re-send.

--- On Tue, 9/9/08, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [iagi-net-l] Ngrayong Sandstones - Shelf versus Deepwater : the 
Debate Continues
To: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: "Geo Unpad" <[EMAIL PROTECTED]>, "Forum HAGI" <[EMAIL PROTECTED]>, 
"Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Tuesday, September 9, 2008, 11:27 AM







Pak Rovicky, 
  
Mengikuti kecenderungan sedimentologi akhir2 ini, yang juga ternyata dibenarkan 
oleh data seismik laut dalam, segala sesuatu karakteristik sedimen yang muncul 
di fluvial-delta-paparan, ternyata bisa diulang secara persis di laut dalam. 
Dalam kondisi begini, maka akan susah membedakan ciri generik fasies2 antara 
delta-paparan dan laut dalam. 
  
Singkapan Ngrayong terkenal di Lodan anticline di sebelah utara Cepu punya 
kenampakan yang tak kan meragukan orang bahwa inilah endapan paralic atau 
shore-face. Di sini lapisannya tebal, terpilah baik, medium grained, 
cross-bedding, ada coal material, trace fossil Opiomorpha. Para geologists 
Belanda sejak dulu,berdasarkan singkapan ini,  menafsirkan bahwa endapan 
Ngrayong adalah endapan laut dangkal. 
  
Tetapi, sumur Pegat-1 dan Bojonegoro-1 yang lokasinya 10-15 km di sebelah 
selatan singkapan Lodan, tak menemukan Ngrayong di dalam umur yang sama, tetapi 
menemukan 90-95 % foram planktonik pada lapisan yang ekivalen dengan Ngrayong. 
Ekivalen Ngrayong di sumur Pegat-2 bahkan mengandung fosil-fosil bentonik 
bathyal (a.l.Cyclammina cancellata). Secara sederhana, boleh kita katakan 
ekivalen Ngrayong di dua sumur itu sudah berubah menjadi fasies lautdalam 
daripada paralic-shoreface di Lodan. 
  
Tetapi, jarak 10-15 km antara Lodan dan Pegat-1/Bojonegoro-1, berubah langsung 
dari paralik/shoreface langsung ke laut dalam cukup mengganggu pikiran : 
topografi macam apa yang dalam jarak maksimum 15 km bisa berubah begitu cepat. 
Padahal kita tahu bahwa kemiringan regional paparan sangat landai untuk 
beberapa puluh km sampai ia menjadi batas paparan lalu upper slope. Tetapi 
kalau hanya maksimum 15 km lalu dari pantai langsung ke laut dalam ? Hm... 
  
Para ahli deepwater sediments (misalnya Mutti, Thor Nielsen, Stow) pernah 
mengemukakan bahwa pola-pola sedimentologi fluvial-like bisa muncul di deep sea 
(misalnya Stow,1985). Kita ambil kasus Lodan outcrop itu yang hampir semua 
orang mengatakan paralic/shore face dan maksimum laut dangkal. 
  
Semua pola sedimentologi yang muncul di singkapan Lodan dapat saja terjadi di 
laut dalam. Coal material banyak ditemukan sebagai reworked materials di 
lautdalam dan semua coal materials di Lodan itu tak mengandung akar (rootless), 
artinya ia belum tentu paralik sebab coal-nya transported. Ophiomorpha trace 
fossil pun bukan khas laut dangkal atau pantai sebab trace fossil ini tetap 
terjadi di mana pun selama ada substrat pasir, dan jejak Ophiomorpha telah 
ditemukan sampai kedalaman 4000 meter. Cross-bedding pun bukan definitif tidal 
influences, tetapi definitif arus traksi, dan arus traksi pun terjadi di shelf 
break dan submarine canyon. 
  
Jadi apa dong Ngrayong di Cepu ? Yang jelas tidak sederhana, jangan buru2 
menafsirkannya fluvial-laut dangkal.  
  
Salam, 
awang 
  
-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 09, 2008 8:52 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ngrayong Sandstones - Shelf versus Deepwater : the 
Debate Continues 
  
Menarik sekali pak Awang. 
Sebenernya data apa yg menjadi kunci sebagai basic info untuk 
menentukan either shelf atau deep water ? 
Ada struktur sedimen yg "hanya" ada di shelf tapi tidak ada di deepwater ? 
  
Btw, bbrp lokasi kalau saya coba melihat paleogeografinya malah ada yg 
di "slope", ini makin runyem. 
  
Saya sendiri terlalu praktis saja soal ini. Kalao scr regional fit 
dengan paleogeografinya, ya saya ambil itu sbg depositional env. 
Memang akhirnya yg ketemu adalah "time equiivalent" rather than 
formation / lithostratigraphy. 
  
Sepertinya mencampur dan mengaduk-aduk litho dengan chrono 
stratigraphy sering membingungkan. Seperti Formasi Gabus di West 
Natuna vs Gabus di East Natuna. 
  
Sila dilanjut 
  
Rdp



      

Kirim email ke