AGAR TETAP LEKAT DENGAN SI BAYI

 

Yakinlah Ibu punya banyak kelebihan dibanding pengasuh pengganti. 


Sejak dalam perjalanan dari tempat kerja menuju rumah, Anda sudah
membayangkan betapa senangnya bermain bersama si buah hati. Namun apa yang
terjadi? Ketika Anda hendak meraih si kecil dari gendongan pengasuhnya, si
kecil malah meronta-ronta dan menangis tak mau lepas dari si pengasuh. Duh,
hancurnya hati ini! Betapa Anda cemburu dan iri pada si pengasuh. Lebih dari
itu, tentu Anda tak ingin posisi sebagai ibu digantikan oleh si pengasuh.
"Kan, aku yang mengandung dan melahirkannya!" 

Walau begitu, Anda tak perlu uring-uringan bila si kecil lebih memilih
pengasuhnya. Langkah tepat yang perlu ilakukan adalah menunjukkan pada si
kecil bahwa Anda adalah ibunya yang lebih lembut dan pintar. 

AMBIL HATI 

Sebetulnya, gampang kok, mengambil hati si kecil agar ia selalu lekat dengan
ibu ketimbang pengasuhnya. Ini dia caranya: 

* Alihkan perhatiannya dari si pengasuh, bisa dengan mendongengkan kisah
yang menarik atau menyanyikan lagu yang merdu. Setelah si kecil mulai
tertarik, barulah Anda mengambil-alih dan mengajaknya bermain. Dalam
batinnya akan muncul keyakinan, ternyata bermain dengan ibu memang lebih
menyenangkan. 

* Lakukan tugas mengurus si kecil setelah kita berada di rumah sepulang dari
kantor atau beraktivitas di luar, antara lain menggantikan popok/celana
sehabis pipis, menyuapi makan, membacakan buku cerita, bermain, dan
menidurkan. Selain agar tetap dekat dengan anak, kita pun memberi kesempatan
kepada si pengasuh untuk berisitirahat setelah sedikitnya 10 jam mengurusi
keperluan si kecil. Semestinya, tugas ini juga dilakukan pada hari-hari
libur bersama-sama dengan ayah. 

* Tidurlah seranjang dengan bayi agar ketika ia bangun, wajah ibu dan
ayahlah yang pertama kali terlihat. Kebersamaan ini menimbulkan rasa aman
dan akhirnya kelekatan. Bayi pun masih kerap terbangun di malam hari untuk
menyusu dari ibunya. Inilah momen yang juga membangun kelekatan ibu dan
bayi. Tak perlu risau dengan kuantitas waktu, karena bila dihitung-hitung
pun jumlah waktu ibu dan si pengasuh bersama si kecil sama banyaknya kok. 

* Selama bersama si kecil, peluk dan ciumlah ia. Ajak bicara, menyanyi, atau
mendengarkan dongeng. Lakukan semua itu dengan penuh perasaan. Tanamkan pada
si kecil, "Ini lo ibumu. Ibu bisa bernyanyi lebih merdu, memeluk lebih
hangat, dan mendongeng lebih seru dibanding si Mbak." 

* Seratus meter sebelum tiba di rumah, lakukan meditasi ringan, buang segala
kekesalan atau problema di kantor. Tanamkan niat, ini adalah waktuku
bersenang-senang dengan buah hatiku. Buang semua permasalahan di kantor.
Niatkan diri untuk bermain dan bersenang-senang bersama si bayi. "Aku harus
ceria, karena aku akan bertemu dengan anakku." Setibanya di rumah, setelah
menyapa si kecil dan bermain sebentar, pamitlah padanya dan sempatkan mandi
agar tubuh segar kembali sehingga Anda lebih siap bercengkerama dengannya. 

MANFAAT PLUS 

Saat bersama si kecil, ibu juga dapat memanfaatkannya untuk mengajarkan
kemandirian. Contoh, bila bersama pengasuhnya, si kecil selalu disuapi dan
dila-yani. Nah, saat bersama ibunya, cobalah meminta si kecil untuk
melakukan sendiri kegiatan makannya. Ini dapat dilakukan bila bayi sudah
berusia 9 bulan ke atas. 

Selain itu, kesempatan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
atau mengubah perilaku salah si kecil yang disebabkan pola asuh kurang tepat
dari si pengasuh. Tanamkan pula kesadaran bahwa bersama ibu, kamu lebih aman
dan lebih senang. Dengan begitu, saat ditinggal untuk berangkat kerja pun,
si kecil menyadari bahwa nanti ibunya akan kem-bali dan bermain bersamanya
lagi. Bayi pun tidak akan merajuk saat ibunya pamit untuk pergi. 

TANGGAPI DONG 

Sebetulnya, kemungkinan bayi menolak "berdekat-dekat" dengan ibunya tak lain
karena tanpa disadari ibu kerap menolak si kecil. Contoh, setiap malam bayi
merengek menyambut ibu yang baru datang. Namun, ibu tidak langsung
menanggapinya dan malah menolak dengan mengalihkan, "Nanti dulu ya Ibu masih
capek nih. Mau mandi dan istirahat dulu. Kamu sama Mbak, ya, baru nanti sama
Ibu." 

Inilah pentingnya mengontrol emosi. Selelah apa pun kita, anak harus
ditangani dan diberi perhatian. Jika ia merengek minta perhatian, tidak
tepat kalau Anda malah memarahinya, mencubit, atau mendiamkannya. Berbagi
tugas mengasuh anak dengan suami juga merupakan cara yang baik untuk menjaga
kestabilan emosi ibu. 

DAMPAK BAYI-ORANGTUA TAK DEKAT 

* Tidak muncul rasa percaya pada orang lain. Akibatnya, si anak kelak punya
sifat penakut dan tidak percaya diri. 

* Kemampuan kognitif dan bahasanya kurang berkembang karena mungkin stimulus
yang diberikan oleh pengasuh tidak maksimal. Orangtua tentunya memiliki
pengetahuan yang lebih luas daripada pengasuhnya.

* Kelak, muncul perilaku tidak aman yang dapat ditunjukkan dengan sikap
pencemas, mengemut jari, mengigit kuku, sulit bersosialisasi, cengeng, atau
agresif. Perilaku ini muncul karena si kecil tidak memperoleh rasa aman dari
ibunya. Atau, bisa jadi si pengasuh lebih banyak menakuti-nakutinya.

Utami Sri Rahayu. Ilustrator: Pugoeh 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke