> ada alternatif lain: wirausaha.
> beberapa tahun belakangan ini ITB mulai mengarahkan
> lulusannya untuk wira usaha, setahun paling tidak ada
> 5 seminar mengenai wirausaha.. tapi untuk terjun ke
> arah sana masih banyak yang ragu.. pada umumnya takut
> merugi.. tapi ada yang memang sudah jatuh cinta dengan
> geologi sehingga "tak bisa pindah ke lain hati"... :)

Wira usaha yg dilontar Heru ini cukup menarik disimak.

Tidak mudah bagi fresh graduate utk terjun langsung menjadi seorang
wirausahawan. Lah wong pengalaman mencari uang serta suasana
lingkungan bekerja saja masih belum punya. Selain itu kalau bukan dari
keluarga yg beada, tentunya mencari modal awal juga belum dimiliki.
Bukan hanya modal materi tetapi juga modal relasi (koneksi), serta
pengenalan lingkungan bisnis yang akan digeluti. Ini sulitnya.

Biasanya orang yg menjadi wirausaha adalah mereka yang keluar dari
"kwadran pekerja" kemudian masuk ke "kwadran pemberi kerja". Artinya
mereka pernah merasakan dahulu menjadi seorang pekerja, namun karena
dia memiliki jiwa usahawan tentunya menjadi pekerja bukanlah impian
dia. Akhirnya calon wirausahawan ini berani keluar dari tempatnya
bekerja.

Keluar dari kwadran pekerja sebelumnya ke kwadran pemberikerja ini
juga bermacam-macam alasannya. Ada yg memang karena dari sononya ingin
berwirausaha, ada yg "terpaksa" karena pengurangan pekerja, atau juga
setelah mengambil pensiun atau MAT karena merasa memiliki modal
materi. Bahkan ada juga yang membuat perusahaan sendiri sebagai
sambilan usaha. Seringkali yang sukses menjadi wirausaha adalah
mereka2 yang memang dari dalam memiliki jiwa wirausaha.

Ilmu kewirausaan memang bisa dipelajari, banyak ilmu serta buku2
tentang hal ini. Tetapi menjadi wirausahawan ini sepertinya masih
didominasi oleh bakat ketimbang ilmu, more nature than nurture.

Jadi kalau ada adik2 fresh graduate yg berniat akan menjadi
wirausahawan, satya menyarankan untuk mencoba saja masuk sebagai
pekerja dimana nantinya bisnis and akan dijalankan. Masuk saja 5 tahun
kemudian mencoba menjalankan bisnisnya sendiri, akrena dengan 5 tahun
bekerja sudah cukup mengerti selukbeluk pekerjaaan. Sayapun ga punya
pengalaman sebagai wirausaha, saya tahu hanya hanya dari baca buku ...
:(. Tapi ga papa kan, Kiyokaki-pun bukanlah pengusaha, walopun bukunya
tentang kewirausahaan laris manis.
Nah yang sulit kalau ketika bekerja awal ini malah langsung memasuki
"comfort zone" dan merasa enak dan nyaman menjadi pekerja ... wah !

RDP

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke