Beberapa saat yang lalu disalahsatu episode talkshow Om Farhan ditampilkan beberapa mc kuis era TVRI masih tidak punya saingan. Pembaca yang pernah melewati era 80an pastinya kenal dengan sosok mc kuis macam Bob Tutupoly ( Ragam Pesona ), Aom Kusman ( Siapa Dia ), maupun Koes Hendratmo ( Berpacu dalam melodi ). Kalau mc acara Cerdas Cermat atau Cepat Tepat, masih ada yang ingat ? Sedangkan dari generasi 90an, mungkin bisa kita sebut beberapa tokoh populer pembawa acara gameshow, seperti : Nico Siahaan ( Superdeal 2 milyar ), Helmy Yahya ( Kuis Siapa Berani ), Tantowi Yahya ( Who wants to be a millionaire & Deal or no deal ), Farhan ( The Price is right versi Indonesia ), Sonny Tulung ( Famili 100 ), sampai tentunya Jaja Miharja ( Kuis dangdut, dengan jargon populernya sambi mata sebelah ditutup : apaan tuch J ) Tampaknya belakangan ini program kuis tidak banyak diminati, setidaknya untuk jam tayang tergolong prime-time. Boleh dibilang hanya ada 2 saja program yang bertarung : Superdeal 2 milyar vs Deal or no deal. Konsep kuis yang menguji pengetahuan umum atau test fisik justru tampaknya diemohi pemirsa. Maka tak heran, presenter kuis tidak lagi mengajukan pertanyaan semacam : apa judul lagu yang yang dimainkan, dimanakah ibukota negara Swiss, atau siapa diantara ketiga perawat ini yang palsu ? Format kuisnya makin disederhanakan, boleh dibilang peserta kuis hanya sekedar memilih : tirai nomor 1 atau 3, koper nomor 2 atau 7 yang sudah dipilih di awal permainan. Open the case, please Maka ketika penulis melihat kuis Distraction yang disiarkan JakTV, hhmmm jadi kangen nich dengan konsep kuis yang menjajal wawasan pesertanya. Namun yang justru marak belakangan ini di jam tengah malam adalah kuis2 berbasis sms, pemirsa yang tengah begadang diminta mengirimkan sms sebanyak-banyaknya lalu diacak dan yang beruntung nanti akan ditelpon untuk menebak kata yang tersembunyi. Waduh, bukankah ini berbau judi dimana ibaratnya kupon togel beralih media menjadi sms ?
HIMarketing Ngomong2 soal togel, penulis jadi pengen mengulas soal undian produk. Undian bukan togel karena tidak ada duit pribadi yang dipertaruhkan, hanya sekedar membeli produk secara normal, syukur2 berhadiah lumayan. Mungkin karena program menang langsung tanpa diundi versi Nu Green Tea tergolong sukses, ternyata ada produk lain sejenis yang juga terkesan mengekor gaya promosi seperti itu. Sebelumnya program serupa juga bukan hal baru lagi, dari produk kopi instant, krupuk, shampoo, sampai sabun deterjen pun pernah melakukan yang sama. Kebanyakan sich hadiahnya yang ditawarkan mulai dari uang tunai puluhan juta sampai ke kendaraan. Tokh, hadiah undian tak hanya soal materi, belakangan ini unsur pengalaman pun bisa menjadi sebuah gimmick menarik. Bukan cuma disuguhi paket tur wisata ke luar negeri. Beberapa contohnya, pernah lihat iklan tv Timtam dimana sang pemenang didatangi model iklannya Titi Kamal ? Atau tema Kencan impian bareng 5 selebritis yang digagas oleh shampoo Clear ? Dan baru2 ini ada iklan Nokia N76 yang menggelar program berhadiah jalan2 bareng Anggun di Paris. Undian bank biasanya masih mengandalkan mobil kelas mewah sebagai iming2. Tampaknya variasi pemberian hadiah lainnya seperti rumah, beasiswa, asuransi, perhiasan, jalan2 ke benua lain, bahkan cash-money masih tidak klop dalam ekspektasi nasabah. Lalu bagaimana yach dengan respons pemilik tabungan bila disuguhi paket kado sekardus mie ? HIMedia Nch, nyambung lagi, pernah menyimak iklan tv kabel Astro dalam versi kado ? Disitu dikisahkan bahwa tv kabel Astro adalah sebuah hadiah yang membahagiakan bagi yang mendapatkan, meski dalam kenyataannya pemirsa musti berlangganan. Tampaknya konsep kado tersebut mulai diimplementasikan dalam wujud nyata, setidaknya itu yang sempat penulis dalam salahsatu program undian bank Danamon. Ada sekitar ribuan nasabah yang bila beruntung akan mendapatkan akses gratis tontonan Astro selama 6 bulan. Jadi semisalkan program tayangan basic dengan tariff Rp 150.000,-/bulan yang diberikan, tokh hadiahnya dalam bentuk seperti itu tidak sampai 1 juta rupiah untuk tiap nasabah. Anggap saja sebagai biaya promo pengganti slot iklan di televisi. Kolaborasi gaya Astro ini sebenarnya bisa terus dikembangkan, misalnya dengan menggandeng BCA yang baru saja meluncurkan program undian terbaru. Hadiah tv layar datar mungkin tidak terlalu menantang, tetapi bila diberi tambahan hadiah berupa saluran tv kabel untuk rentang masa langganan tertentu tentunya ini suatu nilai tambah, disamping bisa jadi sample bagi pengelola tv kabel mendapatkan pelanggan baru. Indovision pun sebenarnya bisa memanfaatkan integrasi media grup MNC untuk memperluas jangkauan pelanggan tv kabel. Misalnya via kuis menyambut ultah RCTI atau undian bagi daftar pelanggan baru koran Seputar Indonesia, bisa pula bentuk hadiahnya diberikan dalam format gratis langganan tv kabel. Tampaknya masih belum cukup booming kalau hanya dijaring dengan nama2 kanal besar di industri tv kabel ini seperti : HBO, StarWorld, ESPN, CNN, Disney, MTV, etc. Jadi intinya, calon pelanggan potensial diberikan dahulu pengenalan dan pengalaman akan untungnya bila berlangganan tv kabel dibanding nonton tv kategori free to air. Kira2 idemlah dengan gaya promo agen mobil dengan mengadakan acara test-drive atau di kalangan IT men-download software versi trial 1-3 bulan. Juga sambil berharap semoga tariff abodemen bulannya bisa setara harga beli voucher prabayar selular, he he