fyi

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of vivi savitri
Sent: Friday, August 12, 2005 2:00 PM
To: kafilah islam; pengajian kantor; keluarga islam
Subject: [Forum Pengajian Kantor] mencari istri sempurna



MENCARI ISTRI SEMPURNA

Oleh :Firman Venayaksa

 

Hamba mencari istri sempurna. Lelah hati dan jiwa.

Hamba mencari kemana-mana, alhasil hamba tak sanggup

temukan belahan jiwa itu. Setiap hari hamba berdoa,

namun belum juga terkabul. Mungkin inilah perjuangan.

Lama-lama hamba mulai menikmati kehidupan ini.

Walaupun jemu pernah hinggap dalam kamus kehidupan

hamba, meraung-raung dalam sunyi.

 

Sungguh, di dunia yang maya ini, hamba mencoba

menghindar dari gundukan dosa, namun laron-laron dosa

itu sesekali berduyun mendekati hamba. Sekuat ruh

hamba berlari-berlari menuju cahaya, dan konon, salah

satu kendaraan untuk mendekatkan diri dengan cahaya

itu adalah mendapatkan seorang istri. Ya, hamba

mencari istri sempurna, agar hamba bisa menyempurnakan

niat hamba, bercengkrama dengan cahaya sejati.

 

Hamba bergelut dengan hari-hari, mencari secercah

cahaya untuk bisa hamba huni dari kegelapan yang

semakin gandrung menyelimuti hati hamba lagi. Hamba

akui di setiap arah jam yang bergulir ada terpendam

berjuta rahasia yang tak bisa hamba singkap

keberadaannya, tak mampu hamba kuliti satu persatu apa

gerangan yang diinginkan Allah. Tadinya hamba berpikir

bahwa hamba telah mampu meredam satu niatan hamba itu,

mengubur riak-riak kehidupan yang hamba bangun dengan

pondasi rapuh. Rupanya detak suara jarum jam semakin

besar menghentak-hentak dan memekakan telinga hamba,

lalu hamba kembali terpuruk, pikiran hamba

terhuyung-huyung melangkahkan kaki tak tentu arah. 

 

Suatu hari, hamba bertemu dengan mawar. Di taman itu

ia hidup sendiri. Warnanya yang merah merekah membuat

mata terkagum-kagum. Ingin rasanya hamba

mempersuntingnya, memetik segala hasrat yang mulai

basah kuyup dengan segala keinginan.

 

Sang mawar tak sadar bahwa ada yang mengamatinya. Ya

Tuhan harum sekali. Ya, ketika pagi merambat, hamba

merasakan keharuman yang luar biasa. Merambat ke

seluruh ubun-ubun, keharuman yang menakjubkan. Hamba

memberanikan diri untuk menyapanya.

 

"Selamat pagi, Mawar." Mawar tersenyum, senyum yang

menyejukkan.

 

"Selamat pagi. Ada apakah gerangan, sehingga pagi-pagi

begini anda bertamu ke taman yang sepi ini?"

 

"Hamba berniat mencari istri yang sempurna. Setiap

hari tanpa sepengetahuan anda, hamba mengamati anda,

lalu tumbuhlah sejumput rasa tertentu yang tak bisa

terdefinisi. Anda telah menyampaikan keharuman itu

lewat wewangian yang disampaikan angin. Hamba pikir

andalah yang hamba cari, belahan jiwa yang sekian lama

memikat hamba untuk hidup dalam kembara."

 

"Betulkah aku yang anda cari? Tak malukah anda menikah

dengan  bunga sederhana sepertiku? Apa yang membuat

anda terkagum? Tak banyak yang bisa aku berikan untuk

anda."

 

"Mawar, sudah lama hamba mencari istri yang sempurna.

Mungkin inilah harapan terakhir. Melihat warnamu yang

memerah, hamba terkesima. Jika anda mengizinkan, hamba

ingin melamar anda. Mari kita arungi bahtera hidup

ini."

 

"Kalau betul itu yang anda inginkan, baiklah. Tunggu

barang satu minggu, setelah itu jenguklah aku

kembali."

 

"Terimakasih mawar. Ternyata hamba tak salah pilih.

Seminggu lagi hamba akan kesini."

 

Hamba lantas meninggalkannya sendiri di taman itu.

Hamba pergi diiringi senyum yang dramatis. Hati hamba

seketika terbang ke langit. Sebentar lagi penantian

hamba berakhir, hamba akan mendapatkan istri yang

sempurna.

 

Seminggu berlalu, hamba mendatangi taman itu. Langkah

kaki bersijingkat dengan sempurna, cepat dan gemulai.

Ketika hamba tiba di tempat itu, tiba-tiba hati hamba

melepuh, berterbanganlah harapan yang sempat mewarnai

relung hati yang basah dengan tinta penantian. Mawar

yang akan hamba persunting, yang akan hamba petik

ternyata tak lagi berada di tangkainya. Ia telah luruh

ke tanah merah, beserakan tak karuan, tak jelas lagi

juntrungannya. Hamba tak habis mengerti, mengapa semua

ini harus terjadi? Warna yang tadinya memerah, kini

berubah kecoklat-coklatan, menjadi keriput, tak

sesegar seperti minggu kemarin. Hamba menghampirinya,

duduk termenung seperti seorang bocah yang merengek

meminta mainan yang telah rusak. Dengan terbata-bata

hamba berusaha menyusun kata-kata, menuai

kalimat-kalimat. Namun mulut hamba teramat kelu, tak

bisa lagi dengan sporadis menelurkan deretan huruf.   

                 

 

"Selamat pagi. Masihkah ada keinginan untuk menikah

dengan ketidaksempurnaanku? Inilah aku, sang mawar

yang sempat membuatmu terkagum. Mengapa wajah anda

tercengang dan seolah tak memahami hakikat hidup?"

 

"Mengapa anda menjadi seperti ini? Apakah gerangan

yang salah?"

 

"Tak ada yang patut disalahkan. Ini adalah siklus

kehidupan. Hamba hanya bisa bertabah menghadapi takdir

yang membelenggu. Ini jalan yang harus hamba jalani."

 

"Tapi hamba mencari istri yang sempurna, Mawar."

 

"Jika demikian, aku bukanlah belahan jiwamu."

 

Hamba beranjak dari tempat itu. Kekecewaan menghantui

setiap langkah yang hamba bangun. Air mata menderas.

Mawar yang sempat mencengkram jiwa, kini hanya

onggokan ketakutan yang tak pernah hamba mimpikan

sebelumnya.

 

***

 

Kini hamba berjalan lagi menyusuri waktu, mencari

istri yang sempurna. Di tengah perjalanan, hamba

melihat merpati yang terbang, menari di udara.

Sayap-sayapnya ia sombongkan ke seluruh penjuru alam.

Sungguh cantik ia, membuat cemburu para petualang.

Lagi-lagi terbersit sebuah keinginan. Keinginan

klasik: Inilah istri yang sempurna, semoga hamba bisa

mendapatkannya. Merpati itu hinggap di ranting

pohonan. Hamba memberanikan diri untuk memulai

percakapan.

 

"Wahai merpati, tadi hamba melihatmu bercengkrama

dengan angin. Bulu putihmu yang kudus, menjadikan

harapan dalam batin kembali tumbuh."

 

"Apa yang hendak anda inginkan?"

 

"Hamba mencari istri yang sempurna. Andalah yang hamba

cari."

 

"Betulkah aku yang anda cari?"

 

"Ya tentu. Hamba ingin anda terbang bersama hamba,

membangun sebuah keindahan, mengarungi bahtera

kehidupan."

 

"Jika demikian, silahkan tangkap aku. Apabila anda

berhasil menangkap diriku, aku berani menjadi belahan

jiwa anda. Aku akan belajar menjadi apa yang anda

inginkan."

 

"Tapi bagaimana mungkin hamba bisa menangkap anda?

Anda mempunyai dua sayap yang indah dan memesona,

sedangkan hamba hanya manusia yang bisa menerbangkan

imajinasi saja, selebihnya hamba adalah pemimpi yang

takut dengan kehidupan."

 

"Segala sesuatu mungkin saja terjadi, asalkan ada

maksud yang jelas dan lurus. Lebih baik anda pikirkan

kembali niatan anda itu. Betulkah aku pasangan yang

anda cari? Maaf, hamba aku bercengkrama dulu dengan

angin, sampai jumpa."

 

Hamba tak bisa berkata banyak, merpati telah terbang

bersama angin. Angin, oh...rupanya kekasih sejati

merpati adalah angin. Hamba tak mau merusak takdir

mereka. Bagaimana kata dunia kalau hamba dengan paksa

menikahi sang merpati? Dunia akan mencemooh hamba

sebagai manusia paling bodoh yang pernah dilahirkan.

Tapi kemanakah lagi hamba harus mencari pasangan jiwa?

 

***

 

Itulah kabar hamba dulu. Meniti berbagai penderitaan

untuk menyempurnakan segala beban yang melingkar di

dasar palung jiwa hamba. Itulah gelagat hamba dulu,

seperti seorang pecinta yang berkelana tak jelas arah

dan tujuan, menghujani kulit lepuh para bidadari,

menjadikan mereka gundah, berenang di atas lautan

hampa. Begitu juga hamba. Ya, kabar hamba dulu!

Memekik cinta yang bergemuruh, membadai, bercengkrama,

meraja, bersengketa, meracau seperti burung kondor

yang rindu bangkai-bangkai kematian. Dulu hamba

tersesat dalam labirin sunyi tanpa nama. Hamba nyaris

seperti mayat yang bergentayangan di siang hari,

diperbudak angan-angan, bertubi-tubi mulut hamba

memukul angin. 

 

Sampai suatu malam, ketika keheningan mengambang di

udara, berderinglah sebuah telepon selular yang

teronggok di atas sajadah harapan. Kala itu hamba

tidur lelap, mencipta mimpi yang samar. Hamba

dibangunkan oleh gemuruh suara ring tone. Anehnya,

suara selular itu tidak lagi menggelayutkan melodi

seperti biasanya. Suaranya aneh tapi nikmat dan

menyejukkan. Kalau tidak salah seperti ini:

Allahuakbar....Allahuakbar...Allahuakbar... Kontan

saja hamba terhenyak dan sempat kaget. Hamba mencoba

memicingkan mata yang berat seperti terbebani satu ton

serbuk besi. Di dinding kamar hamba melihat detak jam

yang mengarah pada nomor tiga. Masih sepertiga malam.

Siapa gerangan yang berani mengusik persemayaman indah

ini? Lalu hamba mulai merunut kata-kata.

 

"Halo, siapa anda? Mengapa membangunkan hamba? Biarkan

hamba beristirah barang sejenak." Hening, tak ada

jawaban. Hamba pikir, ini pasti gelagat orang jahil

yang mencoba berimprovisasi. Tapi ketika hamba mau

menutup telepon selular, hamba mendengar suara yang

menggelegar. Bukan, suara ini bukan dari telepon

selular, tapi dari segala penjuru mata angin. Keringat

mulai menghujan, ketakutan bersalaman di batin, air

mata tak bisa hamba bendung, dan rasa rindu

mencengkram hamba dari belakang, rindu yang tak

terdefinisi. Mungkinkah doa-doa hamba yang terdahulu

akan terkabul? Siapakah gerangan yang bicara? Setelah

bermilyar doa berjejalan di udara, hamba harap seuumpt

cahaya itu yang bicara Ya, semoga bukan kepalsuan yang

bicara.  Suara itu makin keras terdengar. Suara itu

berkata seperti ini.

 

"Betulkah kau mencari istri yang sempurna?" Dengan

terbata-bata  hamba bilang,

 

"Ya...ya..hamba mencari istri yang sempurna. Mampukah

anda mengabulkan keinginan hamba yang belum terwujud

ini?" Suara itu kembali berujar.

 

"Berbaringlah, lalu tutuplah matamu. Bukalah ketika

suaraku tak terdengar lagi." Hamba ikuti keinginannya.

Hamba tutup mata hamba, dan berbaringlah. Riangnya

hati hamba, sebentar lagi hamba akan berjumpa dengan

istri sempurna. Jodoh hamba akan hadir. Ah, suara itu

hening. Hamba mulai memicingkan mata. Hamba lihat di

sekeliling. Mengapa yang terlihat hanya

gumpalan-gumpalan tanah yang kecoklatan? Mengapa

begitu sejuk? Kemudian hamba melihat pakaian hamba.

Putih! Semua serba putih. Bukankah ini kain kafan?

Alam barzah, pikir hamba. Lalu hamba melihat sesosok

tubuh datang menghampiri, begitu bercahaya, cantik

rupawan.

 

"Siapa anda?"

 

"Hamba  adalah amalan anda. Hamba tercipta dari anda,

istri sempurna yang anda ciptakan sendiri. Menikahlah

dengan hamba, sambil menunggu semua manusia kembali ke

alam sunyi ini."

 

Begitulah kabar hamba kali ini. Ada lagi yang mau

mencari istri sempurna?

 


                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]






----- [ [EMAIL PROTECTED] ] -----
             -- FORUM PENGAJIAN KANTOR --

Saran kami, ubah seting anda ke digest agar inbox anda tidak cepat penuh
: (sangat kami sarankan)
[EMAIL PROTECTED]

Sebelum reply hapus footer/message/pesan sebelumnya agar tdk berat

PERHATIAN KHUSUS 
- Masalah Fikih: gunakan kaidah fikih, fikih perbandingan atau 
  Perbandingan madzab
- Masalah cabang/furu': mari bersepakat & bekerjasama pada hal2 yang 
  telah disepakati, perbedaan sbg khasanah yang tdk perlu
diperselisihkan
________________________________

ATURAN MAIN
- Ciptakan nuansa akhlak mulia, dengan Hati dan jiwa yang manusiawi
- Jauhi saling berdebat, menjatuhkan, menghina
- Jauhi mengirimkan e-mail iklan, spam, SARA
- Semua member boleh berdiskusi, tanya jawab dari hal yang kecil (spt 
  tata cara pergi ke kamar mandi) sampai yang besar
________________________________
Member Forum Pengajian Kantor (ngaji online) adalah mayoritas sibuk
kerja shg pemahaman masalah keagamaan beragam dari nol sampai advance,
maka diskusi & tanya jawab dari hal kecil sampai besar merupakan ladang
amal bagi kita semua. Karenanya tidak ada hal yang sepeleh dalam
agama/dakwah. Amalan sekecil apapun dihadapan Allah bisa menjadi sangat
besar bila niatnya dilandasi iman & ikhlas serta meneladani Rasulullah

Sebarkan milis ini sbg dakwah pada rekan anda dgn mengirim e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]  
Yahoo! Groups Links



 




<-----------------------------------------------------------------------
---->



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hfd74q9/M=362335.6886444.7839734.2575449/D=groups/S=1705034722:TM/Y=YAHOO/EXP=1124348419/A=2894362/R=0/SIG=138c78jl6/*http://www.networkforgood.org/topics/arts_culture/?source=YAHOO&cmpgn=GRP&RTP=http://groups.yahoo.com/";>What
 would our lives be like without music, dance, and theater?Donate or volunteer 
in the arts today at Network for Good</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida & Krisna

Jangan lupa untuk selalu menyimak Ida Krisna Show di 99.1 DeltaFM
Senin - Jumat, pukul 06.00 - 10.00 WIB
SMS di 0818-333582
=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke