^_^
Seorang kawan heran kenapa dulu tidak bisa sesabar yang dia lakukan hari-harinya belakangan. Coba kalau dia seperti sekarang, insya Allah dia tidak harus berpisah dengan keluarganya. Dia merasa dia hanya hanya punya kesusahan-kesusahan, dia sempat stress tapi setelah dia merenung suatu malam, dia menemukan jawaban akhir yang dia tidak bisa bantah lagi yaitu tiada Tuhan selain Allah Swt. Ah, memang semua ini baliknya ke Allah Swt. Manusia hanya merencanakan sedangkan Allah Swt yang Maha Menentukan. Barusan aku lihat dia menangis sehabis sholat Maghrib. Dia cerita kalau dia baru saja ajak anaknya jalan-jalan dan ajak anaknya makan setelah dibelikan celana panjang. Sepertinya dia menyesal apa yang sudah dia lakukan dulu. Memang mungkin bukan salah dia sepenuhnya tapi paling tidak dia juga punya andil hingga terjadi perpisahan ini. Dia berharap bisa balik lagi seperti dulu tapi sepertinya saat ini belum memungkinkan, entah besok. Wallahu a'lam. Masih ada hari esok, dia tidak mau berkata "tidak", "belum" adalah kata yang cocok menurutnya. Sekarang belum saatnya... Aku berkata dulu guruku pernah menasehati kami bahwa waktu adalah modal kita hidup di bumi ini. Kalau kita memanfaatkan waktu kita dengan baik maka insya Allah akan berbuah ridho dan pahala dari Allah Swt, kita akan mendapatkan keuntungan yang berkesinambungan. Tapi kalau kita menyia-nyiakan waktu maka kita akan merugi di bumi dan akhirat. Dia semakin menangis mendengar ceritaku. Dia berharap dikaruniai kesempatan untuk menebus kesalahan-kesalahannya dengan memberikan yang terbaik untuk anaknya dan dia ingin menyaksikan anaknya menjadi orang yang lurus. ... Wassalam, Yusa