20 Detik yang Menentukan Koran Tempo 8 Juli 2007
Ada yang mebuat Widya, 33 tahun, merasa kesal setiap kali putranya, Haikal, pulang ke rumah setelah asyik bermaindi luar rumah. "Dekil-dekil habis main bola langsung deh buka kulkas cari makanan," ujar perempuan yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta ini. Widya mengaku kerap khawatir terhadap kesehatan Haikal. Meski sudah diajari mencusi tangan dengan benar, putranya yang berusia sembilan tahun ini tak jarang cuma membasahi tangannya."Mengajarkan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dan menggosok dengan benar susah banget," ujarnya. Syukurlah, setelah ia berkali-kali memberi contoh, Haikal akhirnya jadi terbiasa. Apa boleh buat, dari seluruh bagian tubuh manusia, tangan menjadi wahana yang paling sering berkontak dengan lingkungan luar. Boleh dibilang seluruh kegiatan manusia berkaitan dengan organ ini. Jadi tak aneh, melalui tangan, sejumlah besar kuman penyakit bisa menginfeksi tubuh. Begitu mudahnya kuman masuk lewat tangan. Celakanya, kita baru menyadari pentingnya menjaga kesehatan tangan setelah disatroni penyakit. Seperti yang dialami Yunus saat didiagnosis dokter terinfeksi Herpes zooster. Lelaki berusia 40 tahun ini sempat bingung karena selama ini dia termasuk orang yang peduli terhadap kesehatan dan kebugaran. "tapi dokter bilang memang tak bisa dihindari karena virusnya ada dimana-mana dan bisa menyerang siapa saja. Cara pencegahannya cuma rajin mencuci tangan. Sederhana sekali," ujarnya sembari menggeleng-gelengkan kepala. Beberapa jenis virus dan bakteri memang bisa bertahan hidup sekitar satu jam di permukaan suatu benda. Virus influenza, misalnua, bisa berpindah ke tubuh orang sehat karena orang tersebut menentuh benda-benda yang terinfeksi. Sebenarnya tak sulit menjaga kesehatan kita. Mencuci tangan dengan tepat selama sedikitnya 20 detik dan mengeringkannya dengan seksama bisa menyingkirkan kuman penyakit dari tubuh kita. Para ahli kesehatan di dunia sepakat, mencuci tangan menjadi salah satu cara paling efektif mencegah penularan sejumlah penyakit, diantaranya influenza, diare, tifus, cacingan, dan flu burung. Menurut Dr. Hendrawan Nadesul, 25-50 persen jajanan kaki lima tercemar kuman salmonella paratiphy. "Sementara itu, hanya lima persen anak sekolah yang membawa bekal dari rumah," ucapnya saat menghadiri pelantikan sejumlah dokter kecil di sejumlah sekolah dasar di Jakarta., yang akan bertindak sebagai "Pasukan 20 Detik" untuk mengkampanyekan cara mencuci tangan yang tepat. Akibat banyaknya makanan yang kurang bersih, hingga kini ada beberapa penyakit yang sulit diberantas. Diare contohnya. Penyakit ini masih menjadi penyebab kematian nomor dua pada anak balita. "Nomor tiga pada bayi dan nomor lima pada semua orang di Indonesia," kata Hendrawan. Padahal, berdasarkan kajian badan Kesehatan Dunia (WHO), mencuci tangan memakai sabun bisa mengurangi angka diare hingga 47 persen. Selain diare, di Indonesia, penyakit cacingan menempati posisi 60-90 persen populasi dan paling banyak menimpa kelompok usia 5-14 tahun. Data World Bank menyebutkan dampak negatif cacingan antara lain hilangnya gizi makanan, anemia, dan turunnya produktivitas akademis hingga Rp. 30 miliar setiap tahun. Jadi bayangkan berapa yang bisa dihemat kalau kita terbiasa mencuci tangan (Utami Widowati). GUNAKAN SABUN SESUAI DENGAN ATURAN Basuh tangan dengan air yang mengalir. Tak perlu selalu menggunakan air hangat, meski air hangat menenangkan suasana hati. Mencuci tangan efektif menyingkirkan kuman penyakit, tapi tidak membunuh kuman. Dianjurkan menggunakan sabun cair ketimbang sabun padat, meski pemakaian sabun padat untuk mencuci tangan lebih baik daripada tanpa sabun. Hindari penggunaan antibakteri terlalu banyak meski bagus secara teori. Kebanyakan antibakteri justru membuat bakteri kebal dan tetap berkembangbiak. Jika menggunakan sabun cair, sesuaikan dengan instruksi dalam kemasan. Gosok tangan dengan busa sabun secara bersamaan paling sedikit 20 detik. Sebagai patokan, nyanyikan lagu Happy Birthday dua kali berturut-turut Periksa setiap kulit di bawah kuku, tapi tidak perlu sampai menggunakan sikat kuku. Amati sela-sela jari. Ini adalah bagian yang paling sering terlewat setelah kuku. keringkan tangan engan kain atau kertas tisu yang bersih. Tangan yang basah beresiko mengundang kuman untuk menempel dan berkembang biak. SEHAT DENGAN CARA SEDERHANA . Mencusi tangan secra teratur paling efektif mengusir bakteri dan virus. Jangan sentuh benda sembarangan. Sebab, kuman penyakit bisa bertahan di sebuah permukaan elama satu jam. Jika berada dalam lingkungan yang kotor, hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan agar kuman tidak langsung berkontak dengan cairan tubuh. Bila tak memungkinkan mencuci tangan dengan air, penggunaan pembersih tangan antiseptik cukup efektif. Antiseptik alkohol bisa membunuh 99 persen jenis kuman. Sebisa mungkin hindari penggunaan fasilitas publik. Ingat, saat Anda hendak menggunakan fasilitas umum seperti toilet, siapa kira-kira yang menggunakannya sebelum anda. Tutup mulut saat hendak bersin atau batuk. Ajari anak-anak menutup dengan punggung tangan, bukan telapak tangan, agar tida menularkan kepada orang lain. Hidup sehat dengan pola makan dan kegiatan fisik teratur serta cukup tidur. (berbagai sumber, tami). [Non-text portions of this message have been removed]