http://goo.gl/kPMSd

Jakarta - Asus Eee Pad Transformer akan jadi salah satu tablet yang
pertama -- jika bukan yang paling pertama --  yang menghadirkan tablet
dengan sistem operasi Android Honeycomb di Indonesia.

Sebelum membahas lebih lanjut soal perangkat tersebut, mari intip dulu
seperti apa Honeycomb.

Sejak layar pertama, Honeycomb segera menunjukkan perbedaannya dengan
'kakak'-nya. OS Android paling bungsu ini hadir dengan layout khas
tablet.

Secara umum, layar utama Honeycomb terbagi atas tiga wilayah: system
bar, action bar dan layar utama.

System Bar

System bar merupakan wilayah di bagian bawah layar yang mencakup
tombol utama, notifikasi dan status.

Tombol utama yang dimaksud adalah Back, Home dan Recent Apps. Pengguna
Android tentu sudah akrab dengan tombol Back dan Home, masing-masing
berguna untuk 'kembali ke layar sebelumnya' (back) dan menampilkan
Home Screen.

Nah, Recent Apps adalah tombol baru di Honeycomb yang berguna untuk
menampilkan beberapa aplikasi yang baru saja diakses pengguna. Jika
disentuh (tap) akan muncul lima aplikasi yang terakhir dibuka, lengkap
dengan nama dan thumbnail tampilan terakhirnya.

Di sisi kanan System Bar adalah lokasi untuk notifikasi dan status.
Tak lepas dari bagian ini adalah tampilan jam. Kemudian ada status
baterai dan konektivitas (misalnya, WiFi, Bluetooth atau lainnya).

Notifikasi lain yang juga muncul adalah yang terkait dengan aplikasi.
Misalnya, jika judul pesan baru yang masuk ke Gmail, akan dimunculkan
di sana. Area ini juga akan menampilkan hal-hal seperti status
download aplikasi dari Android Market.

Action Bar

Action bar berada di bagian atas layar dan bersifat tembus pandang. Di
Home Screen, bagian ini menampilkan Google Search (lengkap dengan
tombol Voice Search), tombol Apps (untuk menampilkan daftar aplikasi)
serta tombol + untuk mengatur tampilan Home Screen.

Pada saat menjalankan aplikasi, area ini bisa jadi akan menampilkan
menu sesuai konteks aplikasi yang sedang dijalankan.

Pada browser bawaan, Area ini menjadi tempat tab dan menu. Di Market,
area ini bisa berisi kotak pencarian, shortcut ke My Apps hingga
kategori Apps yang sedang dilihat.

Home Screen

Bagian utama Honeycomb tentu adalah layar besarnya. Tampilan Honeycomb
terasa lebih lega dibandingkan Android sebelumnya. Selain faktor layar
Asus Transformer, ini karena resolusi yang didukung oleh 'sarang madu'
ini memang lebih besar.

Home Screen di Honeycomb bisa diisi oleh berbagai Widget maupun
shortcut ke aplikasi. Pengaturannya berdasarkan grid, sehingga tampak
lebih rapih.

Fitur lain yang menarik di Android adalah Live Wallpaper. Di
Honeycomb, Live Wallpaper juga tersedia dengan efek yang makin
memanjakan mata.

Live Wallpaper yang sempat dijajal detikINET pada Asus Transformer ini
adalah Maps dan My Water. Maps akan menampilkan peta lokasi pengguna
dengan data dari Google Maps.

Sedangkan My Water akan menampilkan permukaan air dengan bongkahan es
mengapung di atasnya. Permukaan air itu akan miring sesuai posisi
tablet, sedangkan ketinggian permukaan air mencerminkan status baterai
perangkat.

Untuk mengatur Widget, Shortcut, Wallpaper dan lainnya pengguna bisa
menyentuh tombol + di kanan atas Home Screen atau menyentuh area
kosong Home Screen untuk waktu agak lama.

Aplikasi

Android Market: Salah satu aplikasi yang paling signifikan
perubahannya adalah Android Market. Kali ini tampilannya dilengkapi
dengan layar utama yang menunjukkan beberapa aplikasi pilihan di
bagian atas.

Satu hal yang menarik dari Market itu adalah adanya label harga dalam
Rupiah. Secara otomatis Android Market akan menampilkan perkiraan
harga sebuah aplikasi dalam Rupiah.

Browser: Seperti sudah sempat disinggung, browser Honeycomb memiliki
tampilan multi-tab. Beberapa fiturnya termasuk 'Incognito' alias
browsing tanpa tercatat sejarahnya.


Karena terbilang masih baru, belum terlalu banyak aplikasi untuk
Honeycomb yang tersedia. Beberapa aplikasi cukup mampu memenuhi layar,
termasuk seri game Angry Birds yang populer itu.

Namun cukup banyak aplikasi yang terasa janggal karena tidak mendukung
resolusi layar besar. Hal ini mengakibatkan aplikasi tampak sebagai
sebuah kotak kecil di tengah / tepi layar hitam.

Tapi tak perlu khawatir, masalah itu toh akan teratasi apabila semakin
banyak developer yang mengembangkan aplikasi untuk Honeycomb.


Kesimpulan

Meski waktu detikINET mencicipi Honeycomb relatif singkat, kesan dari
penggunaan ini sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa tablet Android
apapun yang akan masuk ke pasaran minimal harus menggunakan OS Android
Honeycomb.

Dari sisi tampilan, fitur dan kenyamanan Honeycomb nampak sebagai OS
yang ideal. Tentunya harus didukung oleh kemampuan hardware yang
cakap, satu hal yang telah dipenuhi oleh Asus Transformer.





( wsh / wsh )




-- 
Salam,


Agus Hamonangan

Founder Indonesian Android Community
http://forum.android.or.id

Indonesian Android Community
http://groups.google.com/group/id-android

Gtalk  : id.android
Follow : @agushamonangan
E-mail :  id.andr...@gmail.com

-- 
"Indonesian Android Community"  Join: http://forum.android.or.id

===============
Xperia arc with Mobile BRAVIA Engine
http://www.sonyericsson.com/product/xperiaarc/video/mbe
---------------------
Unlimited Data XL Mobile Broadband  
http://www.xl.co.id/XLInternet/BroadbandInternet
--------------------
PING'S Mobile - Plaza Semanggi
E-mail: i...@pings-mobile.com Ph. 021-96087100
--------------------
i-gadget Store - BEC Bandung
E-mail: a...@i-gadgetstore.com Ph. 0812-21111191
--------------------
Toko EceranShop - BEC  Bandung
E-mail: wi...@eceranshop.com  Ph. 0815-56599888
===============

Aturan Jual/Kloteran ID-Android  http://goo.gl/azW7

Kirim email ke