Seni Berbicara dengan Bayi

Yang punya bayi ato mau punya bayi, mudah2an tips berikut ini berguna...

Berikut ini panduan seni berbicara dengan bayi untuk mengembangkan
kemampuan berbicaranya;

1. Memperkenalkan Nama Benda

Perkenalkan segala sesuatu di sekitar kita kepada
bayi. Ini bisa dimulai dengan yang sederhana, seperti
wajah kita. Yuk,  ajak tangan bayi menjelajahi wajah
kita. Sambil menyentuh setiap bagiannya, sebutkan mana
mata, hidung, mulut, telinga, dan lain-lain. Lalu,
lanjutkan dengan anggota tubuh. Lebih jauh lagi,
perkenalkan bayi pada nama-nama benda di sekitarnya;
bola, meja, kursi, kotak. Perkenalkan pula si kecil
pada pohon, mobil, kucing, anjing, dan aneka obyek diluar rumah.

2. Menjadi Pendengar
  Meski bayi belum mampu mengungkapkan keinginan atau
gagasan lewat kata-kata yang jelas, sebaiknya mulailah "mendengarkan"
setiap ia "mengungkapkan" sesuatu. Jadilah pendengar aktif.
Usahakan mengira-ngira apa yang ingin bayi ungkapkan.
Lalu,  berikan respon. Misal, "Oh, bagus sekali!" atau
"Apa betul?" Ajak pula bayi berdialog, meski ia hanya akan merespon
dengan gumaman, gerakan, senyum atau bahasa tubuh lainnya.

3. Memperkenalkan Konsep
  Segala sesuatu di sekitar  bayi  merupakan hal baru
baginya. Nah, kewajiban kitalah
mengenalkannya kepada bayi melalui berbagai konsep.
Seperti konsep panas-dingin, naik-turun, masuk-keluar, kosong-penuh,
berdiri-duduk, basah-kering serta besar-kecil. Pengenalan konsep dasar
ini bisa dilakukan sesederhana mungkin. Dan, 
bisa didapat dari peristiwa sehari-hari di sekitar bayi. Misal, 
saat menggantikan popok, kita bisa memberitahukan  padanya,
"Popokmu basah kena pipis.  Nah, sekarang Mama ganti dengan popok yang
kering."

4. Menjelaskan Sebab-Akibat
Konsep sebab-akibat juga perlu diperkenalkan,
mengingat bayi sedang giat mempelajari segala sesuatu.
Kita bisa mulai dengan menjelaskan berbagai fungsi dan sebab-akibat
bekerjanya
benda di rumah. Misal, tombol lampu. "Kalau tombol ini Mama tekan ke
atas,
lampu akan menyala dan ruangan jadi terang. Tetapi kalau ditekan ke
bawah,
lampu padam dan ruangan  jadi gelap."
Tentu saja tak cuma benda mati. Sebab-akibat pada
perasaan orang juga bisa diperkenalkan. Contoh, "Mama
sedih kalau kamu nggak mau makan". Ini akan mengasah
kepekaan bayi.

5. Memperkenalkan Warna
Warna-warni bisa ditunjukkan sambil memperkenalkan
benda dan segala sesuatu di sekitar bayi. Misal, "Itu
balon, Nak. Warnanya merah, seperti bajumu."

6. Mengulangi Kata-kata
  Agar bayi mampu mengingat lebih tajam segala sesuatu
yang diperkenalkan padanya, sebaiknya kata-kata yang diperkenalkan
selalu
diulang-ulang. Misal,  "Pintar, makannya sudah habis. Haaabiiis."

7. Memperkenalkan Kata yang Benar
  Hindari penggunaan kata-kata yang dipermudah atau dicadel-cadelkan,
seperti "mamam" untuk makan, "mimik" untuk minum, atau lainnya.
Gunakan kata-kata yang benar. Karena, ini membantu bayi memahami konsep
dengan benar.

8. Perkenalkan Kata Ganti
  Walau bayi belum bisa menggunakan kata ganti, tak
ada
salahnya mulai memperkenalkannya. Beritahu pula konsep kepemilikan.
Misal, "Ini kue untuk Adek, untuk kamu," atau "Ini punya Mama, punya
saya".

9. Memacu Respons
  Banyak cara memancing bayi agar merespons atau
menjawab pertanyaan kita. Misal, memberi berbagai
pilihan dan meminta bayi memilih salah satu, "Mau
pakai baju merah atau kuning?" Atau, bisa juga meminta
bayi menunjukkan atau mengambil benda yang kita
tanyakan, "Coba, yang mana boneka Laa Laa?"

10. Hindari Pemaksaan
  Jika bayi cuma menjawab dengan ekspresi atau bahasa
tubuh, bantulah dengan memberi pilihan. Misal, "Ari
mau pilih bola atau boneka?" Kalau kata-katanya tetap
tak keluar, komentari pilihannya, "Oh, Ari pilih bola,
ya?" Hindari pemaksaan bila bayi tetap tak mau bicara.
Bersabar dan teruslah berlatih.

11. Menyederhanakan
  Arahan yang rumit bisa membingungkan bayi. Jadi,
sampaikanlah  arahan verbal satu per satu. Misal,
"Tolong ambilkan bola." Tunggu sampai bayi
melakukannya, baru lanjutkan, "nah, sekarang berikan
pada Mama." Beri pujian bila "tugas" itu dilakukan
dengan baik, agar bayi tahu bahwa yang dilakukannya
benar.

12. Hati-hati Memperbaiki
  Kekeliruan berbahasa karena keterbatasan artikulasi
bayi bisa mulai diperbaiki secara hati-hati. Ungkapan
"Bil!" untuk "Mobil", dapat langsung diperbaiki lewat
jawaban "Pintar, itu mobil". Tak perlu mengulang-ulang
kesalahan ucapan bayi. Sebetulnya ia sudah mengetahui ucapan yang
seharusnya keluar.

13. Membaca Bersama
  Perkenalkan bayi pada buku bacaan bergambar yang
memiliki kalimat berirama dan sederhana seperti
pantun. Ajaklah ia bersama-sama mengucapkan dan
menunjukkan gambar-gambarnya. Misal "Gajah bermain
bola." Mintalah bayi menunjukkan mana gajah dan mana
bola. Lakukanlah ini sesering mungkin. Lama-lama bayi
akan akrab dengan kata-kata di buku tersebut dan
tertarik untuk belajar lebih banyak lagi.

14. Mengenalkan Angka
  Ini bukan pelajaran berhitung,  melainkan sekedar
mengenal angka satu dan lainnya sambil bermain. Misal,
"Adik boleh ambil satu kue. Saa-tuu..." (sambil
memperlihatkan jari kita menunjukkan "satu").  Atau,
"Ambil mainan, yang baaa-nyaak." Menghafal angka juga
sudah bisa dilakukan. Sambil naik tangga atau
memasukkan mainan ke dalam boks, kita membilang,
"Satu, dua, tiga..."

15. Menyanyi
  Menyanyi adalah cara mudah "merekamkan" beragam
kosakata di benak bayi. Kelak, begitu mendengar
potongan melodi dan irama lagu tersebut, rekaman itu
akan keluar dengan sendirinya dari mulut bayi.




[Non-text portions of this message have been removed]






=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================




SPONSORED LINKS
Station


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke