Terima kasih Pak Tyo atas informasinya. Bila kelak teknologi dan metode 
akuisisi seismik dapat meresolusi dengan baik struktur-struktur dan horizon di 
bawah tutupan volkanik di Jawa, maka semoga kita punya provinsi hidrokarbon 
yang baru di Jawa. Amin.
 
Tentang prospek hidrokarbon di onshore Jawa Barat selatan (sebagian besar 
merupakan zona fisiografi Pegunungan Selatan Jawa Barat) memang sedikit sekali 
diketahui sebab surveinya pun sangat terbatas, hanya ada studi regional, field 
traverse, gravity dan magnetik yang pernah dilakukan oleh Pertamina. Di wilayah 
Banten selatan ada beberapa sumur stratigrafi yang dibor oleh Amoco di dekat 
Gunung Halimun, tetapi antara Blok Banten dan blok Pegunungan Selatan Jawa 
Barat adalah dua hal yang tak bisa dibandingkan.
 
Ketiadaan oil atau gas seep di Pegunungan Selatan Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, 
dan Gunung Kidul Yogyakarta) merupakan aspek negatif pertama tentang prospek 
hidrokarbon di wilayah ini. Di selatan Jawa memang banyak seeps, tetapi hanya 
di area Banyumas, dan di situ Jawa tak dibentengi oleh Pegunungan Selatan 
(lihat van Bemmelen, 1949). Absennya Pegunungan Selatan ini, menurut hemat 
saya, karena indentasi tektonik di Jawa Tengah (pernah saya bahas di PIT IAGI 
2005, AAPG Perth, 2006, IPA 2007 dan Simposium Internasional Pegunungan Selatan 
UGM Yogyakarta, 2009).
 
Memang tidak semua lapangan minyak atau gas ditemukan oleh seep, tetapi 80 % 
hydrocarbon basins mengeluarkan seep (McGregor, 1998). Maka cekungan sedimen 
atau wilayah regional yang tak punya seep sama sekali harus dicurigai sebagai 
area yang tak punya kapasitas menggenerasikan hidrokarbon. Seep harus selalu 
dilihat sebagai unsur positif (terdapat generasi hidrokarbon dan migrasinya) 
daripada negatif (perangkap yang bocor). Hampir semua lapangan raksasa di dunia 
ditemukan oleh seep. Dan teknologi multibeam bathymetry dan piston coring yang 
dilakukan di cekungan2 frontier sekarang justru mencari seep di dasar laut 
sebagai early precaution untuk basin yang efektif menggenerasikan hidrokarbon.
 
Dua sumur offshore yang dibor Java Shell tahun 1971-1972 di Pegunungan Selatan 
Jawa yang tenggelam di Lautan Hindia sebelah baratdaya Yogya (Borelis-1 dan 
Alveolina-1) menemukan reservoir dan build up carbonate trap yang baik, tetapi 
kering, sebab area itu tak punya kapasitas menggenerasikan hidrokarbon.
 
Begitu juga dengan Pegunungan Selatan Jawa Barat, reservoir dan trap tak kurang 
bagus dapat berkembang di situ, baik yang kuarsaan di dalam ekivalen Ciletuh 
Beds (ekivalen dengan porphyritic quartz di Karang Sambung), reefs2 umur 
ekivalen Wonosari (Bojonglopang) dan volkanoklastik Jampang (lihat paper 
Baumann et al, (1972 -IPA) atau paper terbaru dari Pak Edy Sunardi dan Pak 
Billy Adhiperdana (Unpad) di PIT IPA 2008 : "An Account for the Petroleum 
Prospectivity of the Southern Mountains of West Java : A Geological Frontier in 
the West". Tetapi tantangan terbesarnya, adalah effective sources, thermal 
bukan masalah.
 
salam,
Awang

--- Pada Kam, 7/1/10, Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <brahmanty...@bpmigas.com> 
menulis:


Dari: Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <brahmanty...@bpmigas.com>
Judul: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Teknologi Akuisisi Seismik (was: Gliding 
Tectonics dan Prospek HC)
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>, "Geo Unpad" 
<geo_un...@yahoogroups.com>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>
Tanggal: Kamis, 7 Januari, 2010, 11:44 AM


Betul Pak Awang,  banyak area  cekungan potensial di Jawa dan Sumatera  yang 
belum dieksplorasi karena di permukaannya tertutup endapan volkanik,  masih 
banyak yang gentar untuk melakukan akuisisi di area seperti ini, umumnya  
karena berdasarkan tampilan data  seismik dari akuisisi  lama  di daerah 
volcanic cover (sebelum tahun 90-an) yang tidak bagus, wajar saja karena 
kapabilitas teknologi akuisisi dan processing saat itu masih terbatas.
Volcanic cover deposit yang menimbullkan masalah, dapat  berupa endapan  
Volkanik Kuarter (Bat beku, dan breksi volkanik), atau  singkapan dari sedimen 
turbidit   pre -Kuarter  yang dominan fragmen volkanik ( Turbidite - 
Volcaniclastic breccia) seperti  singkapan Fm. Halang dkk di Jawa Tengah 
Selatan.  Keduanya sama2 menimbulkan hambatan permukaan  untuk akuisisi seismik 
al. :   -  Masalah Statik (topografi  variatif, morfologi terjal) dan Korelasi 
S-R,  produktivitas  (batuan keras dan laju mobilisasi),  dan hambatan 
penetrasi energi  sumber (absorbsi & difraksi energi).
Hasil akusisi seismik oleh Pertamina setelah tahun 1992 di Jawa Tengah  bagian 
utara dan Selatan, sudah mendapatkan tampilan data seismik  cukup bagus, 
setidaknya memadai untuk mendefinisikan struktur geologi bawah permukaan . 
Untuk resolusi vertikal memang masih
Teknik dan Teknologi akusisi maupun processing sekarang sudah makin maju lagi 
,  maka saat ini saya yakin  sesulit apapun masalah volcanic cover di 
permukaan,  konfigurasi  struktur  geologi dari cekungan sedimen di bawahnya, 
akan  dapat didefinisikan (Sehingga bisa menjawab pertanyaan P'Frank, tentang 
membedakan Gliding Tectonic deposit dengan Toe-Trust Block :)).

Secara Teknik akuisisi , saya menyarankan penggunaan offset yang lebih panjang  
dari optimasi normal, sedangkan mengenai  batuan keras  (batuan beku/breksi 
volcanik)  yg dangkal  atau malah tersingkap di permukaan),  tidak perlu pusing 
dengan patokan depth charge, Charge (single/pattern) cukup masuk ke 
bedrock/outcrop batuan keras tsb,  lalu tutup dengan adonan semen.

Saya penasaran tu di daerah onshore Jawa Barat selatan,  karena di wilayah 
tersebut belum ada data seismik hingga sekarang.  Kebanyakan mungkin kurang 
tertarik karena di wilayah tersebut  berdasarkan peta geologi permukaan banyak  
volcanic cover Kuarter  (padahal  sebagian besar permukaan area  hanya fragmen 
halus klastik volkanik, yang hanya menimbulkan sedikit hambatan saja untuk 
akuisisi seismik). Di wilayah tersebut, memang hampir tidak ada rembesan 
oil/gas , ini juga yang mungkin membuat orang kurang tertarik.  Tapi, bukankah 
banyak sekali Oil/gas field di Negeri tercinta ini yang dipermukaannya kagak 
pake oil/gas seeps  segala  ??:)
Setau saya, ada  potensi batuan resevoir di Jawa Barat selatan ini malah lebih 
bagus dari Jawa Tengah selatan,  terbukti dari dijumpainya singkapan batupasir 
(dan karbonat ) dengan kualitas yang bagus di daerah Sukabumi  dan sekitarnya.  
Mungkin terdapat perbedaan signifikan  provenance sedimen antara Jawa Tengah 
Selatan dan Jawa Barat Selatan ?  Soal ini, mungkin  rekan2 geologist  dapat 
menjelaskan lebih lanjut.:)

Salam,
BKG

-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: 07 Januari 2010 1:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
Subject: Bls: [iagi-net-l] Teknologi Akuisisi Seismik (was: Gliding Tectonics 
dan Prospek HC)

Pak Bambang,

Terima kasih atas infonya, nanti saya cek website-nya. Teman-teman 
geophysicists barangkali bisa berkomentar untuk masalah akuisisi seismik di 
onshore Jawa ini sebab saya melihat masih banyak sekali potensi migas terkubur 
di bawah volcanic cover Miosen-Kuarter ini, terutama di perbatasan antara Jawa 
Barat-Jawa Tengah dan Serayu Utara. Rembesan minyaknya, pada kedua area 
ini,paling kaya di Jawa.

Untuk Serayu Utara, kelihatannya lebih banyak rembesan minyak dibandingkan 
gas.Contoh minyak Cipluk yang saya peroleh kelihatannya light oil atau minyak 
dalam maximal maturity. Jadi masalah overmaturity mungkin tak perlu terlalu 
dikhawatirkan. Main-peak maturity untuk minyak kelihatannya masih terjadi di 
Serayu Utara.

salam,
Awang

--- Pada Rab, 6/1/10, Bambang Gumilar <bgumilar_mail...@yahoo.co.id> menulis:


Dari: Bambang Gumilar <bgumilar_mail...@yahoo.co.id>
Judul: Bls: [iagi-net-l] Teknologi Akuisisi Seismik (was: Gliding Tectonics dan 
Prospek HC)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 6 Januari, 2010, 11:13 PM


Mengutip alenia terakhir dari tulisan pak Awang di bawah ini tentang teknologi 
akuisisi seismik, saya tertarik untuk membaca ulang arsip-arsip beberapa tahun 
terakhir tentang kisah sukses Chevron di Gulf of Mexico dan di Angola yang 
berhasil mendisain akuisisi seismik untuk Sub-Salt. Berangkat dari ide yang 
sama, teknologi ini diteliti lagi dan dicoba untuk Sub-Basalt (volcanic) di 
Laut Utara. Ternyata berhasil dengan ditemukannya 'Rosebank' dan sudah banyak 
publikasi tentang ini. http://www.chevron.com/news/press/Release/?id=2007-07-17 
(Press Release ini adalah domain publik). Juga di website  
http://www.faroebusinessreport.com/content/view/271/39/

Pertanyaannya selanjutnya, seandainya kita bisa melakukan 'seismic imaging' di 
Jawa Tengah Utara, apakah HC yang masih ada tidak ter-'thermal-cracked'? 
Mengingat kedalaman dan gradien geothermal di kawasan tersebut. Jika target-nya 
gas, mungkin masih susah bagi teknologi ini untuk diapplikasikan secara 
ekonomis (cost effective).

Wassalam,

-bg
www.linkedin.com/in/bambanggumilar



----- Pesan Asli ----
Dari: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>; Geo Unpad 
<geo_un...@yahoogroups.com>; Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>
Terkirim: Sel, 5 Januari, 2010 21:29:32
Judul: [iagi-net-l] Gliding Tectonics dan Prospek HC (was : "Geologic Transect 
...)

Pak Budi,

Setelah banyak mempelajari struktur dan tektonik di berbagai wilayah di 
Indonesia, saya melihat bahwa kompresi lateral dengan penggerak utama tektonik 
lempeng tidak selalu menjadi satu-satunya penyebab kinematika elemen struktur 
dan tektonik. Banyak hal yang menuntut penjelasan lebih dari sekadar kompresi.

Bahkan dengan konsep exhumation, yaitu terangkatnya kembali kerak benua yang 
pernah tenggelam di bawah kerak berasosiasi oseanik, saya tak akan melihat lagi 
bahwa seluruh pengangkatan yang terkenal itu (Himalaya, Kuching High, Meratus, 
Central Ranges of Papua, dsb.) semuanya karena tektonik lempeng semata. Memang, 
tektonik lempeng penggerak utamanya sehingga banyak mikro-kontinen bertubrukan, 
tetapi exhumation tak memerlukan tektonik lempeng yang lateral, ia hanya 
memerlukan kompensasi gravity, sebab naiknya kembali kerak kontinen yang pernah 
tenggelam itu terjadi karena perbedaan density kerak dan gravity. Saat ini 
exhumation sedang terjadi di banyak tempat ex collision di Indonesia (Timor, 
Banggai, Meratus, dsb.).

Kemudian, apa yang sudah naik pun, wajar dan sering sekali diikuti oleh gerak 
runtuhan (collapse) di sebelahnya - ini hanya penyeimbangan isostasi, dan yang 
namanya isostasi selalu gravity-movement. Maka semua foredeep yang terbentuk di 
sebelah suatu zone collision harus dicurigai sebagai collapse gravity. Weber 
Deep, depresi laut paling dalam di Indonesia (7000 m) -lebih dari palung 
Sumatra dan Jawa, terjadi karena collapse gravity di depan jalur collision 
Tanimbar-Kei-Seram.

Gliding tectonics semula dipicu oleh differential gravity movement. Definisi 
yang Pak Budi kutipkan dari American Journal of Science (1954) itu memuaskan. 
Begitulah gliding tectonics atau tektonik longsoran/lengseran itu, ia 
membutuhkan topografi yang tinggi (uplifted) dan topografi yang rendah 
(subsided). Di kedua topografi yang beda tinggi ini akan bermain gravity 
movement dan kalau di antara keduanya dihubungkan oleh suatu lereng, maka 
berjalanlah gravity movement melalui gliding tectonics. Gliding tectonics pun 
fenomena tektonik juga, hanya penyebab lipatan dan sesar di sini bukan gaya 
kompresi, melainkan gaya berat (gravity) ditambah progradasi sedimen.

Gliding tectonics bisa bekerja dalam skala lokal maupun regional. Memang lebih 
banyak yang bekerja dalam skala regional sebab dalam skala regional perbedaan 
topografi tinggi rendah dan differential gravity movement-nya lebih nyata. Di 
wilayah alluvial fan, lebih banyak bekerja sistem runtuhan dalam bentuk 
molassic deposits yang disuplai dari tinggian sekitarnya ke rendahan yang 
ditempati kipas aluvial. Saya tak yakin gliding tectonics bekerja dengan baik 
di sini. Di wilayah delta mungkin saja, tetapi itu pun harus delta yang 
berprogradasi dalam jarak jauh dan ada tinggian regional di wilayah 
hinterland-nya. Syarat ini dipenuhi secara ideal oleh wilayah progradasi delta 
di Cekungan Kutei dengan tinggian hinterland-nya berupa Kuching High di sebelah 
utara Kalimantan Tengah. Bahwa gliding tectonics membentuk Samarinda 
Anticlinorium yang terkenal itu di wilayah ini pernah dibahas oleh van Bemmelen 
(1949), Rose dan Hartono (1976 -IPA), dan Ott (1987 -IPA).
Dalam pandangan saya, itu penjelasan yang lebih memuaskan bagi asal Samarinda 
Anticlinorium dibandingkan penjelasan2 sesudahnya (oleh John Chambers & Tim 
Daley, Ken McClay, dll.).

Di wilayah slope-lah (lebih dalam dari prodelta terutama di wilayah slope), 
gliding tectonics terutama bermain. Semua toe-thrusting di sini yang dipicu 
oleh decollement dalam kinematika thin-skinned tectonics berasamaan dengan 
progradasi sedimen, pada dasarnya adalah manifestasi gliding tectonics, yang 
tak memerlukan kompresi.

Reservoir dan source dalam gliding tectonics akan berasal dari reworked, 
transported, dan re-deposited sediments turbidit yang berasal dari provenance 
di uplifted area di dekatnya yang tersingkap pada saat lowstand sea level. 
Contoh idealnya adalah di Makassar Strait dan Tarakan deep water. Semua 
lapangan produktif di laut dalam Makassar (West Seno misalnya) atau Aster di 
Tarakan deepwater adalah sedimen turbidit (baik reservoir maupun source-nya) 
yang berasal dari exposed seri delta-delta ancient Mahakam. Kemudian reservoir 
dan source ini terlibat dalam gliding tectonics yang membentuk toe-trusting.

Di Jawa Tengah Utara (Serayu Utara), konsepnya akan sama, kita harus mencari 
reworked, transported dan redeposited sediments yang berasal dari uplifted 
Serayu Selatan atau northern platform Jawa Tengah, yang saat itu menjadi sumber 
sedimen untuk depresi Serayu Utara. Apakah ada batupasir turbidit saat itu, di 
mana diendapkan ? Inilah kesulitan utama di Jawa Tengah yang tak ditemukan di 
Makassar Strait. Semua redeposited sediments itu, yang punya kualitas sebagai 
reservoir dan sources sekarang terpendam dalam di bawah endapan volkaniklastik 
sejak Miosen - Kuarter. Padahal, Merawu bagian bawah (early Miocene) dan Lutut 
sands (early Miocene) di lokasi tipenya (hulu Sungai Merawu dan Kali Lutut) 
sangat kuarsaan, bagus sekali sebagai reservoir sebab Merawu Bawah disuplai 
dari porphyritic quartz Eocene di Serayu selatan.

Maka apabila ada teknologi akuisisi seismik yang mampu membuka ribuan meter 
volkanik-klastik Miosen-Kuarter di Jawa Tengah Utara dan menyingkapkan endapan 
batupasir Paleogen di bawahnya, hm...suatu hal yang menarik tentunya. Meskipun 
demikian, tutupan volkaniklastik pun dapat berperan sebagai reservoir seperti 
telah terbukti di lapangan-lapangan Jatibarang, Cipluk, Wunut, Carat, 
Tanggulangin dll. Maka tak ada rotan, akar pun berguna. Bila susah membuka 
batupasir Paleogen di Serayu Utara, endapan volkaniklastiknya pun dapat 
berperan sebagai reservoir.

salam,
Awang


      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan makalah....!!!!!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id




      Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke