-----Original Message-----
From: o...@googlegroups.com [mailto:o...@googlegroups.com] On Behalf Of
Newsletter Oase

http://www.oaseislam.com/modules.php?name=News&file=article&sid=95

Oase: Wara'nya seorang ibu

Sabili No.26 Th.IX 

Seorang ibu datang kepada Imam Ahmad bin Hambal untuk meminta fatwa
mengenai pengalaman yang baru saja dialaminya. Dengan wajah bimbang, ia
bertanya,

"Wahai pelita umat Islam, sesungguhnya saya ini perempuan tak punya.
Saking melaratnya, sampai lampu untuk menerangi rumah pun kami tak
punya. Karena pada siang hari saya harus mengurus pekerjaan rumah, maka
saya mencari makan untuk kami sekeluarga pada malam hari.

Yang dapat saya lakukan untuk menopang kami sekeluarga adalah dengan
merajut benang. Rajutan benang itu yang akan saya jual ke pasar. Untuk
melakukan pekerjaan itu, biasanya saya menunggu bulan purnama, karena
cahayanya cukup untuk menerangi kegiatan merajut benang," ungkapnya
kepada Imam Ahmad bin Hambal.

"Akan tetapi suatu ketika, lewatlah serombongan kafilah di depan rumah
saya pada malam buta dengan membawa lampu yang sangat banyak. Maka,
tidak saya sia-siakan kesempatan itu. Selagi mereka berdiri di tepi
jalan pada saat lewatnya iring-iringan mereka, kesempatan itu saya
gunakan untuk memintal beberapa lembar kapas," lanjut perempuan itu
tertunduk.

"Adapun yang saya tanyakan adalah: apakah uang hasil penjualan benang
yang saya pintal dalam cahaya lampu milik iring-iringan kafilah itu
halal bagi saya?"

Dengan seksama Imam Ahmad bin Hambal mendengarkan perkataan Sang Ibu
tadi. Setelah sebuah pertanyaan dilontarkan si Ibu muslimah itu, dalam
kekaguman yang tidak dapat disembunyikan, Imam Ahmad balik bertanya,
"Siapakah Anda, yang menaruh perhatian terhadap perkara agama sedemikian
besarnya di zaman ini, pada saat masyarakat Islam telah dikuasai oleh
kelalaian dan kekikiran terhadap harta?"

"Saya adalah saudara perempuan Basyar Al Hafi Rahimahullah," jawab si
ibu, masih dengan kerendahan hatinya.

Mendengar jawaban itu, spontan Imam Ahmad menangis tersedu-sedu. Itu tak
lain karena yang baru saja disebut oleh si ibu tadi adalah nama seorang
gubernur yang saleh dan mutashawwir yang lurus hati. Beberapa saat
kemudian Imam Ahmad terdiam dan belum dapat menjawab pertanyaan
perempuan di hadapannya itu. Ia sibuk berdoa memohonkan rahmat atas
gubernur yang shalih dan terus memujinya.

Beberapa saat kemudian, barulah beliau berkata, "Sesungguhnya kain
penutup wajah yang anda kenakan adalah lebih baik daripada sorban-sorban
yang kami pakai. Sesungguhnya kami ini tak patut jika dibandingkan
dengan orang-orang tua yang telah mendahului kita, ya Sayyidati.
Sedangkan anda, ya Sayyidati, perempuan yang demikian luhur takwanya dan
rasa takutnya kepada Allah SWT. Tentang pertanyaan yang anda ajukan,
sebenarnya, tanpa ijin rombongan kafilah itu, tidak halallah bagi anda
uang hasil penjualan benang tersebut." 




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Untuk berlangganan Newsletter Oase silakan klik link berikut:
http://www.oaseislam.com/modules.php?name=Oase_Subscribe
Untuk berhenti berlangganan Newsletter Oase silakan kirim email kosong
ke oase-unsubscr...@googlegroups.com
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke