Pak Doddy,

Tahun 1990-1996, Huffco mengoperasikan wilayah Brantas, tahun 1996 Lapindo 
mengalih operatorship-nya. Lima tahun beroperasi di wilayah Brantas (onshore + 
offshore) lima sumur dibor (3 di darat 2 di laut). Dari kelima sumur itu hanya 
dua sumur menemukan gas yang menurut mereka tidak ekonomis. Tiga sumur lainnya 
gagal, bahkan satu sumur di offshore begitu banyak problemnya sehingga dalam 
zamannya memecahkan record sumur paling mahal di Indonesia. Maka karena rugi 
besar bubarlah Huffco mengoperasikan Blok Brantas. Lapindo masuk dan 
mengembangkan penemuan gas yang menurut Huffco tak ekonomis itu. Tahun 1999 
Blok Brantas mulai memproduksikan gas. Gas itu berasal dari lapangan Wunut.

Sumur yang Pak Doddy tulis di muka itu bernama sumur Porong-1, dibor Huffco 
tahun 1993. Target utamanya adalah karbonat Miosen. Target keduanya adalah 
Pleistocene Wunut sands. Sumur dibor di lereng collapse structure pada level 
silisiklastik di atas karbonat itu. Sumur ini banyak problem ketika menembus 
karbonat itu. Design dan pelaksanaan casing-nya banyak problem, maka Lapindo 
ketika mau mengebor Banjar Panji-1 telah menggunakan pelajaran dari Porong-1 
ini untuk merancang susunan casingnya. Sumur menembus sampai ke karbonat dan 
ditinggalkan tanpa menemukan minyak. Sekuen silisiklastik di atasnya 
menunjukkan banyak bacaan gas yang menarik.

Kegagalan sumur Porong-1 membimbing para eksplorasionis Huffco Brantas mengebor 
sumur Wunut-1 pada tahun 1994. Collapse structure itu telah menciptakan banyak 
sesar normal yang menjadi konduit untuk hidrokarbon dari wilayah Porong naik ke 
atas dan mengisi batupasir Wunut. Wunut-1 menemukan gas dan kondensat. Inilah 
periode penemuan Lapangan Wunut. Tahun 1995 Wunut-2 dibor dan menemukan gas. 
Tetapi karena tiga sumur lainnya gagal dan memakan banyak biaya serta gas saat 
itu bukan primadona lagipula tak ekonomis untuk mereka, mereka meninggalkan 
Blok Brantas dan menyerahkannya ke Lapindo.

Tahun 2002 saya mempelajari gas geochemistry Lapangan Wunut untuk sebuah paper 
tentang regional geochemistry of East Java Basin (paper lengkapnya ada di 
proceedings PIT IAGI 2002 dan IPA 2003). Menarik sekali untuk Wunut, belasan 
reservoir dari bawah ke atas teratur sekali makin biogenik, atau makin 
termogenik dari atas ke bawah. Ini menunjukkan pengisian mixing yang 
menunjukkan pengisian dari collapse structure Porong kemungkinan besar benar.

Menjawab pertanyaan Pak Doddy. Wunut sands (Formasi Pucangan dalam Lexicon 
Stratigrafi Indonesia) tak pernah menjadi target utama sejak dulu, ia target 
sekunder. Tetapi untuk menemukan lapangan Wunut jelas Wunut sands jadi target 
utama. Di sumur Porong-1 ia jadi target kedua, Huffco Brantas telah 
memperkirakan sands ini akan terisi juga.

Tak persis sama antara konsep Porong-Wunut dan Dukuh-Miocen reef di Selat 
Madura.

Karena Miocene reefs di wilayah onshore Brantas belum teruji, maka Lapindo 
mengajukan proposal untuk mengebornya kembali. Antara Banjar Panji dan Porong 
terhubung sistem sedimentasi carbonate yang sama yang khas untuk semua karbonat 
Miosen di Jawa Timur : pola backstepping ke arah timur laut pada sistem 
offshore isolated platform.

Terima kasih atas info Pak Doddy tentang ekspresi vegetasi relatif terhadap 
batuan di atasnya. Teman2 saya yang pernah ke Karang Sambung suka bercerita 
kalau rasa dewegan alias kelapa muda di sana dipengaruhi batuan jenis apa di 
bawahnya. Teman2 inderaja (remote sensing) biasa menggunakan rona (vegetasi) 
untuk menafsir batuan di bawahnya. Saya pun begitu saat pernah bekerja menafsir 
foto udara untuk sebuah konsultan 20 tahun yang lalu.

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Doddy Suryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 03, 2008 5:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru"

Mengebor Banjar Panji-1 adalah ide baru atau usaha baru Lapindo menambah
target eksplorasi-produksinya, mengebor lebih dalam sampai ke "Kujung"
sebab selama ini mereka hanya memproduksi gas dari Wunut sands jauh di
atas.





Pak Awang Yth,

Saya jadi ingat waktu ngobrol sama John Bates soal gas yang diproduksi
dari wunut sand.

Kalo ngga salah dulu dia bilang kalo target utama dari sumurnya
sebenarnya adalah karbonat reef juga.

Tapi karena closurenya sudah jebol maka gas nya mengisi wunut sand yang
ada di atas karbonat reef ini.

Pertanyaan saya, apakah memang dari dulu wunut sand ini jadi target
utama? Ataukah ditemukan secara tidak sengaja karena closure dari reef
yang sudah jebol?

Yang saya tahu, sumur dukuh dulu dibor dengan concept yang salah satunya
ya berharap closure dari reef yang jebol sehingga diharapkan akan
mengisi lidah/paciran sand yang diatasnya.



Soal formasi batuan akan mempengaruhi vegetasi di atasnya, saya sudah
mencoba mempraktekannya. Waktu jalan2 ke Sampang dengan Greg Harris saya
sempat ngobrol dengan dia soal pohon jati yang ada di sekitar pulau
Madura. Saya bilang kalo di atasnya ada pohon jati maka besar
kemungkinan batuan di bawahnya adalah batu gamping. Rupanya dia tidak
percaya, dan ternyata setelah mendekat ke beberapa daerah yang banyak
pohon jati, terbukti batuan bawahnya batu gamping.

Waktu di Tulakan-Lorog-Pacitan pun demikian. Beberapa daerah yang banyak
pohon jati terbukti batuan bawahnya adalah batu gamping wonosari. Tetapi
di salah satu sudut kota Tulakan dimana tidak banyak ditemukan pohon
jati diatasnya dan malah menjadi lahan buat singkong terbukti  batuan
dibawahnya adalah formasi jaten yang estuarin. Sedangkan daerah2 yang
berbukit dan tidak banyak pohon jatinya terbukti sebagai terobosan
volkanik andesit seperti Gunung Sepang contohnya. Rupanya alam juga
banyak membantu, tergantung dari kitanya bagaimana melihatnya......



-doddy-






This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com


----------------------------------------------------------------------------

CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011  !!!!!
PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008
PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke