SEPUTAR KEMATIAN YESUS (1)

"MENJELANG minggu Paskah dimana kita merayakan penangkapan,  penyaliban,
kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus, setiap tahun ada saja isu-isu
yang memberikan alternatif atas berita Alkitb yang dipercayai oleh umat
kristen di seluruh dunia terutama pada dua dasawarsa terakhir ini. Mulai
minggu ini YABINA akan menyajikan serial artikel seputar kematian Yesus yang
diakhiri dengan puncak Paskah yaitu Kebangkitan Yesus."

Ada berbagai pertanyaan di sekitar kematian Yesus, seperti "Apakah Ia
disalibkan atau tidak?, Apakah Ia mati disalibkan atau karena usia tua?,
Apakah sesudah disalibkan itu Ia mati, mati suri, atau hanya pingsan?" atau
"kalau tidak disalibkan atau tidak mati setelah disalibkan, apa yang
dilakukan-Nya kemudian?". 

Berbagai pertanyaan yang kemudian memunculkan berbagai versi itu memang
menggugat Yesus yang diberitakan dalam Injil Kanonik, yaitu bahwa Yesus
diberitakan dihukum mati, lalu disalibkan dan mati, dan pada hari ketiga
bangkit dari antara orang mati.

Tetapi, berbeda dengan umumnya versi non-Injil Kanonik, Alquran menyebutkan
bahwa Yesus tidak mati disalibkan, tetapi tempatnya digantikan oleh orang
lain yang diserupakan dengan Yesus.

"Dan karena perkataan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih,
'Isa anak Maryam, seorang rasul Allah.' Padahal bukanlah mereka membunuhnya
dan bukan pula menyalibnya, melainkan orang yang serupa dengan dia.
Sesungguhnya orang-orang yang bersalah-salahan tentang Isa itu dalam
keraguan, bukanlah dengan pengetahuan, melainkan menurut dugaan saja; dan
tidaklah mereka itu membunuh Isa dengan yakin." (Mahmud Yunus, Tafsir Quran
Karim, QS 4:157.)

Pandangan Yesus yang tidak disalibkan juga terdapat dalam injil Barnabas,
karya penganut Katolik yang masuk Islam dan ditulis pada abad pertengahan
(abad XIII/XIV). Dalam injil itu disebutkan bahwa tempat Yesus bukan
digantikan oleh orang yang serupa dengan Yesus, melainkan oleh Yudas
Iskariot, murid Yesus yang mengkhianati-Nya.

"Lalu oleh mereka diletakkannyalah Mahkota duri itu di atas kepala Yudas.
... Dan bersama ia telah dijatuhi pula hukuman mati disalib atas dua orang
pencuri." (Husein Abubakar & Abubakar Basjmeleh, CV Pelita Bandung, 1970,
Indjil Barnabas 217:72, 78, terjemahan  dari Bahasa Arab)

Holger Kersten, dalam bukunya, Jesus Lived in India, menyebutkan bahwa Yesus
mati dan dikuburkan di India. Kersten mengutip hal itu dari buku The Book of
Balaubar and Budasaf, yang menyebutkan kematian Yus Asaf, yang disebut Issa,
sebagai berikut:

"Dan ia mencapai Kashmir, yang merupakan daerah terjauh yang ia layani, dan
di sana hidupnya berakhir. ... Kuburan Nabi Yus Asaf ada di tengah daerah
yang sekarang merupakan kota tua Srinagar, di Anzimar di daerah Khanjar."
(Holger Kersten, Jesus Lived in India, His Unknown Life Before and After the
Crucifixion, hlm. 218-219 (terjemahan Indonesia, 2002))

Cerita paling terkenal mengenai Yesus yang pergi ke India dimunculkan oleh
seorang wartawan perang Rusia bernama Nicolas Notovitch. Notovitch menulis,

"Dari Muree Issa Almasih masuk ke Kashmir. Ia melalui Aish Muqam yang
terletak kira-kira 70 km dari Srinagar. Nama "Aish" itu berasal dari nama
"Issa". Akhirnya ia tiba di Srinagar, di mana ia tinggal dan kemudian
meninggal dan berkubur." (Syafi R. Batuah, Nabi Isa: Dari Palestina ke
Kashmir (Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1991), hlm. 30)

Dalam bukunya, Masih Hindustan Men (Almasih di India), Hadhrat Mirza Ghulam
Ahmad (yang dianggap nabi terakhir dan pendiri Ahmadiyah) menyebutkan,

"Nabi Isa a.s. tidak meninggal di atas salib dan hanya pingsan. Setelah
siuman kembali, beliau meninggalkan Palestina dan menuju daerah-daerah
sebelah timur untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau kepada suku-suku
Israel yang hilang. Akhirnya beliau meninggal di sana dalam umur 120 tahun."
(Ibid., hlm. 1. Ahmadiyah percaya bahwa Yesus disalib, tapi Ia tidak mati)

Aliran Ahmadiyah sendiri mempunyai teori lain mengenai jasad Yesus setelah
kematian-Nya. Menurut sumber lain yang dipercayai oleh mereka, yaitu
Aqaqaiat-i-Kashmir, disebutkan, 

"Kemudian setelah menjelajahi banyak tempat, Yus Asaf tiba pada daerah yang
bernama Kashmir. Ia menjalani seluruh daerah itu dan tinggal di situ dan
menghabiskan sisa umurnya di sana, sampai kematiannya mendatanginya, dan ia
meninggalkan badan dunia ini dan diangkat ke Cahaya." (Ibid., hlm. 32)

Arkeolog India, F.H. Hasnain, mengaminkan buku Notovitch itu. Ia berteori
bahwa Yesus tidak mati disalib dan di akhir hidup-Nya, Yesus kembali lagi ke
India dan meninggal di Srinagar, Kashmir, pada umur yang cukup lanjut, yaitu
115 tahun.

"Yesus tidak wafat karena penderitaan dan penyaliban sebab ia mendapat
perawatan. Ia melarikan diri karena menjadi buruan orang Romawi, melalui
Persia menuju Kashmir untuk bergabung kepada suku-suku Yahudi yang
diasingkan oleh Babylon dan Assyria. Di tempat itu Yesus mencapai umur 115
tahun." (Lihat tulisan "Apakah Mungkin Benar, Yesus Wafat di India?",
majalah Selecta, Juli 1973. Lihat juga Bab mengenai "Yesus Dikubur di
Kashmir?)

Lebih lanjut, Hasnain berteori bahwa di antara sisa keluarga bangsa Yahudi
yang terasing itu ada yang bernama Basharat Saleem, yang mengaku keturunan
dari Yus Asaf -yang dipercayai sebagai Yesus dari Palestina dan yang
kuburannya masih bisa ditemukan di Srinagar, Kashmir, sampai sekarang.
Kuburan Maryam juga disebutkan ada di atas bukit di Kota Murree, Pakistan
Utara. (Lihat foto-foto dalam buku Batuah, hlm. 32, 33, dan 31)

Sumber yang sama, yang digunakan Ahmadiyah dan Hasnain mengenai "Isa Masih"
dan fakta bahwa keduanya menyetujui buku Notovitch yang bohong, menunjukkan
adanya pengaruh teologi Islam dan alasan yang direkayasa untuk menunjukkan
suatu ketidaksetujuan terhadap data Injil Kanonik. 

      Versi lain menyebutkan bahwa Yesus pada masa tuanya pergi ke India,
Burma, Cina, dan kemudian ke Jepang. Ia akhirnya mati dan dikuburkan di
Jepang Utara, yaitu tepatnya di Desa Shingo (Herai). Dalam milis yang
memopulerkan hal itu, disebutkan,

"Pada tahun 1935 Kiyomaro Takeuchi menemukan dokumen tua berumur 1900 tahun
tersimpan di Ibaraki, Jepang, yang memuat bukti bahwa Yesus (Yoshua) lahir
di Betlehem oleh anak dara Maria dikubur di Desa Herai di distrik Aomori,
Jepang. Dokumen itu juga memuat wasiat Yesus yang minta dikuburkan di
sebelah saudaranya. Dokumen itu begitu autentik dan baru, dan bisa meledak
waktu itu sehingga pemerintah Jepang melarang beredarnya dokumen itu dan
menyimpannya di tempat terkunci di salah satu museum di Tokyo". (Lihat "Tomb
of Jesus in Shingo Village (Herai) in Japan" pada situs
<http://www.thiaoouba.com/tomb.htm> http://www.thiaoouba.com/tomb.htm)

Pada waktu Perang Dunia II museum itu termasuk gedungnya terkena bom dan
hancur dengan segala isinya termasuk naskah tersebut. Namun, sebelum
diserahkan kepada pemerintah, Takeuchi telah lebih dahulu menyalin dokumen
itu dan menyimpannya, yang menurut tradisi disimpan di Herai (nama Herai
tidak berasal dari bahasa Jepang, tetapi mirip dengan Hebrew/Hebraic). 

Rahasia tradisi di Jepang Utara itu oleh Michel Desmarquet dituliskan dalam
bahasa Inggeris dalam bukunya berjudul Thiaoouba Prophecy (Kata theiaoouba
bunyinya sama dengan tyehova, yang menunjuk kepada nama Yahweh dalam bahasa
Ibrani) yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Menurut buku
itu, dari dokumen itu ditemukan berita yang berbunyi,

"Yesus (Joshua) dilahirkan oleh seorang dara bernama Maria di Betlehem,
setelah malaikat dari Thiaoouba (tyehova) menanamkan embrio, melarikan diri
ke Mesir menghindari pembunuhan 2.606 bayi. Setelah mengagumkan para ahli
torat pada umur dua belas tahun, ia meninggalkan orang tuanya pada umur
empat belas tahun untuk berkelana bersama adiknya yang berumur dua belas
tahun, Ourki, ke Burma, India dan Cina. Kemudian ia mendarat di Jepang pada
umur lima puluh tahun. Ia menikah di sana, dan memiliki tiga anak perempuan.
Akhirnya ia meninggal di Herai setelah tinggal selama 45 tahun di mana ia
dihormati dan dicintai semua orang."

Bersambung ke artikel: Seputar Kematian Yesus (2) 

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org)

 

Kirim email ke