ng... jadi inget cerita tentang sang Nenek Pemungut Daun yang diceritakan dalam buku 'Rindu Rasul' tulisan Jalaludin Rahmat. begini ceritanya:
Kisah Nenek Pemungut Daun Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Baginda Muhammad saw. Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya." Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu. "Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya." Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya? merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw? _____________ Diketik ulang dari buku "Rindu Rosul", karangan Jalaluddin Rakhmat, penerbit Rosda Bandung,? hal 31-33. cetakan pertama September 2001. ----- Original Message ----- From: Arland To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 08, 2007 1:14 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Memuji Rasulullah Belebihan Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah.... Wassholatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa'ala 'alihi washohbihi wamanwalah. (Shalawat dan Salam atas Baginda Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya) Pertama, saya sangat bermohon maaf pada syarifah, bilamana terdapat kata-kata saya yang menyinggung hati anda. karena saya sangat ingat pesan Baginda : siapa yang menyakiti hati fatimah (dan keturunannya) berarti ia juga menyakiti hatiku. Oleh karena itu sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana sebelumnya ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan syarifah. Salah seorang guru saya juga Al-Kaff, namanya Al-Habib Hamid Al-Kaff, pimpinan Ponpes Al-Haromain-AsSyarifain di Cibubur Jkt, dulunya beliau dari pekalongan, mungkin masih famili atau paling tidak ayah anda mengenalnya. Karena biasanya kalau dari Ahlul-bait Rasulullah SAW, mereka saling mengenal karena mereka punya semacam peta silsilah seperti diagram, disana dapat diketahui, keluarga anda termasuk nasab keturunan yang keberapa dari Rasulullah SAW. Biasanya di abad ini kira-kira masih sekitar keturunan ke 40-50. semuanya bermuara pada Saydina Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW. Dan kebanyakan mereka dari Hadramaut, itu adalah negara Yaman sekarang, kebanyakan mereka memang dari sana terutama semenjak digusur dari Makkah dan Madinah saat ke-2 kota itu di Invasi keluarga Su'ud yang mendirikan negara Saudi Arabia tahun 1900-an. Salam ta'dzim saya buat ayahanda anda. Mengenai dalil membaca shalawat 1000X atau lebih, saya fikir kita tidak begitu perlu lagi mengenal batasan, karena shalawat itu dianjurkan sebanyak-banyaknya, boleh 1000 boleh 2000 atau berapa saja sesuai kesanggupan kita. Jadi semakin banyak kita sempat membacanya, maka itu akan semakin baik dan memiliki nilai pahala tersendiri. Jadi menurut pendapat saya, itu bukan suatu yang berlebih-lebihan dalam memuji Rasulullah SAW, itu bagian dari ibadah sunnah. Mengapa dalam sholat wajib ; rakaatnya tidak boleh dilebihkan, sedangkan shalawat boleh sebanyak-banyaknya sesuai kesanggupan? Ya karena shalat wajib itu sudah ditentukan baik dari tatacara maupun jumlah rakaatnya. Sedangkan shalawat dianjurkannya sebanyak-banyaknya. Lain halnya dengan sholat sunnah (terutama sholat sunnah mutlak) itu boleh dilakukan berapa rakaat saja sesuai kesanggupan. batasannya adalah waktu-waktu yang dilarang sholat, seperti ba'da shubuh, gelincir matahari dan ba'da ashar. adapun anjuran sesuai yang ada di hadits, kalau sholatnya malam hari dianjurkan setiap 2 rakaat-salam, tapi kalau di siang hari boleh setiap 4 rakaat-salam. Sama halnya bilamana kita melakukan tawaf sunnah, boleh dilakukan sesuai kesanggupan kita, asalkan setiap kali tawaf jumlahnya 7 putaran. Tapi kalau tawaf wajib yang berhubungan dengan rukun-rukun haji dan umrah, itu tidak boleh ditambah-tambahkan lagi karena sudah diatur dari sananya, padahal umrah itu kan termasuk ibadah sunnah, tapi ketika kita melakukan tawaf yang bersifat rukun umrah, maka tidak boleh lebih dari satu tawaf sejumlah 7 putaran. Tapi jika mau melakukan tawaf sunnah boleh dilakukan sebanyak-banyaknya sesuai kesanggupan asalkan batasannya adalah satu tawafnya itu 7 putaran. Maka dari itu, kalau kita sempat memandangi ka'bah, disana dari mulai shubuh hingga malam hingga shubuh lagi, orang yang bertawaf itu tak pernah henti-hentinya, setiap saat pasti ada saja orang yang bertawaf, baik yang menggunakan pakaian ikhram maupun pakaian biasa, dan mereka yang menggunakan pakaian biasa umumnya melakukan tawaf sunnah yang memang dianjurkan sebanyak-banyaknya dan semampunya. Bahkan menurut riwayat, kalaupun tak ada lagi manusia yang bertawaf, maka Allah akan mengirimkan malaikatnya untuk bertawaf mengelilingi ka'bah. Begitu juga tentang shalawat, dianjurkan sebanyak-banyaknya sesuai kesanggupan. Malahan dari riwayat yang pernah saya baca, seandainya di muka bumi ini dalam satu saat/detik saja, tak ada lagi makhluk/hamba Allah yang berzikir dan bershalawat lagi, maka malaikat-malaikat pemikul arasy, akan melepaskan pikulannya, yang akhirnya permukaan bumi ini akan tertimpa arasy yang jatuh dari atas langit. Begitulah kira-kira kehebatan zikir dan shalawat atas Nabi SAW. Demikian kira-kira pemahamannya mengapa terkadang banyak orang membaca shalawat dan zikir sampai sekian ribu dsb, sambil melakukan pekerjaan apa saja, bukan berarti mereka mengabaikan menuntut ilmu dengan membaca buku-buku agama, tapi karena memang situasinya ga memungkinkan untuk belajar, misalnya kondisinya lagi membawa kendaraan dsb. Akhirnya diskusi sementara ini kita pending dulu, karena ibu y4tie yang melempar artikel, ternyata tidak bersedia menjawab pertanyaan2 saya. Mohon maaf bila ada kata yang tidak berkenan. Salam, Arland-Jkt. ----- Original Message ----- From: Cut Mhutia Alkaff To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Friday, December 07, 2007 1:35 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Memuji Rasulullah Belebihan 1. Afwan nih... kan anda yang melakukan baca shalawat 1000X?? apa berdasar tuntunan?? koq malah nanya saya sih... saya belum pernah tuh baca shalawat pe 1000 x gitu.. pernah sih baca dalam buku2 kumpulan shalawat tapi saya ga tau persis berdasarkan dalil atau tidak.. 2. Nasab saya dari ayah memang Alkaff, katanya turunan dari Yaman. Tapi kalo keturunan Fatimah Azzahrah atau bukan, wallahu'alam.. saya takut malu2-in and ga PEDE juga ngaku2 gitu... Afwan kalo kurang berkenan. Salam On 12/6/07, Arland <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Salam, Kita jangan membicarakan masalah sholat dulu, kalau masalah itu mah dah jelas, karena itu ibadah makhdhoh. Sekarang yang lagi dibicarakan adalah masalah shalawat 1000 X, dan yang membacanya lagi diperjalanan diatas kendaraan. Setahu anda, berapa banyak batasan membaca shalawat saat kondisi seperti itu? Apakah haram hukumnya (karena berlebih-lebihan dalam memuji Rasulullah Saw) bilamana menurut anda tidak ada tuntutan membaca shalawat 1000X di atas kendaraan ? Lalu, lebih baik mana membaca shalawat 1000X daripada mendengarkan musik rock? Mohon dijawab dengan jelas dulu, agar masalahnya gak kabur kemana-mana. kedua, Melihat nama anda yang memakai Al-Kaff, setahu saya ini adalah salah satu nasab keturunan Rasulullah dari jalur Fatimah Az-zahra. Nama anda adalah salah satu gelaran habaib dari hadramaut, kalau wanita anda termasuk salah satu syarifah. Apakah benar ? Allohumma sholli ala sayyidina Muhammad, wa 'ala ALIHI Washohbihi Wasallim. (1000X) Salam, Arland-Jkt. ----- Original Message ----- From: Cut Mhutia Alkaff To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 06, 2007 12:03 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Memuji Rasulullah Belebihan .