YESUS DAN POLA MAKAN 

"Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. . . . dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat." (Matius 6:11,13)

 

Bulan April adalah bulan peringatan Paskah. Paskah bertemakan 'Anugerah
Allah dalam Penyelamatan Manusia,' baik pada masa Perjanjian Lama
(Penyelamatan fisik Israel dari perbudakan Mesir) maupun masa Perjanjian
Baru (penyelamatan spiritual umat Manusia dari perbudakan dosa).

Dalam rangka peringatan Paskah ada baiknya kita merenungkan apakah kiranya
yang akan dikatakan oleh Yesus mengenai pola makan untuk menjadi konsumsi
tubuh manusia masakini yang telah diselamatkan? Ini perlu difikirkan karena
situasi makanan manusia pada masakini banyak yang menimbulkan ekses tidak
sehat, baik makanan nabati (tumbuh-tumbuhan) maupun hewani (makan daging).

Pola Makan dalam Alkitab 

Dalam Alkitab Perjanjian Lama kita melihat firman Allah berbicara
berubah-ubah mengenai pola makan tergantung situasi dan kondisi alam. Semula
sejak penciptaaan atmosfir bumi sangat ideal bersifat sub-tropis karena ada
lapisan air pelindung dan makanan yang dianjurkan adalah 'tumbuh-tumbuh-an'
(Kej.1:29;3:18) karena manusia cukup hidup dari karbohidrat, namun setelah
banjir zaman Nuh dimana kondisi atmosfir bumi telah kehilangan lapisan
airnya, cuaca dibumi meningkat dan radiasi matahari lebih banyak masuk ke
bumi. Ini menyebabkan manusia mengalami kelemahan tubuh dan umurnya pendek
sehingga disuruh 'makan daging' agar memperoleh protein (Kej.9:3). Pada masa
Musa dimasa hukum ritual sangat ditekankan oleh para pemimpin agama mulailah
'dibedakan antara makanan haram dan halal' (Im.11; Kel.4:3-22).

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kita melihat bahwa Injil anugerah telah
menggantikan dan menyempurnakan ritual taurat dan agama amal baik PL dan
mulai terlihat pergeseran dalam pola makan. Yesus pada prinsipnya tidak lagi
membedakan antara makanan yang halal maupun haram karena yang menajiskan
bukan lagi yang masuk ke dalam mulut tetapi yang keluar dari mulut
(Mat.15:11) dan Yesus sendiri sehari-hari makan roti, daging domba dan ikan
(Mrk.14:12-18; Mat.10:33-37;14:13-21; Yoh.21:1-14; Luk.24:41-43). Perubahan
pola makan itu bersangkut paut dengan perubahan agama amal baik didasarkan
taurat pada masa PL dan masa PB Tuhan Yesus membebaskan manusia dari
kebiasaan PL dan mendatangkan anugerah keselamatan dan bukan karena usaha
baik yang mendatangkan kemegahan diri manusiawi (Ef.2:8-10). Rasul Petrus
juga mendapat penglihatan mengenai dihilangkannya perbedaan antara makanan
haram dan halal (Kis.10:10-16). Paulus menyebutkan bahwa tidak ada makanan
yang haram untuk dimakan asalkan dimakan dengan syukur (1Tim.4:3-5).

Namun perkembangan dunia telah mendatangkan berbagai penyakit yang
disebabkan pola makan yang salah. Selama ribuan tahun pola makan nabati +
hewani menjadi konsumsi manusia tanpa ada dampak berarti, namun revolusi
industri diabad 18 telah menyebabkan situasi atmosfir yang berbeda drastis
dengan adanya kandungan karbon diokida yang tinggi karena asap pabrik dan
dengan berkembangnya industri mobil maka kadar karbon dioksida diudara
meningkat dan bahkan lapisan ozon makin rusak menimbulkan pemanasan global
(global warming). Revolusi industri melahirkan materialisme dan hedonisme
gaya hidup dan manusia menjadi sangat konsumtip termasuk dalam hal makan,
ini mengakibatkan bertumbuhnya dengan drastis industri peternakan dimana
melalui bio teknologi hewan dibuat gemuk mengandung lemak lebih. Akibatnya
pola makan manusia dirusak oleh makanan yang 'enak rasanya' tetapi 'bahaya
dampaknya,' dan terjadilah berbagai-bagi penyakit baru yang membuat tubuh
manusia rentan terhadap berbagai penyakit. 

Vegetarian sebagai alternatif ? 

Dalam menghadapi situasi dunia pangan yang demikian ada sebagian orang
mempopulerkan kehidupan vegetarian (hanya makan tumbuh-tumbuhan) dengan
alasan bahwa makan nabati itu sehat sedangkan makan hewani itu tidak sehat.
Ada berbagai motivasi mengenai kehidupan vegetarian, baik bersifat
religius/ideologis maupun kesehatan. Bahkan ada yang menganggap kehidupan
vegetarian itu suci (yang lain tidak) dan bahkan ada yang memegahkan diri
sebagai kelas elit dengan menyebut diri sebagai 'clean people' (yang lain
unclean). Bagaimana kira-kira Tuhan Yesus memberikan pandangannya akan
situasi pangan masakini yang dulu belum dihadapi dimasa hidup Yesus? 

Sekalipun ada yang menyebut makan tumbuh-tumbuhan adalah suci dan bersih,
kondisi dilapangan dalam situasi atmosfir bumi masakini tidaklah seideal
pandangan pada masakini yang berpandangan hitam-putih seakan-akan makanan
nabati itu putih dan makanan hewani itu hitam, makanan nabati pada masakini
sama ada bahayanya dengan yang dihadapi makanan hewani. Hujan asam banyak
jatuh diladang pertanian dan radiasi nuklir juga mempengaruhi atmosfir
dibeberapa lokasi reaktor nuklir, apalagi serangan hama juga merupakan
masalah yang menyakitkan tumbuh-tumbuhan. Belum lagi pengolahan pangan
nabati yang dikomersielkan seperti membuat tahu dengan pengawetan formalin
dan pewarna buatan. Tidak semua tanaman baik bagi kesehatan kalau dimakan
berlebihan karena ada tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan bisa mendatangkan
kelebihan glukosa yang berpotensi mendatangkan dibetes, dan ada juga yang
mendatangkan kelebihan asam urat. Tembakau atau kopi juga tidak sehat kalau
dikonsumsi berlebihan, apalagi yang termasuk jenis narkotika. Menurut studi
yang dilaporkan 'Journal of Agricultural And Food Chemistry' baru-baru ini
(2011) disebutkan bahwa vegetarian akan mengalami 'lower body weight, lower
high blood pressure, less cholesterol,' tapi juga 'increased risk of
cardiovasculer diseases.'

Dari situasi tumbuh-tumbuhan yang demikian, dapat dikatakan tidak ada yang
bisa mengikuti vegetarianisme secara konsekwen. Ada yang menganut vegetarian
tapi menolak kopi dan teh, ada yang masih makan telur, susu, dan ada yang
makan ikan' disamping penganut religius Yahudi dan sekte yang mengikutinya
yang mengikuti larangan makanan najis dalam taurat PL (Im.11; Kel.14:3-22).
Sebaliknya sekalipun makanan hewani banyak yang mendatangkan penyakit,
banyak yang sebenarnya dibutuhan oleh manusia seperti protein dalam daging
dan omega-3 dalam ikan. 

Makanlah Secukupnya 

Sekalipun Yesus tidak menubuatkan soal pola-makan untuk masakini, setidaknya
kita bisa mendengarkan doa Tuhan Yesus seperti yang ditulis di awal renungan
ini, yaitu kata kunci 'cukup makan sehari-hari.' Kita tidak salah kalau kita
makan segala jenis makanan asalkan cukup, dan kata kunci lainnya adalah doa
kepada Bapa agar 'jangan membawa ke dalam pencobaan dan melepaskan dari yang
jahat.' Kalau kita sudah tahu banyak makanan sengaja diternakkan demi
kelebihan lemak dan berat, kita jangan mudah tergoda karena makanan demikian
kadar kolesterolnya tinggi. Bila seseorang dapat hidup dengan secukupnya
tentu ia akan aman dan tidak mudah terserang penyakit sebab pola makan masa
Yesus tidak bisa dilepaskan dengan pola gerak pada masa itu. Yesus dan para
rasulnya banyak berjalan, maka mengendarai mobil pada masakini tanpa latihan
gerak juga merupakan pencobaan bagi kesehatan tubuh. Rasul Paulus
menasehatkan kita agar kita menjadi 'prajurit, olahragawan, dan petani,'
ketiganya adalah pekerjaan yang mengeluarkan banyak keringat dan tentu
mendatangkan kesehatan.

Berdasarkan kenyataan itu maka pola makan kristiani yang sehat tentulah
kalau ia makan segala macam makanan tetapi dengan berjaga-jaga, karena itu
makanlah dengan cukup, makanlah secara selektif (diet) agar tidak tergoda
makanan berbahaya dan jahat (a.l. dengan kadar glucosa dan lemak tinggi).
Karena:

"Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang
diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang
percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Karena semua yang diciptakan
Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan
ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh
doa." (1Tim.4:3-5).

Dibalik itu semua, hidup secukupnya tidak hanya perlu diarahkan untuk
kesehatan diri sendiri saja tetapi kita harus memikirkan kesehatan
lingkungan dimana kita tinggal, ini termasuk mengkonsumsi makanan secukupnya
agar dapat membagikan kelebihannya kepada sesama, secukupnya
menggunakan/memasang AC dan mengkonsumsi bahan bakar mobil, secukupnya
bepergian dan penggunaan sumber daya alam lainnya, dan secukupnya
menggunakan energi terutama yang tidak terbaharukan agar kita dapat
mewariskan lingkungan hidup yang asri yang cukup menghidupkan dengan sehat
generasi berikutnya.

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org)

 

Kirim email ke