Assalamualaikum,
Email dari Pak Wardi Bintang ini melalui japri sengaja saya kirim ke Milis 
Jamaah, mohon maaf Pak wardi sebelumnya, namun topiknya saya kira masih 
tollerable untuk dikirim ke milis jamaah. 

Prihatin juga dengan upaya misionaris kristen yang sangat berani menyebarkan 
agamanya di negeri yang mayoritas Islam ini dengan tanpa takut atau khawatir 
sama sekali. Bebas sebebas-bebasnya. Nampaknya targa 50%-50% yang pernah 
dinyatakan oleh Gereja roma pada awal tahun 80-an masih menjadi agenda mereka. 
Maka sudah waktunya kaum muslimin menggunakan segenap potensinya untuk bergerak 
menguatkan iman dirinya, keluarganya dan umat muslim lainnya. 

Tidak ada salahnya kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Sepanjang niat kita 
lurus, semata-mata mencari ridho Alloh SWT, ingsyaAlloh kita akan saling 
menguatkan satu dengan lainnya, saling nasehat menasehati dan saling 
mengingatkan.
 
Selasa kemarin (9/12) datang jamaah dari luar negeri (4 orang dari Mauritius 
Afrika, 2 orang dari Malaysia) yang silaturahmi ke Mushollah Al Muhajirin BDB 
I. Hari ini, Kamis-Jum'at (11-12 Des 08), IngsyaAlloh jamaah tersebut i'tikaf 
di Masjid Ar-Rohman BDB II (RW 17). IngsyaAlloh Bapak-Bapak yang ada waktu
boleh mengunjungi dan berjumpa dengan jamaah tersebut. Salah satu bagian 
ceramahnya dalam kesempatan tersebut yang saya ingat antara lain sbb:

"Setiap muslim yang telah dikenalkan oleh Alloh SWT dengan agama yang haq yaitu 
Islam adalah pembawa pelita. Karena agama ini adalah nur (cahaya). Maka  
apabila seorang muslim yang amalkan sunnah nabi kemudian dia bergerak dari satu 
tempat ke tempat lain maka tanpa bicara-pun dia sedang membawa penerangan di 
jalan-jalan, lorong-lorong maupun mana-mana tempat yang dia kunjungi. Tanpa 
bicara pun. Jika ia bertemu dan bersilaturahmi dengan saudara muslim lainnya 
maka dia sedang menyalakan pelita-pelita yang tadinya hampir padam atau 
memperbesar nyala pelita yang sebelumnya telah terang. Jika ia berjumpa dengan 
orang non muslim, maka hati-hati orang non muslim tersebut akan tersentuh dan 
tergetar melihat sunnah nabi yang diamalkan. 

Salah satu bagian ceramah tersebut bercerita mengenai pengalaman menarik jamaah 
tersebut ketika sebagian dari mereka sedang  khuruj fi sabilillah di Korea 
Selatan. Mereka bertemu dengan orang Korsel non muslim dan berbicara tentang 
kedamaian hati. Orang Korsel tersebut bercerita panjang lebar mengenai 
kehidupannya dan merasa bingung karena hartanya banyak, bisnisnya lancar, 
istrinya cantik, anaknya lucu-lucu namun hatinya tidak pernah tenteram. 

Maka jamaah tersebut sampaikan kepadanya bahwa dia tidak bahagia, tidak tentram 
dan tidak tenang karena dia tidak punya kunci kebahagiaan. Orang Korsel tsb 
bertanya apa kunci kebahagiaan yang dimaksud dan berapa harga yang harus 
dibayar. Maka jamah tersebut menjawab kunci kebahagiaan adalah dengan 
mengucapkan laa ilaha illallohu dan tidak ada uang yang harus dibayar, gratis. 

Orang Korsel tersebut bingung, tanpa biaya, hanya dengan mengucapkan kalimat 
laa ilaha illallohu. Jamaah menjawab ya, hanya dengan mengucapkan kalimat itu. 
Maka orang Korsel tersebut mengucapkan kalimat itu beberapa kali kemudian dia 
merasa ada desiran-desiran perasaan berbeda di dadanya. Kemudian dia bertanya 
pada jamaah apakah boleh kalimat tersebut diucapkan lagi sambil pulang ke 
rumah. Maka jamaah menjawab ucapkan terus sebanyak yang kamu mau. 

Maka keesokan harinya orang korsel tersebut menemui jamaah dan menyatakan bahwa 
dia baru mendapatkan ketenangan yang benar-benar membenam ke dalam dada. 
Menurutnya, inilah hari yang tidak pernah ia dapatkan puluhan tahun dalam 
hidupnya. Inilah hari ia melelehkan air mata tanpa sadar. Selama ini ia mengira 
bahwa ketawanya, terbahak-bahaknya adalah wujud kebahagiaannya. Namun ia telah 
salah, ternyata tidak demikian, justru bulir-bulir air mata yang sudah puluhan 
tahun tidak pernah membasahi air matanya itulah justru kebahagian, ketenangan 
yang sebenarnya. Maka orang korsel tersebut kemudian mengucapkan kalimah 
syahadat. Dia kemudian mengikuti jamaah tersebut berpindah dari satu masjid ke 
masjid lainnya sambil belajar wudlu, sholat, baca qur'an, dzikir dan 
amalan-amalan lainnya."

Semoga bermanfaat,
Wasslam

 

M.Khoerur Roziqin
Recommended blog: 
www.usahadakwa.com
www.imanyakin.wordpress.com
www.aldjo.wordpress.com
www.hidayahku.com
www.mualaf.com.
www.Fakta.cjb.net 





________________________________
From: Wardi Bintang <[EMAIL PROTECTED]>
To: Agus Rasidi <[EMAIL PROTECTED]>; [EMAIL PROTECTED]; Diran <[EMAIL 
PROTECTED]>; M.K. Roziqin <[EMAIL PROTECTED]>; lana sularto <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, December 11, 2008 9:49:10 AM
Subject: Fw: Kristenisasi berkedok acara sosial, jangan terulang ditempat  lain



----- Forwarded by Fandy

Jejak Kotor, Siapa Di Balik Yayasan Mahanaim
Oleh : Fakta 02 Dec, 08 - 8:00 pm




Kristenisasi Berkedok Sosial!


Secara bahasa, Mahanaim yang bermakna tentara-tentara Tuhan ini memiliki 10
rumah singgah di Kota Bekasi. Saat ini sudah memiliki gedung sendiri untuk
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah
Atas (SMA).

Yayasan Mahanaim yang berada di Kota Bekasi berdiri pada tangal 1 November
2000. Hampir setahun kemudian, 3 Maret 2000, yayasan ini disahkan oleh
Pengadilan Negeri Bekasi dengan mengantongi akta notaris No 06/Y/2000.
Yayasan ini mengklaim bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan tenaga
kerja. Sejak awal berdiri, Yayasan Mahanaim mengklaim telah berperan serta
mendukung program pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dan
mengentaskan kemiskinan tanpa membedakan latar belakang keturunan, suku,
agama, dan ras apa pun. ( full graphic )

Sampai Desember 2005, pelayanan Yayasan Mahanaim telah menjangkau dan
memberkati hati 70 ribu orang , meliputi anak-anak, remaja, dan orang
dewasa (sebagian besar ibu-ibu).

Yayasan Mahanaim juga mempunyai kegiatan mengunjungi desa-desa terpencil di
Bekasi, disertai membagikan Injil secara cuma-cuma kepada masyarakat,
khususnya kepada keluarga Muslim. Meskipun kegiatan yayasan ini bersifat
lokal di Bekasi, namun Mahanaim memiliki jaringan dengan lembaga doa
nasional. Kegiatan yayasan ini awalnya tertutup, tetapi sekarang sudah
berani terang-terangan dengan dalih berkedok sosial.




Kegiatan Sosial yang berisi KKR berujung Pemurtadan



Kegiatan Sosial yang berisi KKR berujung Pemurtadan


Yayasan Mahanaim yang beralamat di Perum Surya Permata Indah D2/2, Jl Raya
Siliwangi, Narogong, Bekasi atau dengan alamat surat PO BOX 155 Bekasi,
17015 Indonesia ini, jelas-jelas yayasan bergerak di bidang misionaris
Kristen. Mengingat yayasan ini telah memproduksi 2.100 khotbah dan
lagu-lagu rohani Kristiani dalam bentuk CD. Termasuk berbagai kesaksian,
event-event gereja, dan fellowship. Yayasan Mahanaim juga merupakan yayasan
yang berperan dalam mencarikan lokasi gereja di berbagai tempat. Yayasan
ini pula yang menangani anak-anak jalanan dan para pemulung di Indonesia
untuk dimurtadkan.

Ihwal B3, ada bantahan dari pihak Mahanaim, bahwa B3 merupakan murni
kegiatan sosial. Bahkan pernikahan massal juga mengakomodasikan semua
agama. Yayasan Mahanaim, klaimnya merupakan yayasan sosial yang tidak
berlandaskan agama tanpa ada pembatasan jumlah orang dan bebas biaya apa
pun.

Statemen itu bohong besar, karena jelas-jelas Yayasan Mahanaim berdasarkan
ajaran Kristen. Setiap situs-situs Mahanaim di internet itu bernilai
Kristiani,? ujar Ketua FUI Jati Sampurna Divisi Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
Muhammad Tamim Pardede alias Abu Ghazi yang didampingi oleh Ketua Majelis
Perjuangan Islam Masyarakat Muslim Jati Sampurna, Cecep M. Hudzaifah.


Usut punya usut, B3 yang diadakan oleh Yayasan Mahanaim pimpinan Samuel
Christianto, ternyata orang yang pernah diduga terlibat korupsi uang 100
Miliar, Dana Badan Pengelola Tabungan Wajib Perumahan Prajurit (BP-TWPP)
tahun 2007 lalu. Berita yang dilansir Departemen Pertahanan RI itu, Samuel
pernah mengadakan perjanjian dengan beberapa petinggi AD, bahwa dia sanggup
mendapatkan bantuan dalam jumlah besar. (baca : Dana Pendamping BPTWP TNI
AD Dicarikan tanpa Perintah Aspers dan Kasad )

Yayasan Mahanaim mengajak TNI AD bekerja sama dengan tujuan mendapatkan
bantuan dana dari LN dengan alasan digunakan untuk kegiatan sosial dan
kemanusiaan. Yang terjadi Samuel malah mengemplang alias korup dari dana
BP-TWPP sebesar 100 Miliar. Akibatnya, perumahan AD itu tidak terwujud
pengadaannya.

Jadi ada keterkaitan antara Samuel sebagai Ketua Yayasan Mahanaim dengan
Kristenisasi, salah satunya melalui kegiatan B3. Perlu diketahui, sejak
awal 2007, yayasan ini membuat acara serupa bertajuk Galileo. Yang jelas,
B3 itu bukan untuk menyejahterakan warga Bekasi, tapi Kristenisasi alias
pemurtadan terhadap keluarga Muslim Bekasi. Jika Mahanaim tidak dibubarkan,
biarkan umat Islam yang membubarkan,? ungkap Tamim. (Sabili.co.id / Radio
Dakta)


Dari kiri: Kepala Badan Pengelola Tabungan Wajib Perumahan (BPTWP) TNI AD,
Kolonel Ngadimin D.S., pemilik Yayasan Mahanaim, Samuel Kristianto, dan
seorang pengusaha Dedi Budiman Garna mendengarkan pembacaan dakwaan jaksa
penuntut umum dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Senin, 15 Januari 2007. Ketiganya terancam hukuman 20 tahun penjara terkait
kasus korupsi di BPTWP TNI AD. [sumber : TempoPhoto]



             Kegiatan Sosial yang berisi "Pembaptisan massal"

Kristenisasi Berkedok Sosial!



Kegiatan Sosial yang berisi KKR berujung Pemurtadan



Kristenisasi Berkedok Sosial!


Untuk ke sekian kalinya, umat Islam di Kota Bekasi kecolongan dengan
kegiatan pemurtadan massal (Kristenisasi) yang dilakukan oleh Yayasan
Mahanaim dengan program yang mereka namakan “Bekasi Berbagi Bahagia” (B3).
Anehnya, Walikota Bekasi malah memberi izin pemurtadan berkedok kegiatan
sosial tersebut. Ahad lalu (23/11) di Mustika Jaya, Bekasi, seorang nenek
tampak senang menerima hadiah dari Yayasan Mahanaim. Saat menerima hadiah,
nenek itu tidak sadar bahwa dirinya sedang dibaptis. Terlebih saat panitia
dari yayasan itu mengeluarkan kata-kata dari mulutnya: “Semoga tuhan
(Yesus) memberkati”
Begitu pula anak-anak kecil yang bersukacita saat mendapat bingkisan mainan
“barisan berbentuk salib”, usai memenangkan lomba. Bahkan anak lain ada
yang menerima hadiah kalung bersalib. Keceriaan itu masih berlanjut, saat
keluarga muslim lainnya begitu antusias mengikuti lomba joget berpasangan
tiga-tiga seraya menyanyikan lagu yang syairnya mengarah pendoktrinan
kristenisasi. Yel-yel doktrinasi itu bukan hanya diucapkan orang dewasa,
melainkan juga anak-anak.

Kegiatan serupa ternyata bukan hanya terjadi di Mustika Jaya, tapi juga di
lapangan Taman Permata Cikunir-Jati Bening, Lapangan Galaksi-Jati Asih,
Lapangan Perumahan Wahana Pondok Gede-Jati Sampurna, dan di setiap lapangan
terbuka lainnya yang ada di Bekasi. Di lapangan terbuka itulah, sebuah
panggung besar dipancangkan. Disinilah “aksi jahat” pembaptisan secara
massal itu dilangsungkan hingga tengah malam.

Bekasi Berbagi Bahagia (B3). Ya, itulah tajuk yang disodorkan Yayasan
Mahanaim untuk menipu keluarga muslim dengan dalih kegiatan sosial. Sabili
pun menyusuri spanduk yang terpampang di jalan-jalan protokol di Kota
Bekasi dan sekitarnya. Spanduk itu memang dimaksudkan sebagai publikasi
sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bekasi.

Spanduk-spanduk bertuliskan B3 itu pun langsung dilucuti oleh Forum Umat
Islam (FUI) Jati Sampurna, Majelis Perjuangan Islam Masyarakat Muslim dan
Front Anti Pemurtadan masyarakat Bekasi. (Sabili.co.id)

                      Acara B3 "Bekasi Berbagi Kasih



               Pembaptisan "Tersamar" Berkedok Permainan Air




                Bukti Bukti acara B3 "Bekasi Berbagi Kasih
                                  x.jpg>


                          Acara Indonesia Bangkit







Legal disclaimer
-------------------------
This email may contain confidential and/or legally privileged information. 
If you are not the intended recipient (or have received this email by error), 
please notify the sender immediately and delete this email. 
Any unauthorized copying, disclosure, or distribution of the material in this 
email is strictly forbidden.



      

Kirim email ke