https://rovicky.wordpress.com/files/2006/10/pray3.gif>Usulannya
  kebanyakan meminta kepada Gusti Yang MahaKuasa. Pasrah sama yang membuat
  dunia, karena toh Dia juga yang membuat gunung, termasuk gunung lumpur. Bagi
  Nya, gunung lumpur bukan karena salah *design*, tapi emang Beliau
  maunya gitu. Ya, kita sebagai manusia yang lemah harus minta ke Beliau yang
  membuatnya, kan?.
  [image: 
pray4.gif]<https://rovicky.wordpress.com/files/2006/10/pray4.gif>Bentuk
serta kegiatan agamis yang diusulkannya pun bermacam-macam ada yang
  mengusulkan berdoa bersama, ada yang usul bagaimana kalau melakukan prosesi
  pengakuan dosa besama-sama.
  [image: pray1.gif]<https://rovicky.wordpress.com/files/2006/10/pray1.gif>Lah
  iya wong katanya ada juga pabrik miras yang terkubur di dekat semburan. Ini
  pabrik barang haram, ini jelas penyumbang dosa, lah wong miras jelas
  dilaknat je. Bahkan pabrik yang paling dekat dengan semburan itu pabrik
  tempat kerja Marsinah, yang terkena kasus penganiayaan pekerja lemah.
  makanya disitulah sumber dosa, gitu katanya.
  Bahkan dalam acara takbiran serta sholat Ied lebaran kemarin juga ada
  yang dilakukan diatas tanggul. Ini sebagai unjuk rasa pada yang Maha
  Kuawasa, agak memberikan ampunan akibat dosa-dosa manusia.
  *pssst …. Kenyataannya pompa menyala lagi setelah didoakan, baca
  
disini<http://hotmudflow.wordpress.com/2006/10/31/pimpin-doa-bersama-di-pompa/>
  .*


  - Yang *non agamis* :
  [image: dukun.gif]<https://rovicky.wordpress.com/files/2006/10/dukun.gif>Lah
ini seru banget looh. Banyak yang usaha menutupnya mendekati dengan
  urusan per*klenik*an. Termasuk menggunakan tenaga dalam dan tenaga
  luar, barangkali juga tenaga listrik (yaaah … paling enggak listrik batu
  baterei, karena ada yang mengajukan syaratnya harus dikerjakan tengah malam,
  beneran di malam hari yang gelap gulita, kan bahaya kecemplung juga kan. Tak
  kurang Pak Lurah pun melombakannya, termasuk lomba yang diikuti Ki Sakiyun
  yang kisahnya ditulis
disini<http://rovicky.wordpress.com/2006/10/07/ki-sakiyun-audisi-menutup-semburan-lumpur/>.
  Bahkan tercatat lebih dari 35 yang dianggap memenuhi syarat.
  Tapi lucunya banyak yang memberikan syarat yang memang sulit bagi yang
  bepikiran logis. Ada yang mengaku dukun top minta dihubungi langsung ,
  mintanya dihubungi lewat handphone … ada yang minta ditlipun, tapi juga ada
  yang minta dijemput … waduh yang ini sih pede aja lagi [image: :)]
  Ada juga yang memberikan syarat "*bunga dari tujuh samodra*" … *wedian
  opo samodra mana yang ditumbuhi bunga. Lah wong ini soal klenik bukan soal
  pikiran, makanya jangan dipikirin.*
  Ada juga looh yang menghubungkan peristiwa kali ini dengan
  ramalan-ramalan masa lalu. Termasuk kisah dongeng Timun Emas, udah baca kan
  critanya 
disini<http://rovicky.wordpress.com/2006/09/21/dongeng-timun-emas-dan-lusi/>.
  Coba baca disini.
  
<http://hotmudflow.wordpress.com/2006/09/06/sebanyak-35-paranormal-siap-tutup-luapan-lumpur-lapindo/>Mereka
yang ikutan sebagai peserta lomba ini juga ada yang adu
  untung-untungan, walaupun ada juga yang *kemekelen *kalau disuruh
  nutup keran bocor tapi kranya ga boleh disentuh. Bayangin aja kalau sampek
  ada yang pol "*ngeden*" (mbah Dipo, apa ya bhasa Indonesia-nya?). "
*hueghhhh
  *…" Malah bisa-bisa punya sendiri jadi bocor kan ?
  Ya …. kran air dingin aja kagak bisa nutup, lah gimana mau nutup
  semburan yang 120 ribu meter kubik sehari, dengan suhu diatas seratus
  derajat lagi.

*Usulan Logis*

Usulan logis juga bermacam-macam, lain kepala lain buah pikirannya. Ini
tentunya membingungkan bagi yang mengikutinya. Lah sakjane ini karepmu mau
ngapa to ? kalau semua dikumpulin maka yang ada adalah "usal-usul
asal-asalan".

[image: Bum !]Gimana ngga asal-asalam wong mengusulkan kok di BOM. Bukan
masalah susahnya mencari ahli bom karena ahli BOMnya sudah ketangkep dan
sekarang sudah masuk penjara. Tetapi mengebom itu efeknya seberapa sih ? Iya
kalau kalau nutup, lah kalau malah tambah gede gimana ngontrolnya ? terlebih
lagi kondisi bawah tanahnya saja kagak tau tuh.
Usulan ini mungkin menduduki rangkin pertama dalam kelompok logis, maksudte
usulan yang juga dengan diawali proses berpikir "*out of the box*", karena
dalam usaha kepepet siapa saja harus memutar otak untuk mengatasi masalah.
Dengan modal *hong wilaheng* … *memang kalau sulit ya wis lah karuan di Bom
saja … BUM !*.

Nampaknya usulan bom bisa dipertimbangkan kalau saja semua kondisi bawah
tanah atau bawah permukaannya sudah diketahui, sudah dipetakan secara
3dimensi<http://rovicky.wordpress.com/2006/10/12/memetakan-gunung-lumpur-secara-3dimensi/>,
suhu, debit, komposisi, geometri dan lain-lainnya sudah "terukur".

Usulan yang tidak kalah kontroversialnya adalah ditableg … *BLEGH *!

Lah iya lah, pakai beton dengan tulangan besi yang kokoh ditutupkan kedalam
lubang.

*- " Secara logika memang iya gitu caranya mbimpetin semburan kan, iya ta
PakDhe ?"
+" Lah iya boleh saja ditutup, itu kalau semburannya kecil. Kayak ngampet
kentut saja, kalau ndak kuat malah semua denger gimana hayooo … ?, belum
lagi kalau ada 'yang lain' ikutan "*

Problem utamanya adalah karena *ketidak-tahuan* kita akan apa yang
sebebernya terjadi. Tetapi secara mudah begini, kalau asumsinya gejala ini
akibat pemboran, maka cara menanganinya ya dengan pemboran juga. Artinya
semua masih dalam koridor "*engineering controlable*", (*walaupun
semburannya ngga terkontrol ya* [image: :)] . *Controlable *disini
dimaksudkan sebagai - Sumber diketahui, besarnya "*potensi*" diketahui
(tekanan, volume, bentuk geometri dll), juga memiliki *tool *dan metode yang
teruji. Nah metode teruji ini yang sulit karena bisa saja ini yang
pertamakali terjadi. Artinya secara metodik ada unsur coba-coba.

<http://rovicky.wordpress.com/files/2006/08/relief-well-2.jpg>Kegiatan yang
saat ini masih terus dikerjakan adalah menutup dengan "relief well". Seperti
yg ditulis sebelumnya disini
<http://rovicky.wordpress.com/2006/09/14/mengapa-relief-well-masih-harus-terus-dikerjakan/>bahwa
kemungkinan 
sukses<http://rovicky.wordpress.com/2006/08/31/mungkinkah-relief-well-berhasil/>(
*successs chance*) yang diharapkan hanya 10%. Ntah darimana angka 10 %nya, *lah
wong* statistiknya belum pernah ada. Tetapi *engineering estimate* 10% ini
sudah cukup memberikan jastifikasi dalam sebuah pemboran sumur eksplorasi, *
loh*. Lah kalau ini sumur juga berprinsip untuk mengurangi kehilangan yang
lebih besar dari 10 kali harga sumur, berarti program pengeboran sumur ini
layak untuk dikerjakan.

Ada satu hal sangat penting agas sumur ini bernilai optimum, yaitu menggali
mengambil semua data bawah permukaan yang dimungkinkan. Mengambil data
geofisika, geologi, geokimia dan jangan lupa mengambil data-data
geoekonominya.

*Sedia Payung dari Rusia Sebelum Hujan *

Usulan terbaru juga datang dari Rusia
<http://hotmudflow.wordpress.com/2006/10/26/ilmuwan-rusia-tawarkan-solusi-hentikan-lumpur/>…
*weleh-weleh dari jauh dengan teknologi lama dengan nama baru*. Pavel
membawa ide yang disebut "*umbrella", *membuat payung menggunakan *polymer*.
Polimer ini semacam "*gel*" yang akan mengeras dibawah sana sehingga menutup
pori-pori dan "*pipa*" jalannya air serta lumpur ini. Namun si Pavel Rusia
ini, tidak tanggung-tanggung dengan biaya yang akan ditanggungya 90% kalau
tidak berhasil. Namun biaya total 50 juta dollar, jadi 10%nya saja sudah
senilai 5 juta dollar. Lah siapa yang mau membayar biaya coba-coba yang 10%
ini hayoo !. Apalagi Pavel ini minta dibayar dimuka. *Lah nek trus "tinggal
glanggang colong playu piye, jal?"*
Mengapa kusebut teknonya Pavel termasuk tekno lama ?
Teknologi polymer sudah lama dilakukan di perminyakan salah satunya dipakai
untuk menahan aliran air (water) sehingga air tidak masuk kedalam lubang
sumur ketika diambil minyaknya. Bukannya air selalu dibawah minyak ? Nah
karena secara alim minyak dan air terpisah, maka dibuat polimer untuk
membatasi kedua fluida ini, supaya airnya tidak ikut terproduksi ketika
disedot minyaknya. tetap[i dalam teknonya Pavel polimer ini akan
disemprotkan supaya air tidak masuk ke lubang. Katanya sih mau ditiup dengan
pompa raksasa melwan tekanan semburan. Yang baru barangkali melawan tekanan
ini. Karena biasanya polymer digunakan untuk lapangan yang sudah sangat
mature karena tekanan rendah, sehingga perlu memisahkan air dan minyak
dengan cara canggih.

Belum selesai dengan usulan Rusia, dari dalam negeripun mengajukan usulan
dengan "*direct caping*" … hikhik dikasi nama baru, tetapi intinya sama
dengan diatas dengan menutup plat beton. Kalau ini usulannya ditutup dengan
plat baja. Apakah visible ? Silahkan dilihat sendiri bagaimana
mengangkatnya, menaruhnya, dan yakin bahwa tekanan dibawah tidak "*tertumpuk
*" yang sewaktu2 meletus seperti fenomena gunung api biasa.

Banyak hal yang diusulkan untuk mematikan semburan ini, tetapi saya kok
lebih cenderung "*dikelola*" saja, ya ?

Dibenak semua orang bahwa Lusi ini ini musuh, lusi ini bencana, Lusi ini
laknat, juga lusi ini akibat keserakahan. Dan semua yang bernada minus
jauuuh lebih nyaring terdengar ketimbang melihatnya sebagai potensi. Lusi
ini akan menjadi anak manis kalau kita ajak "*bercengkerama*". Yaaah seperti
mendidik anak lah … kalau masih kecil, mereka akan manja, "*spoiled*" dan
membutuhkan biaya. Kalau dikerasin malah ngamuk, tetapi kalau dielus-elus
bisa jadi Si Manis LuSi [image: :D]

*Dikelola *adalah ditangani dari permukaan (surface controlled), diketahui
dengan baik, dihitung propertiesnya, dihitung potensinya dengan baik,
diteliti, dirayu-rayu, …
*- "Dhe, emangnya Lusi ini anak cewek apa, kok tahu dhe ?
+ "Hust ! … lah emangnya kamu usul apa, le ?"*

--
http://rovicky.wordpress.com/

Kirim email ke