Title: Demokrasi dan sekularisme

Salam,
HIDUP DEMOKRASI, sambil ngusung bendera!!! Fenomena itu sering kita dengar, Lihat di TV, surat kabar ataupun disekitar lingkungan kita. Kata demokrasi tidak hanya digembar-gemborkan oleh orang-orang kafir, malah demokrasi juga sering diteriakkan oleh yang ngaku muslim dimana mereka merasa bangga dengan hal itu. seakan mereka tidak menyadari apa yang mereka sedang lakukan, mereka begitu sibuk dengan aksi meskipun tanpa memahami apa tujuan yang sebenarnya dikarenakan sebahagian dari mereka ada yang ikut-ikutan saja, Apakah sedang memperjuangkan syariat islam atau memperjuangkan maksud dan tujuan sang ilah mereka agar tercapai.

Ada juga yang sering mengatakan jika kita ingin hidup berdemokrasi seharusnya kita mensekularkan kehidupan kita tidak perduli apakah dijalan Allah atau dijalan thoghut, apakah benar satu-satunya jalan menuju masyarakat demokratis adalah mensekularkan kehidupan kita dan dari manakah asal usul sekularisme dan demokrasi itu? Sekularisme berasal ketika kegelapan bangsa-bangsa Eropa dimana akibat adanya konflik para intlektual dengan kelompok gereja, sampai akhirnya disepakatilah suatu persetujuan bahwa bangsa-bangsa Eropa mengakui keberadaan Tuhan dan didalam agama nasrani peranan Tuhan hanya di gereja saja, sedangkan masalah kehidupan kemasyarakatan dan bernegara adalah urusan pemerintah. Lalu dengan apa mereka bernegara yaitu dengan memunculkan konsep demokrasi. Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos yang berarti kekuasaan pemerintah atau kekuasaan mengilahkan rakyat, rakyat memilih rakyat tanpa peduli siapa dia yang penting ketika berdemo mengiming-iming baju kaos, uang dan berkoar-koar dengan hawa nafsunya tidak peduli apakah nantinya dia mampu membawa rakyatnya menjadi baik yang penting tercapai dulu hasratnya, jadi dalam system demokrasi yang dirancang dengan hukum-hukum tentang bernegara harus berdasarkan kesepakatan rakyat bukan atas hukum-hukum Allah.

Sementara islam sebagai diin yang telah disempurnakan Allah dimana mengajarkan hukum-hukum sebagai petunjuk dan rahmat Allah untuk seluruh aspek kehidupan manusia malah menolak, dianggapnya hanya sebagai bacaan untuk mendapatkan pahala. Seolah-olah manusia itu sudah mengerti konsep tauhid.

Nabi Muhammad saw sebagai pembawa risalah telah mencontohkan kepada kita bagaimana beliau melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum islam di Madinah sampai futuh Mekkah dan pada saat semua manusia tunduk patuh kepada diin itu. Beliau membangun masyarakat dengan dasar aqidah islam dimana semua pengikutnya berakhlak al-Qur'an serta halal dan haram sebagai standar umum dalam kehidupan.

Jadi demokrasi dasarnya adalah sekularisme, pemisahan diin dan kehidupan. Sudah pasti jika masyarakat kaum muslimin ingin hidup secara demokratis maka mereka secara pasti memisahkan diin islam yang mereka yakini dalam kehidupan mereka. Karena begitulah konsep demokrasi dimana hukum Allah dikesampingkan demi tujuan hidup sang ilah tercapai dengan membuat aturan hidup sendiri. Tentu saja hal ini telah menyekutukan diin Allah.

Apakah kita sebagai ummat islam mau meninggalkan diin yang suci ini dalam aspek kehidupan? Rasanya sebagai ummat islam akan mengatakan "tidak", Maka mari kita jauhkan demokrasi dan sekularisme dari kehidupan kita, Jauhkan kemusyrikan pada diri kita untuk kembali kepada fitrah manusia agar menjadi orang-orang yang mendapat kemenangan.

Alhamdulillah

__._,_.___

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke