Bukti Sejarah Bahwa Tidak Ada Paksaan Masuk Islam

Publikasi: 25/07/2005 10:43 WIB

SOALAN:

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Ustadz,
Ada satu pertanyaan yang sampai saat ini masih saya cari jawabannya. Kita tahu, Islam itu agama damai. Hingga tak ada paksaan dalam memeluk Islam. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana dengan peperangan demi peperangan yang terjadi selama kepemimpinan Islam selama beberapa abad lalu? Bagaimana sebenarnya fakta historis tentang ke-Islaman orang-orang yang di negeri yang ditaklukkan umat Islam saat itu? Saya sendiri yakin, tapi tak bisa menjelaskan, lebih-lebih fakta historisnya. Jawaban Ustadz sangat saya tunggu. Jazakallah.

Wassalam,
Imam

JAWAPAN:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du

Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam itu bukan hanya teori, melainkan sejarah menjadi saksi. Dan pemandangan sejarah itu menjadi sangat kontras bila kita bandingkan dengan pemaksaan untuk masuk ke dalam agama di luar Islam, baik kepada pemeluk Islam ataupun sesama pemeluk agama selain Islam. Intimidasi, ancaman, pemaksaan serta pemboikotan karena ingin memaksa pemeluk agama lain masuk ke dalam agamanya, telah menjadi peristiwa lazim dalam sejarah agama manapun, kecuali Islam.

Dr. Said Hawwa dalam kitab fenomenal beliau Al-Islam, telah menuturkan beberap fakta sejarah yang dengan jujur menceritakan betapa umat Islam tidak pernah memaksakan agama kepada pemeluk agama lain. Kalau pun ada gelombang masuk Islam, penyebabnya hanya satu, yaitu hidayah dari Allah SWT.

Dalam sejarah kaum Islam, tidak pernah terjadi pemaksaan untuk mengubah agama dan keyakinan. Lebih-lebih membunuh seseorang atau menghancurkan rumah ibadah. Lihatlah Mesir dan Syam, sampai sekarang orang Kristen tetap hidup aman damai dan tenang. Padahal kedua negeri itu menjadi pusat peradaban Islam. Juga lihat India yang juga pernah menjadi pusat peradaban Islam besar. Kalau mau, bisa saja kaum muslimin menghabisi semua keyakinan selain Islam. Bukankah India dikenal dengan Taj Mahal yang menjadi bukti besarnya peradaban Islam di negeri Hindustan itu? Tetapi, tidak pernah terjadi pemaksaan mengubah agama seseorang. Karena itu hingga hari ini, penduduk India non-muslim jumlahnya masih tetap melebihi kaum Muslimin.

Sekarang coba bandingkan dengan Spanyol (Andalusia). Dahulu di sana ada berjuta-juta kaum muslimin dengan imperium Bani Ummayah 2 selama 500-an tahun. Lalu mereka dijajah oleh penguasa Katolik. Apa yang terjadi? Mereka hanya diberi tiga pilihan, masuk Kristen, diusir pergi dari negeri itu atau dibunuh. Sampai tidak ada seorang Muslim pun tersisa di sana.

Pemaksaaan agama bukan hanya terhadap umat Islam tetapi juga antara sesama aliran dalam sebuah agama.

Di Inggris, jika di antara rakyat ada yang berbeda aliran mazhabnya walaupun sesama pemeluk kristen, akan ditangkap dan diadili. Bila dalam pengadilan dia bertaubat dan pindah aliran, akan diberikan ampunan berupa membunuhnya dengan pedang. Bila tidak bertaubat, maka dia dibakar hidup-hidup.

Patrik Yoshua (656 H) berkata, "Orang Arab (Islam) yang menancapkan kekuasaannya di dunia telah memperlakukan kami dengan adil." Makarios, seorang Patnik Anthokia juga mengatakan, "Semoga Tuhan melestarikan pemerintahan Turki. Mereka hanya mengambil pembayaran pajak. Tetapi tidak mengusik-usik persoalan agama. Malah mereka memelihara orang-orang Nashrani, Yahudi dan Samirah dengan adil."

Dewasa ini, yang disebut sebagai era kebebasan beragama, kita mendapatkan sebaliknya. Kebebasan agama terampas secara keji. Sehingga para pemeluk agama sendiri merasa tidak aman dalam memelihara agama mereka. Apalagi memelihara agama orang lain.

Negara-negara sosialis memaksakan ajaran Marxisme yang atheistik dan melarang penyebaran agama. Sebaliknya di negara-negara kapitalis, pemerkosaan dan pemberangusan kebebasan beragama ini dilakukan kadang dengan terang-terangan dan kadang dengan sembunyi-sembunyi. Operasi pembantaian kaum Muslimin Eriteria dan pembunuhan Malcolm X sebagai bukti kejahatan mereka yang menghantui ke dalam ingatan kita.

Tegasnya, orang tidak akan dapat memelihara agamanya kecuali Islam hadir di tengah-tengahnya. Tanpa Islam tidak akan ada kebebasan beragama.

Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ahmad Sarwat, Lc.


Does your mail provider give you access to messages sent to other POP email accounts, like your work account? Get Yahoo! Mail

///// MEDIA JIM: Memurnikan Tanggapan Umum Melalui Penyebaran Ilmu dan Maklumat
//////////////////////////////////

Nota: Kandungan mel ini tidak menggambarkan pendirian rasmi Pertubuhan
Jamaah Islah Malaysia (JIM) melainkan yang dinyatakan sedemikian.

Berminat menjadi ahli JIM? Sila isi borang keahlian "online" di: http://www.jim.org.my/forms/borang_keahlian.htm

Langganan : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]
Unsub     : Hantar E-mail kosong ke 
            [EMAIL PROTECTED]




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke