Biografi "Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit" Diluncurkan Soeharto Rekayasa Supersemar Oleh Fransisca Ria Susanti
Jakarta - Kontroversi seputar Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) akan terus terjadi selama orang tidak menaruh kepercayaan kepada Soeharto. Namun fakta dan analisis sejarah tentang Supersemar yang muncul di Indonesia selama ini menunjukkan bahwa surat perintah tersebut memang merupakan langkah politik Soeharto guna menyelesaikan kemelut politik pada waktu itu. Melalui surat ini pula -lewat rekayasa politik- Soeharto bisa duduk di kursi nomor satu republik ini dan berkuasa hingga 32 tahun. Perdebatan tentang eksistensi Supersemar sendiri sampai saat ini belum berakhir. Namun sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Anhar Gonggong menilai bahwa ada atau tidaknya surat tersebut bukan hal yang terlalu signifikan diperdebatkan. Tapi yang perlu dipahami, Soeharto telah menggunakan Supersemar ini untuk kepentingan politiknya. "Supersemar telah direkayasa menjadi alat politik resmi melalui Tap MPRS," kata Anhar dalam wawancara dengan SH di Jakarta, baru-baru itu, terkait dengan peluncuran buku biografi "Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit", yang ditulis oleh Atmadji Sumarkidjo. Karena itu, demikian Anhar, kalaupun ada yang harus disalahkan dalam peralihan kekuasaan di Indonesia tahun 1967, maka itu bukan hanya Soeharto, tapi juga anggota MPRS yang telah menjadikan Supersemar sebagai payung hukum melalui Tap MPRS No IX/MPRS/1966. Sehingga Soekarno -sang pemberi mandat dari Supersemar- pun tak berhak mencabutnya. Soekarno pun hampir tak bisa berkutik bahwa lewat mandat yang sama, Soeharto menandatangani Keppres/Pangti ABRI/Koti No 1/3/1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) pada dini hari tanggal 12 Maret 1966, selang beberapa jam setelah ia mendapatkan surat mandat tersebut dari Mayjen Basuki Rachmat yang dibawa dari Istana Bogor bersama M. Jusuf dan Amir Machmud. Keppres ini kemudian diperkukuh dengan Tap No XXV/MPRS/1966. Sejarah kemudian mencatat puluhan ribu orang meringkuk di penjara dan kamp pembuangan tanpa pernah diajukan ke pengadilan serta jutaan orang-bertahun-tahun kemudian- sulit mendapatkan pekerjaan karena dianggap "tak bersih lingkungan". Rangkap Tiga Menariknya, meski Supersemar jelas-jelas telah direkayasa sebagai alat politik untuk menurunkan Soekarno dan menaikkan Soeharto, tapi orang tetap dibuat penasaran dengan proses yang berlangsung pada tanggal 11 Maret 1966. Bagaimana mungkin seorang dengan sikap keras kepala seperti Soekarno mau dengan "sukarela" memberikan mandatnya kepada Soeharto untuk menjaga stabilitas negara? Soebandrio (Wakil Perdana Menteri I pada saat itu) bahkan menganggap Soekarno "masuk ke dalam perangkap" jika menandatangani surat tersebut. Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam menganalisis bahwa penandatanganan surat tersebut hanya mungkin dilakukan jika Soekarno berada di bawah tekanan. Namun ia menolak kesaksian anggota Resimen Tjakrabirawa Letnan Dua Soekardjo Wilardjito yang disampaikan pada Agustus 1998 bahwa Soekarno menandatangani surat tersebut di bawah todongan pistol. Namun persoalannya kemudian, meski tidak berada di bawah todongan pistol, tekanan jenis apa yang diterima Soekarno hingga mau menandatangani surat tersebut? Banyak kalangan berharap bahwa biografi M.Jusuf yang ditulis Atmadji Sumarkidjo dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (10/3) malam ini akan memberi petunjuk. Pasalnya, sejak lama lelaki Makassar ini dikenal sebagai jenderal yang relatif lurus. Penolakannya terhadap sikap otoriter Soeharto -meski tidak secara terang-terangan-diharapkan bisa mengungkap "misteri" Supersemar setelah bertahun-tahun hingga saat meninggalnya pada 7 Maret 2004, ia jarang bicara. Namun sayangnya, tak banyak hal baru tentang Supersemar yang bisa didapat dalam biografi bertajuk "Jenderal M.Jusuf, Panglima Para Prajurit" ini. Versi peristiwa keluarnya Supersemar yang tertulis di buku ini sama dengan buku-buku yang terbit sebelumnya. Hanya saja, dalam buku ini, M.Jusuf mengatakan bahwa Supersemar saat itu diketik rangkap tiga, bukan hanya satu seperti versi yang beredar saat ini. Setelah konsep Supersemar dibuat oleh tiga jenderal bersama Soekarno dan tiga Waperdam yang mendampingi, maka Brigjen Sabur mengetik konsep ini rangkap tiga dengan kertas karbon. Salinan utama inilah yang ditandatangani oleh Soekarno dan dibawa oleh Basuki Rachmat untuk diserahkan ke Soeharto. Sementara dua salinan lainnya tidak ditandatangani dan masing-masing disimpan oleh Sabur dan M.Jusuf. Sayangnya, hingga saat meninggalnya, M.Jusuf tidak mau menunjukkan salinan Supersemar ini kepada publik. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pernah dijanjikan untuk dapat melihat salinan ini, juga batal. Sementara Atmaji hanya diberi photocopy dari salinan itu yang terdiri dari dua lembar. Hal lain adalah pengakuan M.Jusuf bahwa Soeharto menegaskan bahwa hanya ia dan Soeharto yang berhak membujuk Soekarno untuk membubarkan PKI dan bukan orang lain. Namun kemudian M.Jusuf mengakui bahwa ia ditemui oleh pengusaha pribumi Hasjim Ning yang mengisahkan pertemuannya dengan Soekarno guna membujuknya melimpahkan kekuasaan kepada Soeharto. Pertemuan Hasjim Ning (didampingi Dasaad) dengan Soekarno ini terjadi atas perintah Alamsjah Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Asisten VII Menteri Panglima Angakatan Darat. Tentu saja, Alamsjah berani melakukan ini setelah berkonsultasi dengan Soeharto. Soeharto pula yang mengeluarkan surat pengantar agar Hasjim Ning dan Dasaad bisa masuk ke Istana Bogor untuk menemui Soekarno. Namun "bujukan" kedua pengusaha yang dikenal dengan Soeharto ini gagal sehingga kedatangan tiga jenderal pada 11 Maret seolah "mengoreksi" kegagalan ini. Lepas dari perdebatan soal keaslian teks Supersemar, namun hampir semua pengakuan dari orang yang terlibat menyebutkan bahwa Supersemar hanya memberikan mandat sementara bagi Soeharto untuk memulihkan keadaan. Kesalahan atau barangkali bisa dibaca sebagai kemenangan Soeharto adalah mampu memanfaatkan mandat sementara ini menjadi sebuah pengambilalihan kewenangan sepenuhnya. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Over 1 billion served! The most music videos on the web. Click to Watch now! http://us.click.yahoo.com/xmKGzA/IARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> ================================================================= "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582. ================================================================= Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/