----- Original Message ----- From: Mohammad Andri Budiman
Sent: Wednesday, September 26, 2007 10:49 PM
Assalamu'alaikum wr. wb., Untuk kita agar berjaga-jaga. Belakangan memang ada di Indonesia, di pusat maupun daerah, hal-hal seperti di bawah ini. Ini modus operandi untuk kasus Sang Rektor di bawah: penipuan via email atas azas saling percaya. Modus operandi lain: Ada orang, atau sekelompok orang, yang Anda kenal atau tidak kenal, meminta waktu Anda untuk tatap muka. Dia - atau mereka - mengaku hendak memasukkan dana dari luar negeri ke Indonesia, untuk "proyek kemanusiaan" dan alasan-alasan innocent lain. Anda lalu disuruh transfer uang senilai sekian ratus juta atau sekian milyar rupiah, nanti setelah sekian waktu, seminggu-dua atau sebulan, Anda dapat berkali-kali lipat dari luar negeri. Mengumpankan uang kecil, untuk mendapatkan uang gede, sounds familiar? Walaupun orang itu kita kenal baik, atau pun orang itu tidak dikenal dengan baik namun tahu dia persis dimana Anda bekerja, tidur, dll., meminta memakai notaris mana pun yang kita suka, dan menjanjikan adanya dana kolateral apabila ada apa-apa dan ia bisa membuktikan bahwa dana kolateral itu ada, saya kira lebih bijak untuk mengambil sikap tidak percaya. Apalagi kalau dia tidak berhubungan langsung dengan pihak LN itu, cuma modal dengar-dengar dari kawan dan hantu-belau lainnya yang konon sudah jadi jutawan kuadrat dengan cara beginian. :-) Dan, kalaupun itu benar, dan kita bertambah kaya sekian ratus juta atau milyar rupiah, tidakkah terpikir bahwa uang itu boleh jadi milik koruptor yang melakukan aksi money laundering? :-) Logic is needed: Dikasih uang tanpa keringat, hari gini? :-P Be alarmed, not paranoid. :-) CMIIW. Allahu a'lam. Wassalamu'alaikum wr. wb., Andri Sumber: http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/26/time/162802/idnews/834770/idkanal/10 ---article begins--- Dikirimi Email, Rektor di Jakarta Tertipu Rp 1,8 Miliar Nala Edwin - detikcom Jakarta - Sebuah email diterima seorang rektor universitas swasta di Jakarta. Email berisi penugasan warga Nigeria Prince Shanka Moye membawa barang berharga senilai US$ 25 juta ke Indonesia. Sang rektor masuk perangkap. Jerih payah kerja 40 tahun pun raib. Penipuan ini bermula saat rektor mendapat email dari Bank of Afrika pada 3 September 2007. Email itu berisi menugaskan warga Nigeria Prince Shanka Moye membawa barang berharga senilai US$ 25 juta. Barang berharga itu milik pengusaha Jerman yang mengalami kecelakaan. Pesawatnya jatuh di Prancis. Namun ada syarat untuk mendapatkan barang berharga itu. Rektor diminta menyetor uang Rp 1,8 miliar guna biaya administrasinya. Tipu muslihat Moye memang lihai. Untuk menjerat sang korban, Moye menguasai secara detil pekerjaan sang rektor. "Dia tahu betul pekerjaan saya. Dia tahu saya pernah kerja di PBB dan membantu proyek kemanusiaan. Makanya saya tertarik dan percaya," kata rektor yang minta agar nama dan universitasnya dirahasiakan ini di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (26/9/2007). Setelah masuk perangkap, rektor itu pun bak menjadi ATM Moye. Jutaan uang pun ditrasfer ke rekening Moye. Rektor diperintahkan mentransfer uang Rp 56,7 juta ke BCA Cabang Mandala pada 6 September 2007. Pada hari yang sama, rektor juga bertemu dengan Moye dan dimintai uang Rp 350 juta. Pertemuan tersebut berlanjut, rektor dan Moye bertemu kembali pada 7 September di Hotel Mulia, Senayan Jakarta. "Sudah menjual 2 rumah dan hasil kerja 40 tahun musnah. Saya terlalu menggebu-gebu mendapatkan barang itu. Saya ingin membangun kampus yang membutuhkan dana besar," ujar rektor lirih. Uang Rp 1,8 miliar selesai ditransfer, namun barang berharga tidak kunjung di tangan. Sang rektor akhirnya melaporkan modus penipuan ini ke Polda Metro Jaya. Rektor yang dibantu kepolisian mengatur siasat meringkus Moye. Keduanya sepakat bertemu di parkiran Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta pada 11 September. Nah... saat akan menyerahkan uang Rp 100 juta, Moye pun ditangkap. Kini, Moye mendekam di Resmob Polda Metro Jaya. "Uangnya kini belum kembali," cetus rektor. ---article ends--- ------------------------------------------------------------------ - Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 - - Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com - Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram. (HR. Muslim) dan di dalam hadits yang lain beliau juga bersabda, Puasa Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu. (HR. Muslim).