Pak Irwan dan kawan2,

Terima kasih atas ulasan Pak Irwan. 

Selat Sunda memang didominasi deformasi ekstensi terutama pada Neogen. Penyebab 
utamanya adalah karena wilayah ini berada pada area transtension duplex, yaitu 
suatu area yang terkoyak (tension) oleh dua sesar mendatar besar 
(transcurrent/transform) yang saling tumpang tindih (duplex). Dua sesar 
mendatar besar itu adalah Sesar Sumatra dan Sesar Ujung Kulon. Kedua sesar 
tersebut punya pergeseran dekstral (menganan), dan hubungan di antara keduanya 
membentuk relay (outline di peta) yang downstep (turun tangga) dari Sesar 
Sumatra di sebelah baratlaut ke Sesar Ujung Kulon di sebelah tenggara. 
Akibatnya, relay downstep ini membentuk belokan tajam (dogleg) berarah 
utara-selatan. Area downstep inilah yang membuka akibat mekanisme transtension 
duplex.

Kondisi ekstensi Selat Sunda diperparah dengan terjadinya rotasi anti-clockwise 
Jawa (Hall, 1995; Ngkoimani, 2006 -berdasarkan pengukuran paleomagnetik) dan 
rotasi clockwise Sumatra (Ninkovich, 1976; Haile, 1980; Pulunggono, 1984 
-berdasarkan pengukuran paleomagnetik dan analisis struktur) yang juga terjadi 
pada Neogen. Kedua perputaran yang berlawanan ini telah menyebabkan Selat Sunda 
membuka membentuk segitiga -menyempit ke timurlaut dan melebar ke baratdaya.

Plotting hampir semua struktur di Selat Sunda untuk kedalaman <10 km 
berdasarkan data seismik menunjukkan sesar2 normal berarah utara-selatan atau 
UTL-SBD. Inilah yang kita kenal sebagai trend struktur Sunda. Bahwa Selat Sunda 
mengalami ekstensi pada Neogen dibuktikan pula dengan begitu tebalnya strata 
Neogen di wilayah ini (Handayani, 2008). Untuk kedalaman >10 km, susah 
diketahui bagaimana pola strukturnya sebab umumnya kedalaman sudah  mencapai 
basement.

Data USGS terakhir untuk gempa Ujung Kulon 16 Oktober 2009 telah dikoreksi ke 
magnitude antara 6.1-6.3 Mw dan seperti yang Pak Irwan tuliskan lokasinya telah 
dikoreksi dari sebelah barat Ujung Kulon ke sebelah selatan Pulau Panaitan. 
Perbedaan yang besar dengan data BMKG adalah kedalaman fokusnya, BMKG 
menyatakan kedalaman 10 km sementara USGS dalam koreksinya yang terakhir 
menyatakan kedalaman 42-53 km. Seperti yang juga Pak Irwan tuliskan, 
berdasarkan momen tensor solution-nya pematahan batuan pada gempa ini berupa 
sesar naik dengan jurus 116/296 NE dan kemiringan 60 deg.

Arah pematahan ini bukan arah yang sesuai dengan arah dominan struktur di Selat 
Sunda yaitu U-S atau UTL-SBD, juga bukan tipe struktur yang dominan di Selat 
Sunda yaitu sesar normal. Tetapi, arah ini sejajar dengan arah konvergensi 
subduksi kerak Samudera Hindia di bawah kerak akresi Sumatra-Jawa di sebelah 
selatan-baratdaya Selat Sunda. 

Bila kedalaman fokus gempa sekitar 50 km (USGS data), maka pematahan terjadi di 
slab-nya (slab earthquake) sebab kerak di Selat Sunda telah menipis akibat 
ekstensi. Dan untuk itu wajar terjadi pematahan naik dengan arah yang sejajar 
konvergensi subduksi sebab sekitar 80 % pematahan di wilayah ini 
(Bengkulu-selatan Jawa Barat) berdasarkan database momen tensor semuanya 
menunjukkan pematahan naik yang sejajar konvergensi lempeng. 

Bila kedalamannya 10 km (data BMKG), maka pematahan batuan terjadi di 
over-riding plate yang sebenarnya masih didominasi pola ekstensi U-S dan sesar 
normal. Hanya, pematahan gempa kali ini yang merupakan sesar naik dan berarah 
BBL-TTG, berlawanan dengan trend regional di wilayah ini. Maka bila data 
kedalaman dari BMKG benar, akan diperlukan penjelasan tersendiri tentang 
kaitannya terhadap struktur regional.

Sementara itu, berdasarkan data historical seismicity 20 tahun terakhir, nampak 
bahwa pola penyebaran episentrum gempa dari Bengkulu-Selat Sunda-Jawa Barat 
membentuk pola "bowtie" alias dasi kupu-kupu, yaitu melebar (banyak) di 
Bengkulu dan Jawa Barat, tetapi menyempit (sedikit) di tengah (Selat Sunda). 
Relatif sedikitnya episentrum di sekitar Selat Sunda bisa ditafsirkan sebagai 
area seismic gap zone yang bisa ditafsirkan sedang terjadi pembangunan gaya 
kompresi di sini; tetapi bisa juga tak terkait dengan seismic gap zone akibat 
pembangunan kompresi sebab area Selat Sunda secara struktur geologi bukan area 
kompresi, melainkan ekstensi; sehingga berbeda dari Bengkulu dan Jawa Barat.

Apa pun itu, gempa kemarin telah menggoyang Ujung Kulon dan sekitarnya dengan 
kuat (VI MMI berdasarkan shake map USGS) dan menggoyang Jakarta dengan lemah 
(III MMI, meskipun saya merasakan cukup karena berkantor di Lt. 22). Area 
Gunungapi Anak Krakatau berdasarkan ekstrapolasi data, digoyang dengan skala V 
MMI (moderate). Gunung Krakatau punya sejarah letusan eksplosif saat magmanya 
mencapai tingkat asam dengan SiO2 content di atas 55 %. Diferensiasi magmatik 
ini bersiklus dan kondisi asam seperti letusan paroxysmal 1883 tak pernah 
tercapai lagi. Mungkin saja goyangan skala V MMI menggoyang kantong magma Anak 
Krakatau, tetapi magma Krakatau mesti kental dulu baru ia terbatuk-batuk.

salam,
Awang


--- On Sat, 10/17/09, Irwan Meilano <irwan.meil...@gmail.com> wrote:

> From: Irwan Meilano <irwan.meil...@gmail.com>
> Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Gempa Ujung Kulon 16 Oktober 2009
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>, "Geo Unpad" 
> <geo_un...@yahoogroups.com>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>
> Date: Saturday, October 17, 2009, 10:37 PM
> Pak Awang dan anggota milis ysh,
> 
> Bila dilihat di peta google, gempa ini berada di bawah
> pulau panaitan.
> Mekanismenya sesar naik dan arah jurusan 116/296 derajat.
> 
> Pak Hery H. (LIPI), di papernya tahun 1990 (tectonics),
> telah menjelaskan
> bahwa wilayah ini  mengalami ektensi, sebagai respon
> deformasi sliver
> sumatra ke arah barat laut, di ujung selatan sesar
> sumatra.
> Terinspirasi hal ini kami membuat riset kecil2an dengan
> membuat jaringan
> gps di ujung lampung, dan barat banten, pd pertengahan
> tahun 2009 ini.
> Tapi belum punya hasil sudah gempa duluan :-( .
> 
> Ektensi di selat sunda ini, mungkin bisa menjelaskan
> beberapa gempa
> dengan mekanisme sesar naik ke arah dekat dengan banten.
> Tetapi informasi kedalamannya, mungkin yang  diberikan
> oleh BMKG (>10km)
> lebih realistis daripada yg dikeluarkan USGS (>50km)
> 
> nuhun,
> irwan meilano
> 
> 
> 
> On Fri, Oct 16, 2009 at 7:17 PM, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> wrote:
> > Gempa bermagnitude 6,5 Mw, kedalaman hiposentrum 55,6
> km lumayan menggoyang kota Jakarta. Saya mengurungkan turun
> lift dari Lt 22 karena gedung Patra Jasa tempat kantor
> BPMIGAS berayun walaupun tak sekeras saat gempa Tasikmalaya
> bulan lalu terjadi. Gempa berpusat di Ujung Kulon, Selat
> Sunda.
> >
> > Nampaknya gempa-gempa tengah aktif antara selatan
> Sumatra-Jawa, berayun seperti bandul dari ujung satu ke
> ujung lain, kini menyerang tengahnya. Berhati2-lah kawan...
> >
> > salam,
> > Awang
> >
> > Magnitude 6.5 - SUNDA STRAIT, INDONESIA
> > 2009 October 16 09:52:52 UTC
> > DetailsMaps
> > Earthquake Details
> > Magnitude 6.5
> > Date-Time Friday, October 16, 2009 at 09:52:52 UTC
> > Friday, October 16, 2009 at 04:52:52 PM at epicenter
> >
> > Location 6.692°S, 105.153°E
> > Depth 55.6 km (34.5 miles)
> > Region SUNDA STRAIT, INDONESIA
> > Distances 137 km (85 miles) S (185°) from
> T.-Telukbetung, Sumatra, Indonesia
> > 187 km (116 miles) W (278°) from Sukabumi, Java,
> Indonesia
> > 187 km (116 miles) WSW (251°) from JAKARTA, Java,
> Indonesia
> >
> > Location Uncertainty horizontal +/- 12.3 km (7.6
> miles); depth +/- 17.5 km (10.9 miles)
> > Parameters NST= 33, Nph= 33, Dmin=350.5 km, Rmss=1.41
> sec, Gp= 76°,
> > M-type=teleseismic moment magnitude (Mw), Version=7
> > Source U.S. Geological Survey, National Earthquake
> Information Center:
> > World Data Center for Seismology, Denver
> >
> 
> 
> 
> 
> -- 
> Irwan Meilano, Dr.sc
> Lecturer
> Geodesy Research Group
> Faculty of Earth Science and Technology
> Institut Teknologi Bandung (ITB)
> Ganesa 10, Bandung 40132,Indonesia
> irw...@gd.itb.ac.id
> irwan.meil...@gmail.com
> 
> ______________________________________________
> The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
> fo...@hagi.or.id
> | www.hagi.or.id
> * PIT HAGI ke 34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
> * Kunjungi http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut
> 




--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke