Ass Wrm Wbr rekans,
  Kami sampaikan;
  Sebuah renungan, disadur dari milis tetangga....semoga bermanfaat
  wass
   
  
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
   
  Siapakah Emaknya ?

Selesai berlibur dari kam pung, saya harus kembali kekota. Mengingat 
jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. 
Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu 
memesan makanan, seorang anak lelaki berusia 
lebih kurang 12 tahun muncul di depan.

“Abang mau beli kue?” katanya sambil tersenyum. Tangannya segera 
menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul 
kue jajanannya. “Tidak Dik, Abang sudah pesan makanan,”jawab saya 
ringkas. Dia berlalu.

Begitu pesanan tiba, saya langsung menikmatinya. Lebih kurang 20 menit 
kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang 
suami isteri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

“Abang sudah makan, tak mau beli kue saya?” tanyanya tenang ketika 
menghampiri meja saya.

“Abang baru selesai makan Dik, masih kenyang nih,” kata saya sambil 
menepuk nepuk perut. 
Dia pergi, tapi cuma di sekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan 
bakulnya yang masih penuh. 
Setiap yang lalu dia tanya,” Tak mau beli kue saya Bang, Pak…Kakak atau 
Ibu.” Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itupun tak melarang dia keluar masuk restorannya 
menemui pelanggan. 
Sambil memperhatikan, terbesit rasa kagum dan kasihan di hati saya 
melihat betapa gigihnya dia berusaha. 
Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, 
sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil. 
Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya 
buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya 
menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan 
sebuah senyuman. Saya turunkan kaca jendela. Membalas senyumannya.

„Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk 
adik-adik, Ibu atau Ayah abang, “katanya sopan sekali sambil tersenyum. 
Sekali lagi dia menawarkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang 
penutupnya.

Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul perasaan kasihan 
di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 
20.000,- padanya. “Ambil ini Dik! Abang
sedekah…Tak usah Abang beli kue itu.” Saya berkata ikhlas karena 
perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu
menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan 
kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah
terperanjatnya saya melihat anak itu mengulurkan Rp 20.000,´pemberian 
saya itu kepada seorang pengemis yang buta
kedua-dua matanya. Saya terkejut, saya hentikan mobil, memanggil anak 
itu. “Kenapa Bang, mau beli kue kah ?”tanyanya.

“Kenapa adik berikan duit Abang tadi kepada pengemis itu? Duit itu 
Abang berikan ke Adik!” kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

“Bang, saya tidak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya 
mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. 
Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang sedangkan jualan masih 
banyak, Mak pasti marah. Kata Mak mengemis kerja orang yang tidak 
berupaya, 
saya masih kuat Bang!” katanya begitu lancar. Saya heran sekaligus 
kagum dengan pegangan hidup anak itu. 
Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam 
bakul itu.

„Abang mau beli semua kah ?“ dia bertanya dan saya cuma mengangguk. 
Lidah saya kelu mau berkata. 
Rp 25.000,- saja Bang...“Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke 
dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. 
Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi. Saya perhatikan dia 
hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, baru saya berpikir untuk bertanya statusnya. Anak 
yatim kah ? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya 
? Terus terang saya katakan, saya beli, kuenya bukan lagi atas dasar 
kasihan tapi rasa kagum dengan sikapnya 
yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan, Sesungguhnya saya 
kagum dengan sikap anak itu. 
Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.


      

                
---------------------------------
 
 What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos 

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Tired of hearing the same songs over and over?
Listen to Internet Radio! Skip songs. Click to listen to LAUNCHcast!
http://us.click.yahoo.com/.mKGzA/HARHAA/kkyPAA/iPMolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

=================================================================
"Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'.
It has silent message saying that I remember you when I wake up.
Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti

Jangan lupa simak IDA KRISNA SHOW SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM
Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

=================================================================
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/idakrisnashow/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke