*A Game of Success: Tips 150 - Kendalikan Emosi Anda*

Semuanya sudah siap. Kami sudah datang pagi-pagi untuk mensetting ruangan
workshop hari itu. Saya sendiri, merasa fit dengan tidur yang cukup dan
sudah sholat malam. Kata ulama, sholat malam bisa membuat kita berkomunikasi
lebih baik pada siang hari berikutnya. Saya percaya, yakin, dan memang
melakukannya. Walaupun jujur saja, nggak sering-sering amat.

Doa juga sudah Saya panjatkan. Sejak dari jalan tadi Saya sudah berdoa
sampai beberapa kali. Doa yang biasa Saya panjatkan adalah doa "sukses
presentasi" ala Nabi Musa As. Ya, semuanya sudah siap kecuali satu hal;
proyektor LCD. Petugas hotel yang biasanya memasang barang satu itu belum
nongol juga. Tapi Saya tenang-tenang saja. Biasanya memang begitu kok. Nanti
beberapa menit sebelum acara dimulai, barulah dipasangnya.

Sampai waktunya workshop itu harus dimulai, benda yang satu itu tak
muncul-muncul juga. Saya tidak melihat adanya "penampakan" di meja yang
biasa jadi tongkrongannya. Kosong melompong. Saya mulai bertanya-tanya ada
apa. Staf Saya mengatakan bahwa LCD proyektor sedang dalam perjalanan. Lha!
Bukankah benda itu punya hotel sini? "Dipakai hotel lain yang segrup", kata
salah satu petugas hotel.

*EMOSI ANDA PUNYA ENERGI*

Sepuluh menit belum juga. Sesuatu mulai menjalari Saya. Anda tahu rasanya?
Bagi beberapa orang, kegagalan menyediakan perlengkapan yang memang sudah
direncanakan pemakaiannya, bisa menjadi bencana. Malah, itu juga bisa
identik dengan kegagalan presentasi itu sendiri. Bagi Saya juga sama, itu
bisa berarti kegagalan workshop Saya.

Darah Saya sudah mulai berkumpul di ubun-ubun. Saya marah. Bukankah Saya
sudah persiapkan sebelumnya? Bukankah staf Saya sudah membookingnya beberapa
hari yang lalu?

Saya sedih. Apa jadinya workshop itu tanpa slide yang memang sering Saya
presentasikan?

Saya kecewa. Dan bagaimanakah kecewanya para peserta? Apa yang Saya
bayangkan pada saat itu, adalah marah, sedih, dan kecewanya mereka.

Kemudian Saya sadari sesuatu. Apa yang perlu Saya lakukan dalam situasi itu
adalah bukan memperburuknya, melainkan memperingannya. Saya cukup heran
bahwa dalam kondisi seperti itu, Saya masih bisa berpikir cukup jernih.
Alhamdulillah. Lantas apa yang harus Saya lakukan?

Saya maju ke depan, mengucapkan salam, berbasa-basi sedikit, lalu
memulainya. Saya tahu persis bahwa wajah Saya memerah karena campuran segala
perasaan. Sedih, marah, kecewa, malu dan entah apalagi. "Bapak dan Ibu
sekalian, Anda lihat di depan tidak ada LCD proyektor. Biasanya ia ada di
sana, dan hari ini entah kemana. Apakah menurut Anda Saya marah? Ya Saya
marah!" Saya mengatakan itu dengan setengah berteriak. "Mari kita mulai!
Mari Saya tunjukkan bagaimana Saya marah!"

Setahu Saya, kita bisa melupakan penyebab kemarahan, akan tetapi kita cukup
sulit untuk meredam energinya. Saya bertekad untuk melupakan kemarahan Saya,
tapi Saya akan menggunakan energinya untuk workshop Saya.

Hari itu, energi Saya jauh lebih besar dari biasanya. Saya bahkan seperti
lupa bahwa satu jam kemudian, benda yang Saya tunggu akhirnya datang juga.
Tapi Saya, sudah terlanjur "ngamuk". Tahukah Anda bagaimana akhirnya?

Sampai di rumah Saya letih luar biasa. Tapi dari feedback staf Saya dan para
peserta, Saya menemukan bahwa hari itu, adalah salah satu workshop terbaik
Saya!

*KENDALIKAN EMOSI ANDA*

Emosi Anda adalah energi besar. Kekuatannya tak pernah bisa Anda bayangkan.
Kejadian di Virginia Tech adalah emosi. Orang berantem di televisi adalah
emosi. Bahagianya Tamara Blezinski ketemu Rasha adalah emosi. Emosi adalah
energi yang bisa positif dan bisa negatif. Anda, tentu saja ingin emosi Anda
selalu positif. Bagaimana me-manage-nya? Ada caranya.

Berikut ini adalah ringkasan dari buku "I Create Reality - Beyond
Visualization: How You Can Use Holographic Creation to Manifest Your
Desires!" karangan Christopher Westra yang dikenal dengan HoloCreation
Techniques-nya.

*1. Bertanggungjawablah atas Emosi Anda*

Mungkin, saat ini Anda belum terlalu mempercayainya. Namun demikian tetaplah
katakan ini pada diri Anda, saat Anda marah, sedih, kecewa, putus asa, atau
bahkan berbahagia:

*"Sayalah yang menciptakan realitas Saya, dan sekarang Saya sedang
menciptakan emosi ini."*

Biasanya, Anda tidak pernah melakukan langkah pertama ini. Mengapa? Karena
Anda lebih percaya bahwa keadaan atau situasai di luar Andalah yang
menyebabkan emosi Anda.

*2. Beri Nama untuk Emosi Anda*

Memberi nama pada emosi akan memperjelas pemahaman Anda tentang emosi itu.
Ini juga akan meningkatkan kesadaran Anda tentang emosi itu. Tidak cukup,
jika Anda menyebut emosi itu hanya dengan "sedih", "marah", "jelek", "bagus"
dan sebagainya.

*"Aku lagi biru"
"Gue emang lagi ngehek"
"Saya sedang hitam"
"Aku lagi kena emosi nomor dua belas"
"Saya sedang mengalami kram otak"
"Aku kayaknya lagi kena racun cinta" *

Semakin spesifik Anda menamainya, semakin jelas, lengkap, dan spesifik
inventory emosi Anda. Hafalkan untuk identifikasi di masa depan.

*3. Biarkan Berlalu Penyebabnya*

Lupakan, apapun yang di luar diri Anda yang Anda anggap menjadi penyebab
emosi Anda, tapi pertahankanlah emosinya. Ingat, Anda tetap harus
mengontrolnya. Apa yang Anda lakukan, adalah memisahkan "penyebab emosi"
dari emosi itu sendiri. Kini, emosi Anda menjadi lebih obyektif sifatnya.
Benda obyektif yang sudah punya nama.

*4. Hargai Emosi Anda*

Hargai emosi Anda. Sebab dengan itu, Anda ternyata masih manusia. Menghargai
emosi tidak berarti menghakiminya dengan "baik" atau "buruk". Hargai
keberadaannya sebagai pelengkap kemanusiaan. Hargai keberadaannya dan bukan
sifat atau pengaruhnya. Ini adalah langkah penting dalam rangka menuju ke
poin berikut ini.

*5. Rasakan Emosi Anda*

Kini, Anda rasakan lagi emosi Anda dengan cara yang berbeda. Tanpa
penghakiman dan sikap bertahan, rasakan saja. Bila perlu, rasakan di mana
letaknya. Di kepala Anda, di dada Anda, di telinga Anda, di wajah Anda, di
mana saja di bagian tubuh Anda. Anda kini mengobservasi emosi Anda dengan
obyektif. Ingat, tanpa penghakiman dan sikap bertahan.

*6. Dapatkan Penjelasan*

Anda telah dilingkupi oleh semangat untuk belajar dan tumbuh. Mulailah
mencari alasan yang menciptakan emosi Anda. Waspadai yang satu ini: Jangan
kembali ke "penyebab eksternal" sebab Anda sedang ber-internalisasi.
Penyebab emosi Anda adalah Anda sendiri, bukan sesuatu yang di luar Anda.
Bertanyalah,

*"Apa yang perlu Saya pelajari dari emosi ini?"
"Keyakinan melenceng apa di dalam diri Saya, yang menciptakan emosi ini?"*

*7. Identifikasi*

Berilah waktu untuk jawabannya. Your answer will come. Di dasar setiap emosi
negatif, selalu ada keyakinan yang tidak tepat.

*Apakah Anda merasa "harus" membuat semua orang senang?
Apakah Anda merasa tidak akan bisa disukai jika "tidak sempurna"?
Apakah Anda bahwa semua orang "harus" mengikuti Anda?
Apakah Anda merasa diri Anda "tidak bernilai"?*

*8. Tukar Keyakinan Anda*

Pilihlah keyakinan yang lebih baik untuk menggantikan keyakinan negatif
Anda. Katakan dengan eksplisit,

*"Sekarang Saya memilih untuk menolak keyakinan ini, dan menggantinya dengan
keyakinan ini."*

Pada empat langkah terakhir, Anda akan merasakan sesuatu yang luar biasa.
Emosi negatif Anda pergi, dan sepenuhnya digantikan dengan sesuatu yang
lain. Mengapa ini bisa terjadi? Kuncinya, ada pada kejelasan dan naiknya
kesadaran.

Pernah mendengar "control illusion"? Dengan mengikuti amarah, Anda merasa
mengendalikan sesuatu, padahal Anda yang sebenarnya berada di bawah kendali
emosi. Upaya Anda untuk mengendalikan emosi, tanpa Anda sadari adalah
sebentuk penolakan. Dan jika Anda melakukannya dengan memaksa diri, maka
Anda bisa menderita selama beberapa jam. Ketahuilah, itu menggerogoti Anda.

Dengan langkah yang tepat dalam membiarkan diri merasakan emosi, Anda akan
bisa merasakan emosi sesuai kegunaannya. Untuk belajar, untuk tumbuh, untuk
dewasa, untuk tidak menjadi destruktif, untuk menjadi lebih berbahagia.

Lakukanlah sesegera mungkin, dan dapatkan manfaat ajaibnya dalam dua minggu
ke depan.

Posting ini adalah bagian wajib yang diharuskan dalam:

" A Game of 
Success<http://milis-bicara.blogspot.com/2007/04/game-of-success_11.html>
".

Semoga bermanfaat.

Saya Ingin Anda Sukses,
Saya Harus Membuat Anda Sukses.

Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.
ikhwan dot sopa at gmail dot com
http://milis-bicara.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke