From: "KISAH" <ki...@sabda.org> 

Edisi 202/November 2010 -- Pencobaan Api 

PENGANTAR

Shalom,
Rasanya tidaklah salah jika dikatakan bahwa kalangan umat Kristen zaman 
kekaisaran Romawi dulu identik dengan para martir -- orang-orang yang rela 
menderita bahkan mati karena mempertahankan iman kepada Kristus. Bagaimana 
tidak? 
Dari tahun 54-323, terdapat 10 kaisar Romawi yang menganiaya orang Kristen, 
mulai dari Kaisar Nero sampai Diokletianus. 
Pada saat itu, agama Kristen dicap sebagai sekte agama yang tidak sah dalam 
kekaisaran Romawi. Orang-orang Romawi sendiri lebih percaya bahwa roh kaisar 
adalah ilahi adanya.
Akibatnya tragis, beribu-ribu orang Kristen mati sebagai martir.
Tetapi justru lewat kondisi yang mengenaskan dan kelihatannya tidak 
berpengharapan ini "darah para martir Kristen menjadi pupuk yang kelak 
menyuburkan pertumbuhan kekristenan di Romawi", demikian seorang penulis 
Kristen pernah berkata.

Kesaksian pada edisi KISAH kali ini merupakan sebuah artikel perihal 
kepahlawanan iman umat Kristen zaman Romawi dulu. Kiranya artikel ini dapat 
lebih menginspirasi kita bersama untuk makin berdedikasi kepada Kristus. 
Selamat menikmati! Tuhan memberkati!

Redaksi tamu KISAH,
Wilfrid Johansen
http://kekal.sabda.org
http://fb.sabda.org/kisah
__________________________________________________________
KESAKSIAN

PENCOBAAN API
Sekitar tahun 237, Kaisar Maximinus mengirimkan para tentaranya untuk menutup 
semua tempat atau gereja yang digunakan orang-orang Kristen untuk berkumpul 
memuji Juru Selamat mereka. Ia memerintahkan agar kayu-kayu ditempatkan 
mengelilingi tempat-tempat tersebut dan api dinyalakan untuk membakar semua 
orang Kristen yang berada di dalamnya.

Sebelum api dinyalakan, diserukan bahwa barangsiapa yang mau keluar dan 
memberikan korban bagi dewa Jupiter dapat selamat dan juga akan diberi hadiah 
oleh Kaisar. Namun orang-orang Kristen tersebut menjawab bahwa mereka sama 
sekali tidak mengenal Jupiter, tetapi bahwa Kristuslah Tuhan dan Elohim mereka. 
Mereka menyatakan akan menghormati nama-Nya dan hidup maupun mati dengan tetap 
berseru kepada-Nya.

Di antara ribuan orang Kristen, tidak ditemukan seorang pun yang berkeinginan 
keluar dan menyangkal Kristus untuk menyelamatkan nyawanya. Semua orang Kristen 
tersebut memilih tetap tinggal bersama dalam satu tekad bulat: memuji Tuhan dan 
menaikkan nyanyian bagi Yesus Kristus sampai asap dan kobaran api menghentikan 
mereka.

Origenes, seorang guru dalam gereja pada masa itu menulis sebuah buku mengenai 
kerajaan martir. Ia menulis bahwa para penyembah berhala memiliki kebencian 
kepada orang Kristen dan berharap badai dan bencana menimpa mereka karena 
menghina dewa berhala mereka. Hari ini saat orang Kristen dicela dan dituduh 
tanpa alasan oleh media massa dan masyarakat, Alkitab mengatakan bahwa kita 
harus bersukacita (Matius 5:11-12).
-------------------------------------------------
KS-ILT
Mat 5:11 Berbahagialah kamu bilamana karena Aku mereka mencela kamu dan 
menganiaya bahkan mengatakan setiap perkataan yang jahat terhadap kamu dengan 
berdusta,
5:12 bersukacitalah dan bergembiralah karena pahalamu besar di surga, sebab 
demikianlah mereka telah menganiaya para nabi sebelum kamu."

KJV
Mat 5:11 Blessed are ye, when men shall revile you, and persecute you, and 
shall say all manner of evil against you falsely, for my sake. 
Mat 5:12 Rejoice, and be exceeding glad: for great is your reward in heaven: 
for so persecuted they the prophets which were before you. 

Bagaimana dengan Anda?

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Batu-Batu Tersembunyi Dalam Pondasi Kita
Judul buku asli: The Hidden Stones in Our Foundation
Penulis: Tim The Voice of the Martyrs
Penerjemah: Ivan Haryanto
Penerbit: Kasih Dalam Perbuatan, 2005
Halaman: 23 -- 24
__________________________________________________________

Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman 
dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab 
kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap 
sifatnya. (Ibrani 10:34) < http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+10:34 >
---------------------------------------------------
KS-ILT
Ibr 10:34 Sebab kamu juga telah bersimpati dalam belenggu-belengguku dan kamu 
telah menerima jarahan yang menjadi milikmu dengan sukacita, karena mengetahui 
bahwa dalam dirimu sendiri memiliki harta benda yang lebih baik dan yang 
tinggal tetap di surga.

KJV
Heb 10:34 For ye had compassion of me in my bonds, and took joyfully the 
spoiling of your goods, knowing in yourselves that ye have in heaven a better 
and an enduring substance. 
____________________________________________________________
POKOK DOA

1. Doakan orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus agar tetap setia pada iman 
mereka dalam keadaan apa pun.

2. Bersyukur atas orang-orang yang berani mengakui keimanan mereka terhadap 
Tuhan Yesus di hadapan orang-orang yang belum percaya Yesus. Kiranya pengakuan 
itu menjadi berkat untuk semua orang.

3. Untuk setiap orang yang belum percaya pada Tuhan Yesus. Doakan agar mereka 
membuka hati, percaya, dan mengakui bahwa Yesuslah Tuhan yang telah 
menyelamatkan dan menebus dosa manusia.
_________________________________________________________
STOP PRESS

PENDAFTARAN PESERTA KELAS DIK PERIODE JANUARI/FEBRUARI 2011

Puji Tuhan hanya oleh anugerah dan kemurahan-Nya PESTA kembali membuka kelas 
diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Dalam kelas DIK ini Anda dapat 
mempelajari berbagai topik utama (doktrin) iman Kristen, antara lain: 
penciptaan, manusia dan dosa, rencana keselamatan dan penebusan melalui Yesus 
Kristus, serta hidup baru dalam Kristus. Kelas DIK merupakan kelas wajib yang 
harus diikuti oleh setiap peserta baru sebelum mereka mengambil kelas-kelas 
PESTA yang lain.

Jangan lewatkan kesempatan baik ini, segeralah mendaftar jika Anda tertarik 
untuk memperdalam kesungguhan kita mengikut Tuhan. Berikut adalah alamat kontak 
untuk mendaftar: ==> < kusuma(at)in-christ.net >

Jika Anda sudah pernah mengikuti kelas DIK, kami juga mengundang Anda untuk 
membagikan informasi ini ke teman-teman yang lain.

Kami juga menyediakan modul DIK untuk bisa Anda download jika Anda ingin 
mempelajarinya lebih dahulu: ==> http://pesta.sabda.org/dik_sil 
============================================= 
From: "Kisah" <ki...@sabda.org> 

Edisi 203 -- Paman Max yang Kikir

PENGANTAR

Shalom,
Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya. Begitu mungkin salah satu 
hikmah yang bisa kita dapatkan seusai membaca kesaksian "Paman Max Yang Kikir" 
pada publikasi KISAH edisi kali ini. Hikmah lain yang mungkin bisa kita 
dapatkan adalah bahwa kasih itu memberi; kasih perlu diekspresikan dalam 
tindakan.

Bertepatan dengan hari Natal yang sudah mendekat, mungkin saat inilah waktu 
yang pas untuk merenungkan -- tindakan kasih apakah yang dapat kita tunjukkan 
kepada orang lain pada momen Natal kali ini? Hal ini layak untuk dipikirkan dan 
ditindaklanjuti mengingat pada momen Natal, Elohim sendiri telah menunjukkan 
tindakan kasih-Nya bagi kita dengan cara mengutus Putra Tunggal-Nya 
berinkarnasi ke dunia fana.

Selamat menikmati sajian publikasi Kisah edisi kali ini. Tuhan memberkati.

Redaksi tamu KISAH,
Wilfrid Johansen
http://kekal.sabda.org
http://fb.sabda.org/kisah
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

PAMAN MAX YANG KIKIR
Ketika berusia sebelas tahun saya merasa Paman Max (dilafalkan "Mox" di 
keluarga kami) adalah orang teraneh yang pernah ada. Max Maegdefessel menikah 
dengan Bibi Gustie sejak zaman dahulu kala dan ia bukanlah paman favorit saya. 
Mungkin penyebabnya adalah karena karena foto dirinya sebagai tentara Prusia 
yang dipajang di rumah mereka. Dengan kumis, jenggot, rambut abu-abunya yang 
terpotong cepak, ia terlihat seperti seorang pemimpin tentara musuh yang 
memimpin tentaranya untuk menghancurkan lawan dalam peperangan.
Atau, mungkin karena saya terlalu sering dipaksa menonton Gesangverein karya 
Richard Wagner, yang beberapa pemainnya sangat mirip dengan Paman Max. 
Mereka berdiri bersama di panggung sambil menyemprotkan ludah, meneriakkan 
lagu-lagu yang terdengar sangat bodoh di telinga saya.

Tetapi, yang paling menyebalkan dari diri paman Max adalah sifat kikirnya. 
Ketika kami berkunjung ke rumah Bibi Gustie di hari Natal dan menyanyikan 
lagu-lagu Natal di sekeliling Tannenbaum (pohon Natal) yang bertaburkan cahaya 
lilin, saya tahu bahwa Paman Max telah pergi ke penjual pohon cemara pagi itu 
untuk membeli pohon yang tersisa. 
Biasanya ia dapat membeli pohon hanya dengan membayar satu koin. Hadiah untuk 
kami adalah cokelat berbentuk koin yang dibungkus dengan kertas emas, yang jika 
dinilai dari rasanya yang aneh, mungkin telah dibeli setidaknya satu tahun yang 
lalu setelah diskon Natal.

Tetapi, Paman Max juga memiliki sebuah keterampilan. Ia adalah seorang pandai 
besi. Karena tidak memiliki pekerjaan ketika masa depresi, ia membuat berbagai 
benda sesuai pesanan. 
Benda-benda tersebut meliputi alat-alat seperti spiral yang terbuat dari pipa 
tembaga, yang katanya ada hubungannya dengan larangan untuk merokok di Amerika. 
Ia pun pernah membuat sebuah patung kecil berbentuk bintang untuk grup Eastern 
Star yang diikuti oleh istrinya. 
Saya dan kedua kakak laki-laki saya adakalanya mengendap-endap ke ruang bawah 
tanah yang bau asap rokok untuk melihat ia bekerja. Ia menggunakan celemek dari 
kulit, kacamata bulatnya yang memantulkan lampu meja, dan berbagai alat seperti 
palu dan tatakan. Sepertinya tidak ada lagi yang ia perhatikan selain 
pekerjaannya.

Pada hari Natal yang berbarengan dengan ulang tahun pernikahan ke-15 orang tua 
saya, Paman Max dan Bibi Gustie datang berkunjung. Di malam sebelum Natal, 
setelah makan malam besar dan kebaktian, saya dan saudara-saudara saya mulai 
menyanyikan lagu-lagu Natal, lalu kami bergegas membuka hadiah-hadiah. Setelah 
itu, Paman Max berkata bahwa ia memiliki hadiah bagi orang tua saya. Prosesi 
pemberian hadiah dilakukan dengan ritual megah, termasuk sebuah lagu yang ia 
nyanyikan. Saya tidak berani duduk tepat di hadapannya. Kemudian ia 
mempersembahkan hadiah tersebut kepada ibu saya. Ibu membuka kotak hadiah 
tersebut, mengeluarkan sebuah tas kain, membuka tali pengikatnya, kemudian 
mengeluarkan sebuah poci teh dari perak. Saat itu saya dan segenap keluarga 
hanya bisa terperangah melihat poci tersebut.

Kami mengagumi hadiah tersebut, poci yang halus tersebut tampak berkilauan 
diterpa cahaya pohon Natal. Ketika Ibu dan Bibi masuk ke dapur untuk mencuci 
piring, Ayah dan paman duduk di kursi untuk berbincang-bincang. Saya 
meninggalkan mainan kereta yang sedang saya mainkan dan bergegas pergi ke arah 
rak kayu untuk melihat poci teh pemberian paman tersebut diletakkan. Bentuknya 
persegi enam. Tempat air, corong, dan pegangannya masing-masing dihiasi oleh 
enam keping uang logam. 
Saya sadar bahwa Paman Max pasti harus mempersiapkan bentuk khusus untuk setiap 
bagian poci tersebut. Ia harus memastikan bahwa setiap bagian yang dihiasi uang 
logam harus dibentuk dengan tepat, kemudian secara hati-hati 
disambung-sambungkan agar poci tersebut terlihat dibentuk dari sebongkah perak 
utuh.

Saya melirik ke Paman Max, yang sekarang telah mendengkur lembut di kursinya. 
Saya yakin ia pasti menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengerjakan poci 
tersebut. Ia pasti harus menyisihkan waktunya yang berharga di antara berbagai 
pesanan alat penguap, trompet, maupun benda-benda lainnya. Saya memperoleh 
pelajaran yang berharga malam itu. Paman Max dan Bibi Gustie dengan cara mereka 
sendiri telah berhasil memberikan hadiah kepada orang lain dan meluangkan waktu 
mereka, sekalipun paman sudah tidak memiliki pekerjaan selama beberapa tahun. 
Dan paman Max melakukannya dengan satu-satunya cara yang ia tahu: menabung, 
mencari diskon, dan ya... mencari pohon Natal sisa.

Saya merasa malu sendiri saat melihat Paman Max. Cahaya api terlihat 
berkerlap-kerlip pada rantai jam di perutnya yang naik turun karena 
dengkurannya yang damai. Walaupun ia telah lama tiada, tetapi kenangan akan 
Paman Max masih tetap ada bersama poci teh yang tersimpan di lemari ibu, 
mengingatkan saya pada hal-hal terpenting, tentang kebahagiaan yang sederhana, 
dari hadiah buatan sendiri yang diberikan oleh seseorang yang rela berkorban. 
Tetapi, terlebih penting lagi, ia mengingatkan saya kepada Kristus yang 
perayaan kelahiran-Nya mengingatkan kita untuk "Berhenti menilai seseorang dari 
penampilannya."

Diambil dari:
Judul buku: Guideposts Bagi Jiwa: Kisah-kisah Iman Natal
Judul asli buku: Guideposts for The Spirit: Christmas Stories of Faith
Penulis: Richard H. Schneider
Penerjemah: Mary N. Rondonuwu
Penerbit: Gospel Press Batam, 2006
Halaman: 13 -- 17
______________________________________________________________________

"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak 
laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Elohim 
menyertai kita. (Matius 1:23)
< http://alkitab.sabda.org/?Matius+1:23 >
-----------------------------------------------------------
KS-ILT
Mat 1:23 "Lihatlah, seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang 
Putra, dan mereka akan menyebut Nama-Nya: Imanuel," yang diterjemahkan artinya: 
Elohim beserta kita.

KJV
Mat 1:23 Behold, a virgin shall be with child, and shall bring forth a son, and 
they shall call his name Emmanuel, which being interpreted is, God with us. 
______________________________________________________________________
POKOK DOA

1. Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam 
perkara-perkara besar. Bersyukur atas pengalaman paman Max yang telah 
memberikan inspirasi untuk kita agar tetap setia dalam segala perkara.

2. Berdoa untuk setiap orang yang sedang bergumul dan bertekun dalam 
mengerjakan suatu hal. Doakan agar mereka tetap berpengharapan dalam Tuhan 
Yesus dan apa yang menjadi pergumulan mereka segera dapat dijawab.

3. Berdoa agar setiap kita mempunyai cara pandang seperti cara pandang Yesus, 
sehingga kita tidak menilai orang lain hanya berdasar pada penampilan luarnya 
saja.
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Novita Yuniarti
Redaksi tamu: Wilfrid Johansen
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/kisah
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org
Facebook KISAH: http://fb.sabda.org/kisah
Twitter KISAH: http://twitter.com/sabdakisah
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
Anda terdaftar dengan alamat email: pt...@indosat.net.id
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 Kisah / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati 

Reply via email to