*Al Quran Ditembak Bush Minta Maaf*

*TEMPO Interaktif*, *Baghdad*: Presiden Amerika Serikat George W. Bush
meminta maaf atas aksi seorang penembak jitu Amerika yang menembak kitab
suci umat Islam Al Quran. Juru bicara Bush mengatakan, presiden meminta maaf
saat telewicara dengan Perdana Menteri Nouri al-Maliki, Senin lalu.

Al-Maliki mengatakan pada Bush, aksi yang dilakukan tentara Amerika itu
telah membuat kecewa dan marah rakyat dan pimpinan Irak. "Dia (Bush) meminta
maaf, dan mengatakan akan menangani masalah ini dengan serius," ujar juru
bicara Gedung Putih Dana Perino. "Kami khawatir dengan reaksi (dari Irak).
Kami ingin mereka memahami bahwa presiden tahu hal itu salah."

Ini adalah level tertinggi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pejabat
Amerika untuk meredam kemarahan atas insiden penembakan Al Quran tersebut,
terutama di antara kaum Arab Suni yang telah menjadi sekutu kunci Amerika di
Irak.

Militer Amerika mengatakan, mereka telah mengambil tindakan disiplin atas
penembak jitu tersebut, dan memindahkannya dari Irak. Sang penembak jitu
ketahuan menggunakan Al Quran sebagai sasaran latihan menembaknya pada 9 Mei
silam di wilayah kaum Suni, di barat Baghdad.

Kitab suci itu ditemukan dua hari kemudian oleh seorang warga Irak dengan 14
lubang peluru yang menembusnya. Ada corat-coret pula di atas Al Quran
tersebut. Meski kantor perdana menteri Al-Maliki mengatakan presiden Bush
telah berjanji akan menyidangkan tentara tersebut, namun Dana Perino tak
menyebutkan apakah janji itu benar adanya.

Kabinet Irak mendesak Amerika menjatuhkan hukuman terhadap penembak jitu
tersebut dan memperingatkan agar hal tersebut tak terjadi lagi di masa
depan. Mereka juga meminta para komandan tentara Amerika mengajarkan
prajuritnya untuk menghormati kepercayaan penduduk Irak.

Khalaf al-Elyan, seorang anggota parlemen senior mengatakan penembak jitu
itu harus dihadapkan ke pengadilan. "Ini kasus yang berbahaya. Selama ini
kami diam dan menerima pembunuhan anak-anak kami, penghancuran rumah kami,
dan pencurian uang kami, tapi kami tak bisa terima penghinaan terhadap kitab
suci Al Quran," ujarnya.

AP|JULI

Reply via email to