Rekan2,

Ikut ngramein ah...

Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang diucapkan Ibu 
Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain:

Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja Pertamina 
dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target produksi nasional. Hal 
ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam mengomentari sebuah event.

Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya sebagai 
wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah maksimal dalam 
rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah lapangan. Saya melihat memang 
ada kecenderungan kita2 sebagai geoscientist/engineer meng-under estimate 
kompleksitas reservoir/geologi yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat 
recoverable minyak-nya menjadi tidak optimum.

Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin 
sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah sumur 
yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di EOR secara 
massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept. Tidakkah ini memberi 
pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang kita hadapi lebih komplek 
dari yang kita pikirkan (read: model-kan). Saya dengar Chevron ingin 
memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun sudah di EOR cukup lama.

Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya puluhan..) 
untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka bisa lebih memahami 
kompleksitas reservoirs geologi di asset field mereka dengan lebih baik. Dan 
Junior-2 ini ditargetkan dan "di-empowered" untuk bisa meningkatkan produksi 
dengan intensive infill wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. 
Dan hasilnya sangat positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya 
berkisar total sekitar 40,000 barrel/day.

Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan ngocor 
sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang lalu, di 
basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di drill sampai 
basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu mengatakan tidak 
punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa nice fractures dijumpai. 
Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan memodelkan kemungkinan adanya 
trapping system yg berbeda, akhirnya mereka berani drill lagi. Apalah 
istilahnya.."Thinking Out Of The Box" dll...

Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau atas 
reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level kompleksitasnya yang 
tinggi dan kita sering under-estimate ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang 
bilang: I don't even know my wife, even thogh I sleep with her 
everyday)....Saya yakin rekan2 banyak contoh kasus yang lain...Banyak konsultan 
saya yang sering cerita pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah 
model interpretasi yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model 
yang sudah dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya 
bangga terhadap keberanian dan antusiasme mereka.

Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu Evita 
tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan "LATERAL EXPLORATION" 
(istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah ada minyaknya, (dari 
pada "VERTICAL EXPLORATION" (istilah: mencari minyak dilahan baru yang penuh 
resiko). Bukan berarti Lateral Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti 
menghentikan usaha Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, 
dengan petroleum system yang sudah terbukti.  Hanya perlu kacamata baru dan 
usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih menarik 
dan masih potensial.

Dulu orang tua kita selalu bilang: " Le thole...nek mangan kudu sing resik, 
mengko rejekine dijukuk wong liyo" (Baca: Nak nak..kalau makan harus yang 
bersih, biar rejekinya gak diambil orang).

Hanya sebuah interpretasi dari yang Ibu Evita ucapkan.


Salam dan sukses selalu,


Sigit
Managing Geoscience Entrepreneurship
EP International
Malaysia






-----Original Message-----
From: Taufik Manan [mailto:taufik.ma...@gmail.com]
Sent: Wed 4/21/2010 9:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
 
Sahabat seprofesi yang saya hormati,

Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau
dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen
dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor
seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia
Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini.

Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan
high technology, tapi sepatutnya eksplorasi tetap menjadi salah satu faktor
penting untuk meningkatkan produksi migas, selain faktor pengembangan. Bila
mau merubah / meningkatkan produksi di masa depan adalah tetap konsisten dan
bahkan memperbaiki target eksplorasi dengan mencari daerah baru atau
terobosan dengan teknologi yang tepat guna (tidak harus baru namun efektif
manfaatnya). Banyak "lesson learn" yang dapat diambil dari manapun sebagai
pelajaran untuk perbaikan di masa depan. Beberapa rekan kita yang berkarya
di negara lain, tentunya akan mau sharing ide untuk memajukan industri migas
nasional.

Khusus untuk pengembangan dari lapangan yang sudah / akan berproduksi
(development field), saya mencoba berbagi pengalaman yang didapat ketika
ditugaskan di PCSB untuk divisi pengembangan pada bagian resources
maturation. Intinya untuk mengembangkan lapangan yang sudah ada, selain
teknologi yang umum dipakai seperti EOR dll, perlu ada kajian dan terobosan
baru untuk memaksimalkan produksi. Beberapa lapangan kecil (istilahnya Small
Field) yang dikategorikan berdasarkan jumlah resources yang kecil namun
masih bisa diproduksi dengan cara menekan biaya operasional atau
pengembangannya digabungkan dengan lapangan produksi yang terdekat. Mungkin
masalah yang timbul adalah beda kepemilikan antara Pertamina, KKKS dll namun
dengan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan
BPMIGAS sebagai fasilitator, masalah itu seharusnya bisa diselesaikan dengan
baik. Kuncinya adalah mau mencoba teknologi atau terobosan baru sebagai
"pilot project".

Kesimpulannya menurut saya, Indonesia masih bisa meningkatkan produksi baik
melalui kegiatan eksplorasi maupun pengembangan. Semua hal yang ada menjadi
tantangan untuk diselesaikan secara komprehensif dengan keuntungan bagi
semua pihak.

Semoga berjaya Indonesia dan demikian sekedar sharing ide dari saya untuk
meningkatkan produksi migas Indonesia. Maaf bila ada yang kurang berkenan
karena saya juga insan yang khilaf.

Wassalam


TAM



2010/4/21 yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id>

>
>
> Rekan rekan
>
> Menarik statement Ibu Evita ini.
> Kita harus
> melihatnya secara lebih hati hati .
> Kalau Dirjen mengatakan hal ini
> dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia
> mengatakan "agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam
> memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi
> yang lebih maju". Nah disini dia harus STOP , karena statemen
> seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara
> yaitu "meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini".
>
> Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru
> diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina
> EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang
> mungkin.
>
> Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi
> Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya .
> Semoga ada yang mengingatkan.
>
> Si Abah
>
>
> >
> Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
> >
> strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
> > telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain
> yang
> > seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang.
> Tentu bukan
> > berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat
> jalan bareng toh.
> >
> > Sudahlah, ndak usah
> didramatisir.
> >
> > Salam
> > mnw93
> >
> > 2010/4/20 Amir Al Amin <amir.al.a...@gmail.com>:
> >> >
> >> "Pertamina fokus dulu apa yang dia
> punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
> >> butuh dana yang tinggi.
> Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
> >> kerja yang
> dimilikinya," ujar Evita.
> >
> >
> > --
> > - when one teaches, two learn -
> > http://www.geotutor.tk
> > http://www.linkedin.com/in/minarwan
> >
> >
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
> lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
> mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5
> departemen, banyak biro...
> >
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> > Ayo siapkan diri....!!!!!
> > Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
> Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
> > 2010
> >
>
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website:
> http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123
> 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
> > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
> or others. In no event
> > shall IAGI or its members be liable for
> any, including but not limited to
> > direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
> > from loss of use, data
> or profits, arising out of or in connection with
> > the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
>
>
> --
> _______________________________________________
> Nganyerikeun hate
> batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
> ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
>

-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.






-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.

Kirim email ke